Menuju konten utama

Kapan Bayi Prematur Boleh Pulang dari RS & Berapa Bobot Amannya?

Bayi prematur baru boleh pulang dari rumah sakit setelah kondisinya dinyatakan sehat dan tidak memerlukan bantuan peralatan medis lagi.

Kapan Bayi Prematur Boleh Pulang dari RS & Berapa Bobot Amannya?
bayi prematur di dalam inkubator rumah sakit setelah seksi-C. iStockphoto/Getty Images

tirto.id - Bayi prematur memiliki kondisi berbeda dengan bayi yang lahir cukup umur. Bayi prematur biasanya memiliki bobot yang lebih rendah dan harus tinggal di rumah sakit (RS) lebih lama karena memerlukan perawatan intensif.

Baru-baru ini, viral di media sosial soal kasus bayi prematur dengan bobot 1,5 kg meninggal dunia usai dinyatakan boleh pulang oleh pihak klinik. Peristiwa tragis itu terjadi di Tasikmalaya dan mencuat ke publik sejak Senin (20/11/2023).

Kasus meninggalnya bayi 1,5 kg ini diduga karena malapraktik dari petugas klinik tempat bayi dilahirkan, yaitu Klinik Alifa. Orang tua bayi, Erlangga Surya (23) dan Nisa Armila (23) menyebut bahwa bayi mereka dijadikan konten newborn photoshoot oleh petugas klinik tanpa izin.

Padahal, bayi mereka lahir prematur dan bobot di bawah normal. Orang tua juga bersaksi bahwa bayi mereka yang meninggal juga tidak ditaruh di inkubator dan tidak mendapatkan perawatan semestinya.

Pihak klinik juga menyatakan kepada orang tua bahwa bayi boleh dibawa pulang, namun tanpa ada surat keterangan sehat. Satu hari setelah bayi dibawa pulang, bayi prematur tersebut dinyatakan meninggal dunia.

Setelah bayi meninggal, orang tua menemukan fakta bahwa bayi mereka seharusnya belum boleh pulang dari rumah sakit (RS). Berdasarkan penjelasan dari pihak RS Jasa Kartini kepada orang tua, bayi prematur itu seharusnya masih berada di dalam inkubator sesuai standar medis.

"Minimal inkubator untuk bayi dengan BB 1,5 kg adalah selama tujuh hari atau sepuluh hari menurut suster di Rumah Sakit Jasa Kartini, mereka menanyakan melahirkan di mana karena kaget kok bayi dengan BB tersebut dibolehkan pulang," tulis Erlangga Instagram @Nadiaanastasyasilvera.

Atas kasus tersebut, orang tua melaporkan Klinik Alifa ke Polres Tasikmalaya pada Senin (20/11/2023). Kasus ini tentu menyita perhatian publik, terkait bagaimana seharusnya bayi prematur diperlakukan dan dirawat oleh rumah sakit.

Faktanya, bayi yang lahir prematur memiliki risiko tinggi mengalami kondisi kesehatan serius yang mengancam nyawa. Bahkan, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kelahiran prematur adalah penyebab kematian utama bayi di dunia dengan total kasus kematian 1 juta bayi pada 2020.

Lantas, bagaimana perawatan bayi prematur? Kapan serahurnya bayi prematur boleh pulang dari RS dan berapa bobot amannya?

Bagaimana Perawatan Bayi Prematur di RS?

Bayi prematur sendiri adalah kondisi di mana bayi lahir terlalu dini. Dikutip dari Kids Health, bayi dikatakan lahir prematur jika lahir sebelum usia kehamilan ibu mencapai 37 minggu.

Bayi bisa lahir prematur karena muncul kontraksi atau tekanan berlebih yang membuat leher rahim terbuka. Hal ini menyebabkan janin yang belum cukup umur untuk lahir masuk ke jalan lahir dan terpaksa dikeluarkan.

Akibat lahir terlalu dini, bayi prematur rentan mengalami gangguan kesehatan. Organ-organ tubuh bayi prematur belum berkembang sempurna layaknya bayi dengan kelahiran cukup umur. Oleh karena itu, bayi prematur memerlukan perhatian medis untuk memastikan kondisinya baik.

Penanganan bayi prematur tidak boleh asal-asalan. Bayi akan ditempatkan pada ruang NICU (neonatal intensive care unit). Bentuk penanganan yang diberikan menyesuaikan kondisi bayi yang lahir, seperti di antaranya:

  • Menempatkan bayi prematur pada inkubator agar suhu tubuh terjaga.
  • Pemantauan tanda-tanda vital bayi seperti tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh, dan pernapasan.
  • Penggunaan ventilator agar bayi terbantu dalam bernapas, apabila diperlukan.
  • Memberikan ASI lewat selang khusus lewat hidung atau mulut bayi.
  • Melakukan terapi sinar apabila ditemukan kasus bayi kuning.
  • Memberikan transfusi darah agar jumlah sel darah meningkat di tubuh bayi.

Kapan Bayi Prematur Boleh Pulang dari RS?

Bayi prematur baru boleh pulang dari rumah sakit setelah kondisinya dinyatakan sehat dan tidak memerlukan bantuan peralatan medis lagi. Menurut Nationwide Children's Hospital, kebanyakan bayi prematur harus tinggal di rumah sakit hingga mencapai tanggal perkiraan mereka lahir.

Selama waktu tersebut, bayi prematur harus terus mendapatkan perawatan intensif karena kondisinya yang rentan. Selain itu, jika bayi dirujuk ke rumah sakit lain, rumah sakit asal juga harus memastikan bahwa kondisi bayi stabil terlebih dahulu.

Setidaknya ada lima kriteria yang biasanya menjadi dasar bagi rumah sakit untuk menyatakan bahwa bayi boleh keluar dari RS, yaitu:

1. Bayi dapat bernapas sendiri tanpa bantuan ventilator.

Bayi prematur yang dirawat dengan kanula hidung berisiko mengalami displasia bronkopulmoner (BPD) atau penyakit paru-paru kronis. Sebelum pulang, bayi perlu dipastikan tidak mengalami hambatan dalam bernapas sendiri.

2. Bayi dapat mengonsumsi makanan dari mulut

Saat masih dirawat, bayi prematur mendapatkan makanan dari selang yang dimasukkan lewat hidung atau mulut. Sebelum bayi ini diizinkan pulang, perlu dipastikan sudah cukup kuat untuk minum ASI langsung dari payudara atau botol.

3. Bayi punya suhu tubuh normal

Bayi dengan usia kelahiran cukup umumnya sudah lebih beradaptasi dengan suhu tubuh sehingga bisa pulang dari RS lebih cepat. Sebaliknya, kemampuan beradaptasi dengan suhu ini sering kali belum dimiliki oleh bayi prematur.

Oleh karena itu, bayi prematur harus ditempatkan di inkubator terlebih dahulu untuk menjaga suhu tubuhnya tetap stabil. Setelah bayi prematur punya kemampuan menjaga suhu tubuhnya, ia dapat dikeluarkan dari inkubator dan boleh pulang jika kondisi fisiknya yang lain dalam keadaan sehat.

4. Bayi lulus dalam berbagai tes

Bayi prematur baru boleh pulang jika lulus berbagai tes kesehatan. Beberapa tes skrining untuk bayi prematur termasuk tes pendengaran, tes hiperbilirubinemia, hingga tes penyakit jantung.

5. Bayi tidak mengalami apnea dan bradikardia

Apnea mengacu pada periode bayi berhenti bernapas selama lebih dari 20 detik. Jika bayi prematur mengalami apnea dikhawatirkan saturasi oksigennya menurun yang dapat memicu bradikardia. Bradikardia adalah penurunan detak jantung.

Masalah apnea dan bradikardia pada bayi prematur muncul karena belum matangnya sistem saraf. Hampir separuh bayi yang lahir di usia kehamilan sekitar 30 minggu mengalaminya. Risikonya turun 7 persen apabila usia kehamilan mencapai 34-35 minggu.

Berapa Bobot Aman untuk Bayi Prematur?

Bayi prematur biasanya lahir dengan berat kurang dari 2,5 kg atau 2.500 gram. Berat badan ini di bawah berat badan normal rata-rata bayi lahir cukup bulan.

Normalnya, bayi yang lahir cukup bulan punya bobot antara 2,7-3,9 kg. Berat badan bayi prematur di bawah rata-rata karena mengalami gangguan pertumbuhan intrauterin atau pemendekan usia gestasi.

Mengutip laman Yankes Kemenkes, penyebab umum berat badan bayi rendah (BBLR), yaitu intoleransi glukosa dalam masa kehamilan, maternal diabetes melitus, nutrisi berlebihan, hinga hereditas. BBLR dikaitkan pula pada kehamilan multijanin, kehamilan kembar yang berbeda, anomali kongenital, infeksi rubella, dan infeksi intrauterin.

Bayi lahir cukup bulan maupun bayi prematur akan mengalami penurunan berat badan secara fisiologis pada tiga hari pertama kehidupannya.

Khusus bayi prematur, penurunan terjadi antara 6-8 persen dari berat badan saat lahir.Bayi prematur yang dirawat di NICU, peningkatan berat badan sering kali tidak tampak pada dua minggu pertama kehidupannya akibat komplikasi yang dialaminya.

Bayi lahir cukup bulan akan meningkat berat badannya 15-20 gram/kg/hari. Ada pun bayi prematur akan mengejar peningkatan berat badannya mulai usia 1-2 tahun pertama kehidupannya untuk mendekati berat bayi yang lahir cukup bulan.

Pengukuran berat badan bayi prematur disesuaikan menurut usia koreksinya saat dihitung. Kenaikan berat badan rata-rata bayi prematur pada satu tahun pertama kurang lebih sama dengan bayi cukup bulan yaitu 6-7 kg.

Baca juga artikel terkait BAYI PREMATUR atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Iswara N Raditya & Yonada Nancy