tirto.id - Salah seorang sahabat yang dijamin masuk surga oleh Nabi Muhammad adalah Abdurrahman bin Auf.
Di antara para sahabat beliau SAW, Abdurrahman bin Auf adalah sahabat yang paling kaya dan bergelimang harta.
Saking banyaknya kekayaan yang ia miliki, Nabi Muhammad SAW pernah menyatakan bahwa perhitungan hartanya di akhirat akan demikian panjang. Abdurrahman bin Auf akan masuk surga dengan cara merangkak.
Mendengar penuturan itu, Abdurrahman bin Auf menangis. Karena itulah, ia kerap berdoa: "Jadikan aku ini miskin! Aku ingin seperti Mush'ab bin Umair atau Hamzah [yang meninggal dalam keadaan miskin], Ya Allah," rintih Abdurrahman bin Auf.
Kendati demikian, harta yang sudah ia tanamkan untuk investasi terus berkembang. Ia tak juga miskin-miskin.
Ummul Mukminin Aisyah pernah bercerita bahwasanya Abdurrahman bin Auf kerap membawa pulang dagangannya sebanyak 700 kontainer barang yang panjangnya serupa barisan pawai tak putus-putus.
Nama lengkapnya adalah Abdurrahman bin Auf bin Abdul Harits bin Zahrah bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay.
Ia lahir 10 tahun selepas Tahun Gajah. Ketika Muhammad SAW menyatakan bahwa ia diutus menjadi nabi dan rasul yang terakhir di muka bumi ini, Abdurrahman bin Auf termasuk golongan pertama menyambut hidayah tersebut.
Ia adalah salah seorang yang mula-mula masuk Islam atau Assabiqun Al-Awwalun. Abdurrahman bin Auf masuk Islam dua hari selepas Abu Bakar As-Siddiq. Jasa Abdurrahman bin Auf sangat besar dalam membiayai dakwah Islam.
Seluruh hartanya ia bagi dalam tiga bagian, sepertiga untuk investasi modal usaha orang lain, sepertiga untuk melunasi hutang-hutangnya, dan sepertiga lagi untuk disedekahkan pada fakir miskin dan dakwah Islam. Ia hanya menyisakan harta seperlunya untuk dirinya sendiri.
Seluruh harta Abdurrahman bin Auf lahir dari kepadaiannya berwirausaha. Penduduk Makkah dan Madinah kala itu mengakui kecerdikannya dalam berdagang.
Saking mahirnya berwirausaha, ia bahkan pernah berseloroh: "Seandainya aku mengangkat batu, niscaya kutemukan emas dan perak di bawahnya.”
Keistimewaan Abdurrahman bin Auf dibandingkan orang-orang di masanya adalah ia memiliki dua karakteristik sekaligus, yaitu hartawan dan semangat pejuang.
Biasanya, orang yang pandai berdagang, kurang memiliki semangat pejuang, sementara itu pejuang lazimnya miskin harta, sebagaimana dikutip dari Abdurrahman bin Auf: Biografi dan Perjuangan dalam Membela Islam (2018) yang ditulis oleh Haslinah.
Suatu waktu, ia pernah diutus Nabi Muhammad SAW memimpin sebanyak 700 pasukan menuju Dumatul Jandal untuk berperang.
Selain itu, Abdurrahman bin Auf dianggap sebagai pelopor dua hijrah dalam Islam, yaitu hijrah ke Habasyah dan hijrah ke Madinah.
Selepas Rasulullah SAW meninggal, Abdurrahman bin Auf bertugas menjaga kesejahteraan istri-istri mendiang Nabi Muhammad SAW. Ia menjaga keselamatan dan memenuhi segala kebutuhan mereka.
Dari ciri fisiknya, Abdurrahman bin Auf berkulit putih, berbadan tegap, tidak beruban, berhidung mancung, serta berambut lebat dan panjang hingga menutupi telinga.
Karena tampan dan kaya, sepanjang hidupnya, Abdurrahman bin Auf memiliki 13 istri, terdiri dari Ummu Hurayth, Ghazal binti Kisra, Sahla binti Assim, Bahriyah bint Hani, Ummu Kultsum binti Uqbah, Ummu Hakim binti Qaridh, Badinah binti Ghaylan, Zainab binti Ghaylan, Asma binti Salamah, Majd binti Yazid, Ummu Kultsum binti Utbah bin Rabiah, Tamadur binti Asbagh, dan Abil binti Khashkhash.
Kendati beristri banyak, namun dalam sekali waktu, Abdurrahman bin Auf tak pernah beristri lebih dari empat. Artinya, ketika salah satu istrinya meninggal, barulah ia beristri lagi.
Abdurrahman bin Auf meninggal dunia pada 31 H atau 652 Masehi pada usia 72 tahun. Ia dimakamkan di Baqi di samping makam sahabatnya, Utsman bin Maz'un.
Sebelum ia meninggal, ia berwasiat agar hartanya disumbangkan untuk kepentingan umat Islam. Menurut suatu riwayat, ia menyedekahkan sekitar 50 ribu dinar untuk dakwah Islam.
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno