tirto.id - Manusia disebut juga sebagai homo socius atau makhluk sosial. Salah satu kebutuhannya adalah melakukan sosialiasi dengan lingkungannya.
Untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar, mau tidak mau, seseorang mesti menjalani proses sosialisasi tersebut.
Tanpa ruang sosial, manusia tak bisa memenuhi dorongan dasar untuk berinteraksi satu sama lain. Maka itu, proses sosialisasi juga menjadi salah satu topik kajian dalam ilmu sosiologi.
Dilansir dari laman BC Campus, dalam studi sosiologi, definisi sosialisasi adalah proses seseorang mempelajari norma dan keyakinan dari masyarakat tempatnya hidup. Melalui proses sosialisasi, manusia dapat memahami nilai-nilai bermasyarakat dan harapan sosial dari orang di sekitarnya.
Karena sosialisasi adalah suatu proses, maka ia terjadi dengan dinamis dan berlangsung sepanjang hayat. Seiring berjalan waktu, kepribadian seseorang akan berkembang sesuai dengan nilai-nilai yang ia terima dari lingkungannya.
Oleh karena itu, sosialisasi erat kaitannya dengan kepribadian individu. Namun, sebelum sampai bagaimana sosialisasi dapat mempengaruhi kepribadian seseorang, perlu diketahui terlebih dahulu tujuan dan macam-macam dari proses sosialisasi itu
Tujuan-tujuan Sosialisasi
Dalam uraian "Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian", Elly Malihah dari Universitas Pendidikan Indonesia mengutip Bruce J. Cohen mengenai sejumlah tujuan sosialisasi adalah sebagai berikut:
- Mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan seseorang untuk menjalani kehidupannya.
- Membekali kemampuan komunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuan berbicara, menulis, dan berbicara
- Mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan introspeksi diri yang tepat.
- Membiasakan individu dengan nilai-nilai dan kepercayaan yang berkembang di masyarakat.
- Membentuk sistem perilaku melalui pengalaman yang dipengaruhi oleh watak pribadi seseorang, serta bagaimana ia bereaksi terhadap pengalaman itu untuk proses pendewasaannya.
Macam-macam Sosialisasi
Kemudian, sosialisasi terjadi dalam dua macam jenis, menurut Robert M. Lawang, yakni sebagai berikut.
Pertama, Sosialisasi Primer. Proses sosialisasi primer ini terjadi saat usia belia, ketika seseorang masih dalam usia balita.
Kedua, Sosialisasi Sekunder. Selepas sosialisasi primer, seseorang menjalani sosialisasi sekunder, mulai dari usia empat tahun yang terus berlangsung hingga sepanjang hayatnya.
Tahap-tahap Sosialisasi Bentuk Kepribadian
Bagaimana sosialisasi dapat membentuk kepribadian? Dalam modul "Sosialisasi" yang diterbitkan Kemendikbud dijelaskan bahwa sosialisasi yang membentuk kepribadian individu berhubungan dengan media sosialisasi.
Media sosialisasi terbagi menjadi 5 ruang lingkup, yaitu (1) Media sosialisasi keluarga; (2) Media sosialisasi teman sepermainan; (3) Media sosialisasi sekolah; (4) Media sosialisasi lingkungan kerja; dan (5) Media sosialisasi melalui media massa.
Melalui media sosialisasi itu, seseorang akan melalui beberapa tahapan sosialisasi yang perlahan-lahan akan membentuk kepribadiannya. Tahapan proses sosialisasi tersebut terdiri dari 4, yakni sebagai berikut:
- Tahap persiapan (preparatory stage)
- Tahap meniru (play stage)
- Tahap siap bertindak (game stage)
- Tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage).
Pemahaman bahwa proses sosialisasi dapat membentuk kepribadian seseorang dipengaruhi pula oleh teori perkembangan kepribadian psiko-sosial yang dicetuskan Erik Erikson.
Dilansir dari laman Lumen Learning, Erik Erikson berpendapat bahwa kepribadian terus berubah seiring berjalan waktu, serta berkembang secara dinamis. Teori psiko-sosialnya mencakup delapan tahap perkembangan, dimulai dengan kelahiran dan diakhiri dengan kematian.
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom