Menuju konten utama

Penjelasan Medis Posisi Bayi Sungsang, Ciri-ciri hingga Penyebab

Bayi sungsang adalah kondisi ketika kaki atau pantat bayi lebih dekat dengan jalan lahir. Berikut penjelasan terkait penyebab, tanda, dan cara mengatasinya.

Penjelasan Medis Posisi Bayi Sungsang, Ciri-ciri hingga Penyebab
Ilustrasi Bayi Sungsang. foto/IStockphoto

tirto.id - Bayi sungsang adalah kondisi ketika kaki atau pantat bayi berada di bawah, lebih dekat dengan jalan lahir. Ciri-ciri atau tandanya bisa dicermati melalui gerakan yang dirasakan oleh ibu hamil.

Dalam kehamilan normal dan sehat, biasanya posisi bayi sungsang terjadi pada awal kehamilan. Jauh sebelum usia kehamilan menginjak 36 minggu, bayi biasanya bergerak secara alami sehingga lambat laun kepalanya berada di dekat jalan lahir.

Namun, ada kemungkinan bayi tidak bergerak dengan sendirinya hingga usia kehamilan 36 minggu sehingga terjadi kondisi bayi sungsang.

Dalam buklet berjudul Breech Presentation (2022) terbitan National Library of Medicine dijelaskan, kasus bayi sungsang ini terjadi pada 3-4 persen dari seluruh kehamilan cukup bulan. Persentasenya menjadi lebih tinggi pada usia kehamilan di bawah 36 minggu.

Pada usia 32 minggu, kemungkinannya meningkat lagi menjadi 7 persen. Sementara itu, kehamilan berusia 28 minggu atau di bawahnya memiliki kemungkinan 25 persen.

Simak penjelasan medis selengkapnya terkait penyebab sungsang pada bayi beserta ciri-ciri dan cara menanganinya berikut ini.

Jenis Posisi Bayi Sungsang

American Pregnancy Association mengelompokkan posisi bayi sungsang menjadi tiga jenis, yaitu sungsang lengkap, sungsang frank (frank breech), dan sungsang pijakan (footling breech).

Namun, lembaga pusat pendidikan kesehatan nonprofit asal Amerika Serikat, Cleveland Clinic, menambahkan satu jenis posisi lain yang dikategorikan sungsang, yakni transverse lie atau posisi bayi melintang.

Untuk mengetahui posisi bayi sungsang yang dialami, Anda bisa melakukan USG di puskesmas atau dokter.

Berikut penjelasan beberapa jenis posisi bayi sungsang.

  1. Sungsang lengkap, yakni ketika pantat bayi mengarah ke bawah dengan kaki terlipat di lutut.
  2. Frank sungsang, saat bokong bayi berada di jalan lahir dengan kaki menjulur lurus atas di dekat kepala.
  3. Sungsang pijakan, terjadi ketika salah satu atau kedua kaki bayi mengarah ke bawah (jalan lahir).
  4. Transverse lie, bentuk sungsang yang terjadi ketika bayi Anda berada di posisi horizontal di atas rahim Anda, bukan secara vertikal. Ini akan membuat bahu bayi akan keluar lewat vagina terlebih dahulu.

Apa Ciri-ciri Bayi Sungsang?

Untuk mengetahui apakah bayi berada dalam posisi sungsang atau tidak, idealnya ibu hamil melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG).

Namun, para ibu juga bisa mengenali beberapa tanda bayi sungsang.

Berikut ciri-ciri bayi sungsang tanpa USG, yang mungkin dirasakan ibu hamil tua, berdasarkan penjelasan dr. Jeffry Kristiawan melalui kanal YouTube resminya.

  • Ibu hamil merasakan kondisi tidak nyaman di perut bagian atas. Hal itu bisa jadi disebabkan oleh kepala bayi yang mendesak rongga dada.
  • Ibu hamil merasa kurang nyaman saat bernapas sebagai akibat dari kepala bayi yang menekan dada.
  • Ibu hamil gampang kenyang karena selain menekan dada, kepala bayi juga menekan lambung.
  • Saat meraba perut bagian atas dengan sedikit menekan, ibu hamil merasakan sesuatu yang keras. Jika demikian, kemungkinan itu adalah kepala bayi.
  • Ibu hamil merasakan gerakan seperti tendangan bayi di dalam kandungan, yang seringnya terjadi di perut bagian bawah.
  • Ibu hamil merasa seperti ada gerakan dorongan di bagian selangkangan.
Namun, para ibu tidak bisa mendiagnosis dan menyimpulkan sendiri kondisinya. Untuk mendapatkan hasil yang pasti terkait posisi bayi, ibu hamil disarankan untuk melakukan USG.

Terkait biaya, ibu hamil tidak perlu khawatir. Pemeriksaan kehamilan bisa dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas BPJS.

Apa yang Menyebabkan Bayi Sungsang?

Berdasarkan buklet Breech Presentation (2022), kondisi bayi sungsang berpotensi terjadi pada ibu yang sudah pernah melakukan persalinan sungsang sebelumnya. Persentasenya mencapai 10-27 persen.

Sementara itu, ibu yang melakukan persalinan caesar pada kehamilan pertamanya berpeluang dua kali lipat mengalami bayi sungsang pada kehamilan kedua.

Kendati belum diketahui secara pasti penyebab sungsang, Cleveland Clinic menjelaskan beberapa faktor yang mendukung terjadinya kondisi tersebut.

  • Anda mungkin mengalami kehamilan kelipatan, kembar dua atau lebih. Hal itu mempersulit bayi mendapatkan posisi yang benar.
  • Cairan ketuban terlalu banyak atau terlalu sedikit. Pada usia kehamilan 34-36 minggu, jumlah air ketuban normalnya sekitar 800 mililiter.
  • Rahim tidak berbentuk normal, atau dalam prosesnya mengalami pertumbuhan abnormal seperti fibroid. Biasanya rahim berbentuk menyerupai buah pir terbalik. Jika berbeda, bayi kemungkinan tidak punya cukup ruang untuk bergerak ke posisi normalnya.
  • Plasenta menutupi seluruh atau sebagian serviks. Kondisi ini disebut juga dengan istilah plasenta previa.
  • Bayi yang Anda kandung prematur. Artinya, usia kehamilannya kurang dari 37 minggu.
  • Bayi Anda mengalami cacat lahir sehingga menyebabkannya tidak bisa menunduk.

Apa yang Dilakukan Ketika Janin Sungsang?

Setelah mengetahui jenis, penyebab, dan tanda bayi sungsang, Anda bisa merencanakan tindakan lanjutan. Alangkah lebih baik jika posisi bayi sungsang sudah dipastikan oleh dokter melalui USG. Dengan begitu, dokter bisa memberikan saran terkait tindakan yang harus dilakukan.

Menurut penjelasan Cleveland Clinic, sebagian besar bayi akan bergerak dengan sendirinya menuju posisi normal sebelum mereka mencapai usia 36 minggu.

Namun, apabila bayi belum berada dalam posisi normal hingga usia kehamilan genap 36 minggu, dokter mungkin akan menyarankan metode External Cephalic Version (ECV), yakni teknik non-bedah untuk memindahkan posisi bayi dalam rahim.

Setelah diberikan obat tertentu untuk membantu mengendurkan rahim, dokter akan mendorong dan memijat perut bagian bawah perlahan-lahan untuk mengubah posisi bayi sungsang.

Sepanjang metode ini dilakukan, detak jantung bayi akan dipantau secara ketat sehingga jika timbul masalah, dokter bisa segera menghentikannya.

ECV biasanya dilakukan di dekat ruang bersalin sehingga jika terjadi masalah, persalinan caesar dapat dilakukan dengan cepat.

Metode ECV memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dan dapat dipertimbangkan jika Anda pernah melahirkan caesar sebelumnya.

Namun, ECV tidak akan dilakukan oleh dokter jika Anda mengandung lebih dari satu bayi, memiliki kelainan tertentu pada sistem reproduksi, terjadi disposisi pada plasenta, atau plasenta terlepas dari dinding rahim (placental abruption).

Selain metode ECV yang diterapkan oleh dokter, beberapa ibu hamil biasanya mencoba gerakan sendiri untuk mengembalikan posisi bayi sungsang. Namun, tidak ada bukti ilmiah bahwa upaya ini bisa berhasil.

Berikut ini beberapa gerakan yang mungkin dilakukan, sebagaimana dijelaskan dalam situs resmi Cleveland Clinic.

  • Posisi jembatan: Berbaringlah di lantai dengan kaki ditekuk dan telapak kaki rata di lantai. Angkat pinggul dan panggul Anda hingga membentuk seperti jembatan. Tahan posisi ini selama 10-15 menit. Lakukan beberapa kali sehari.
  • Pose anak: Beristirahatlah dalam pose anak selama 10-15 menit. Hal ini dapat membantu mengendurkan otot-otot panggul dan rahim Anda. Anda juga dapat bergoyang maju mundur di atas tangan dan lutut atau membuat lingkaran dengan panggul Anda untuk meningkatkan aktivitas.
  • Menggunakan musik: Letakkan gawai atau perangkat audio di bagian bawah rahim Anda untuk mendorong bayi berputar.
  • Metode suhu: Cobalah letakkan sesuatu yang dingin di bagian atas perut Anda di mana kepala bayi Anda berada. Kemudian, letakkan sesuatu yang hangat di bagian bawah perut Anda.

Baca juga artikel terkait KEHAMILAN atau tulisan lainnya dari Fadli Nasrudin

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Fadli Nasrudin
Editor: Addi M Idhom