tirto.id - Ada rangkuman materi qada dan qadar lengkap. Rangkuman ini dapat meningkatkan keimanan umat Islam setelah memahaminya dengan baik.
Lantas, apa itu qada dan qadar? Apa yang dimaksud dengan iman kepada qada dan qadar? Apa saja materi iman kepada qada dan qadar?
Di antara rukun iman yang wajib diyakini umat Islam adalah iman kepada qada dan qadar. Hal ini ditegaskan dalam sebuah riwayat hadis dari Umar bin Khattab Ra. sebagai berikut:
“Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan kamu beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk,” (HR. Muslim).
Rangkuman Materi Beriman kepada Qada dan Qadar
Untuk mencapai keimanan terhadap qada dan qadar dengan benar, seorang muslim di antara memerlukan penjelasan yang tepat.
Berikut ini rangkuman qada dan qadar.
Makna Beriman kepada Qada dan Qadar
Makna beriman kepada qada dan qadar berarti meyakini sepenuh hati bahwa segala ketetapan Allah SWT pasti terjadi pada semua makhluk-Nya. Keimanan pada ketentuan Tuhan meliputi tiga aspek: keyakinan batin, pengucapan verbal, dan implementasi praktis.Sebenarnya qada dan qadar memiliki sejumlah perbedaan tertentu. Qada sudah diatur oleh Allah SWT bahkan sebelum Dia menciptakan semesta berdasarkan firman-Nya dalam surah Al-Hadid ayat 22:
“Tiadalah sesuatu bencana yang menimpa bumi dan pada dirimu sekalian, melainkan sudah tersurat dalam kitab [lauh al-mahfuz] dahulu sebelum kejadiannya,” (QS. Al-Hadid [57]: 22).
Di sisi lain, qadar adalah realisasi dari qada itu sendiri. Artinya, adalah ketetapan atau keputusan Allah SWT yang memiliki sifat Maha Kuasa (qudrah dan qadirun) atas segala ciptaan-Nya, baik berupa takdir yang baik, maupun takdir yang buruk.
Jika qada itu takdir yang belum terjadi, qadar berarti terwujudnya ketetapan yang sudah ditentukan sebelumnya itu.
Macam-Macam Qadar atau Takdir
Qadar dapat dibagi menjadi dua berdasarkan sifatnya meliputi takdir mubram dan takdir muallaq.Pertama, takdir mubram adalah ketetapan Allah SWT yang tak dapat diubah, pasti, dan tak bisa diganggu gugat.
Contoh sederhana dari takdir mubram adalah semua makhluk di semesta pasti akan mati, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Ali Imran ayat 185:
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu,” (QS. Ali Imran [3]: 185).
Takdir mubram lainnya adalah ketentuan hukum alam (sunnatullah) yang terjadi di dunia, misalnya gravitasi bumi (semua benda jatuh ke bawah), kayu memiliki kemampuan berbeda dari besi, air mengalir dari hulu ke hilir, dan sebagainya.
Kedua, takdir muallaq adalah takdir yang dapat diubah melalui upaya dan kerja keras. Bagaimanapun juga, Allah SWT memberi kesempatan kepada hamba-Nya untuk berubah dan memperbaiki diri.
"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mau mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri," (QS. Ar-Ra'd [13]: 11).
Kewajiban Beriman kepada Qada dan Qadar
Iman kepada takdir, baik itu ketetapan baik dan ketetapan buruk merupakan bagian dari kesempurnaan Islam.Tanpa keimanan terhadap qada dan qadar, keislaman seseorang patut dipertanyakan. Hal ini ditegaskan salah satunya dalam Surah An-Nisa ayat 136 sebagai berikut:
"Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah, Rasul-Nya [Nabi Muhammad], Kitab [Al-Qur’an] yang diturunkan kepada Rasul-Nya, dan kitab yang Dia turunkan sebelumnya. Siapa yang kufur kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan hari Akhir sungguh dia telah tersesat sangat jauh," (QS. An-Nisa [4]: 136).
Di sisi lain terkait dengan takdir, seluruh mazhab Ahlus Sunnah sepakat bahwa mengingkari qadar termasuk kekufuran, karena itu adalah bagian dari rukun iman yang wajib diyakini.
Hikmah dan Manfaat Beriman kepada Qada dan Qadar
Ada hikmah dan manfaat bagi orang-orang yang beriman kepada qada dan qadar. Hikmah dan manfaat itu dapat dirasakan secara langsung maupun tidak.Berikut hikmah dan manfaat yang dapat dipetik dari keimanan kepada qada dan qadar:
- Dengan memahami konsep qada dan qadar yang benar, seorang muslim senantiasa optimis, berikhtiar, serta bertawakal kepada Allah SWT.
- Seseorang yang memahami qada dan qadar tidak akan berprasangka buruk, baik kepada Allah maupun kepada makhluk-Nya.
- Allah SWT menciptakan makhluknya dengan segenap kemampuan, anggota tubuh, atau kelebihan tertentu. Dengan berkah tersebut, seorang muslim diwajibkan berusaha untuk memperoleh kehidupan yang layak dan tidak berputus asa dengan rahmat Allah SWT.
- Kita menyadari bahwa manusia diciptakan berbeda-beda dan beragam. Hikmahnya adalah untuk saling mengenal dan bekerja sama.
- Setiap manusia memiliki kehendak bebas. Kendati sudah ada ketetapannya, namun ia diberi keleluasaan untuk memilih. Dari pilihannya itulah ia memperoleh balasan, baik itu balasan di dunia atau balasan di akhirat.
- Allah SWT akan memberikan berkah dan hasil yang maksimal sesuai usaha hambanya, jika ia mau berusaha.
- Mampu membedakan antara jalan yang baik dan yang buruk karena masing-masing memiliki akibat atau konsekuensinya.
- Tidak ada sesuatu sia-sia yang diciptakan Allah SWT. Dengan segala kemampuan yang sudah diberikan, manusia sepatutnya memanfaatkan potensinya untuk mencapai hal-hal yang ia inginkan.
Contoh Perilaku Beriman Qada dan Qadar
Jika seseorang memahami konsep qada dan qadar, maka ia tidak akan pasrah pada takdir, namun terus berikhtiar jika ingin meraih tujuan dan keinginannya. Bagaimanapun juga, iman kepada qada dan qadar, selain dilakukan dalam hati, juga terejawantah dalam perilaku sehari-hari.Berikut perilaku-perilaku yang dapat diterapkan sebagai buah dari keimanan kepada qada dan qadar, sebagaimana dikutip dari uraian "Beriman kepada Qada dan Qadar" yang diterbitkan Kementerian Agama RI:
- Allah tidak akan menyalahi hukum-Nya, Dia berlaku dengan adil dan sesuai dengan ketetapan yang maha bijaksana. Karena itulah, seorang muslim tidak mengeluh dan menyalahkan keadaan yang menimpanya, sesulit apa pun itu.
- Berusaha menyusun usaha dan strategi, khususnya, dalam hal pekerjaan sehingga hasilnya efektif dan efisien.
- Jika memperoleh rezeki, seorang muslim patut bersyukur. Sementara itu, jika mengalami musibah, ia bersabar.
- Salah satu cara bersyukur ketika memperoleh nikmat adalah dengan bersedekah. Sementara itu, sikap sabar adalah tidak mengeluh atau menyalahkan takdir.
Kesimpulan Materi Beriman kepada Qada dan Qadar
Kesimpulan qada dan qadar adalah pentingnya menyelaraskan ikhtiar dan tawakal. Seorang muslim tidak sepatutnya bersikap fatalis, hanya mengandalkan takdir tanpa usaha.
Di sisi lain, juga tidak boleh merasa segala sesuatu bergantung pada usahanya sendiri tanpa mengingat kekuasaan Allah. Oleh sebab itu, menjaga keseimbangan antara berusaha dan berserah diri kepada Allah seyogianya dilakukan umat Islam.
Penyelaras: Syamsul Dwi Maarif
Masuk tirto.id







































