tirto.id - Keteladanan Ashabul Kahfi yang melibatkan tujuh orang pemuda mengandung bermacam-macam hikmah. Simak kisah teladan Ashabul Kahfi dan hikmahnya di dalam artikel ini.
Pada 1963, Arkeolog Yordania Rafiq Wafa Ad-Dajani menemukan sebuah gua yang berlokasi sekitar delapan kilometer dari Amman. Gua tersebut memiliki ciri yang sama dengan gua yang diterangkan dalam surah Al-Kahfi ayat 17.
Gua temuan Rafiq Wafa Ad-Dajani itu merupakan sisa-sisa dari peninggalan sejarah dari kisah Ashabul Kahfi. Di dalam gua tersebut ada 7-8 kuburan, gambar anjing, dan tulisan Yunani Kuno.
Kisah Singkat Ashabul Kahfi Singkat
Al-Qur'an mengabadikan kisah Ashabul Kahfi dalam salah satu nama surah, yaitu Al-Kahfi. Kisah ini menceritakan sekaligus memberikan pelajaran penting kepada umat Islam, misalnya tentang pentingnya iman kepada Allah SWT.
Dalam "Kisah Teladan Ashabul Kahfi" terbitan Kementerian Agama RI, kisah Ashabul Kahfi menceritakan para pemuda beriman yang hidup di pemerintahan raja zalim di Aphesus, Romawi. Nama raja tersebut adalah Diqyanus.
Pada masa itu, raja dan rakyat di bawah pemerintahannya menganut ajaran pagan yang menyembah berhala. Suatu ketika, sang raja mendengar bahwa ada tujuh pemuda yang tidak mengikuti kepercayaannya.
Oleh karena itu, Raja Diqyanus marah dan memanggil kelompok pemuda tersebut. Raja berusaha menanggalkan keimanan pemuda serta ingin mengganti keyakinan mereka agar segera menyembah berhala.
Akan tetapi, semua pemuda menolak dengan lantang dan kabur meninggalkan kota Aphesus. Mereka memohon perlindungan kepada Allah SWT sambil berlari ke arah sebuah gua di suatu bukit.
Kemudian, mereka menjadikan lokasi tersebut sebagai tempat persembunyian. Selama masa pelarian ini, terdapat seekor anjing bernama Qitmir yang menemani para pemuda.
Atas izin Allah SWT, tujuh pemuda dan seekor anjing ini tertidur selama 309 tahun di dalam gua. Setelah tiga abad terlelap, mereka terbangun lagi ketika raja zalim Diqyanus sudah wafat dan kota Aphesus dipimpin oleh raja yang beriman kepada Allah SWT.
Ketika bangun, tak seorang pun dari yang menyadari bahwa diri mereka sudah tertidur dalam waktu ratusan tahun. Saat mengetahui bahwa mereka sudah mengalami keanehan sebagai bukti kebenaran Allah SWT, para pemuda berdoa.
"Ya Allah, dengan kebenaran yang telah Kau perlihatkan kepada kami tentang keanehan-keanehan yang kami alami sekarang ini, cabutlah kembali nyawa kami tanpa sepengetahuan orang lain!"
Allah SWT telah menunjukkan kebenaran melalui kisah Ashabul Kahfi. Para pemuda yang tahu kebenaran ini hanya meminta untuk segera dicabut nyawanya, tanpa perlu orang lain tahu.
Keteladanan Kisah Ashabul Kahfi
Berdasarkan kisah Ashabul Kahfi, terdapat sejumlah keteladanan yang bisa peserta didik petik. Mengutip artikel tulisan Rahmansyah dkk. di jurnal Edu-Religia (Vol. 3, No. 4, 2019), berikut daftar keteladanan kisah Ashabul Kahfi.
1. Nilai Akidah
Kisah Ashabul Kahfi menjelaskan bahwa iman dan akidah merupakan hal penting yang harus diperjuangkan. Kendati mendapatkan ancaman pembunuhan dan dipaksa meninggalkan keimanan, tujuh pemuda tetap mempertahankan iman serta akidahnya.2. Nilai Akhlak
Kisah teladan Ashabul Kahfi mencakup nilai akhlak seperti kejujuran, konsistensi (istikamah), tawakal, ikhtiar, dan lainnya. Dalam kisah di atas, Raja Diqyanus mengancam untuk membunuh siapa pun yang tidak menganut ajaran pagan.Sementara ketujuh pemuda tetap jujur menyampaikan bahwa mereka beriman kepada Allah SWT. Mereka menyelamatkan diri serta memperoleh rida Allah SWT dengan cara berikhtiar dan bertawakal.
3. Nilai Takwa
Para pemuda dalam kisah Ashabul Kahfi merupakan sekelompok pemuda yang beriman dan bertakwa kepada Allah. Mereka semua menjalani kehidupan dengan modal takwa, terlepas dari apa pun kondisi yang mereka alami.Keteladanan Ashabul Kahfi berdasarkan nilai takwa ini merupakan sikap yang mulia bagi orang-orang beriman. Kendati dalam keadaan sulit, pemuda-pemuda masih memegang prinsip dan kepercayaannya.
Hikmah Kisah Ashabul Kahfi
Hikmah dari kisah Ashabul Kahfi bermacam-macam. Mulai dari mengajarkan kita tentang pentingnya keimanan, keberanian, dan mengingatkan bahwa Allah SWT bersifat Maha Besar.
Berikut penjelasan mengenai ketiga hikmah kisah Ashabul Kahfi.
1. Mengajarkan Pentingnya Keimanan
Pembelajaran yang dapat peserta didik peroleh dari kisah teladan Ashabul Kahfi adalah pentingnya keimanan. Para pemuda yakin dan percaya terhadap Allah SWT sehingga rela berkontra dengan kekuasaan Raja Diqyanus.2. Mengajarkan Keberanian
Keberanian merupakan salah satu hikmah dari kisah Ashabul Kahfi yang dapat siswa pelajari. Tujuh orang pemuda itu menentang aturan menyembah berhala dan berani meninggalkan arus kesesatan.3. Mengingatkan Manusia Tentang Allah Yang Maha Besar
Sifat Allah Yang Maha Besar menunjukkan bahwa Sang Pencipta dapat melakukan apa pun yang Ia kehendaki. Bukti kebesaran Allah SWT bisa siswa lihat melalui pemuda yang ditidurkan selama ratusan tahun.Tirto telah merangkum sejumlah informasi tentang kisah teladan dan berbagai kisah dalam agama Islam lainnya. Pastikan untuk terus mengikuti informasi terbaru seputar pendidikan agama Islam di sini.
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Yuda Prinada
Masuk tirto.id







































