Menuju konten utama

Viral Bayi Dikerokin karena Masuk Angin, Apa Boleh Dilakukan?

Bolehkan kerokan dilakukan pada bayi dan apa yang harus dilakukan jika bayi masuk angin?

Viral Bayi Dikerokin karena Masuk Angin, Apa Boleh Dilakukan?
Ilustrasi bayi. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Video bayi yang dikerok karena masuk angin tengah viral di media sosial. Dalam video yang beredar, punggung bayi laki-laki tersebut tampak memerah dengan pola kerokan tak beraturan.

Video itu diunggah oleh akun @tia.rochman yang tak lain adalah ibu sang bayi. Melalui unggahannya tersebut, ia pun bercerita kalau bayinya yang baru berusia 13 bulan itu dikerok oleh babysitter-nya menggunakan uang koin karena diduga masuk angin.

Video tersebut langsung mendapat perhatian dari banyak pengguna media sosial yang ikut prihatin dengan kondisi si bayi. Terkait hal ini, sebenarnya bagaimana manfaat kerokan dari sisi medis dan bolehkah dilakukan pada bayi?

Kerokan sebenarnya bukan istilah medis dan termasuk pengobatan tradisional. Kerokan biasanya dilakukan saat seseorang mengalami sakit ringan seperti masuk angin atau perut kembung.

Dilansir dari situs Kementerian Kesehatan, kerokan adalah upaya memberi rangsangan pada kulit yang bertujuan untuk meningkatkan temperatur dan energi di area tubuh yang dikerok.

Saat dikerok, kulit akan berubah menjadi merah. Orang awam pun menyebutnya sebagai tanda bahwa anginnya sudah keluar. Semakin pekat warna merahnya, angin yang keluar dianggap semakin banyak dan hal ini dipercaya semakin bagus untuk penyembuhan.

Jika dilihat dari segi medis, warna merah tersebut sebenarnya adalah tanda bahwa pembuluh darah kapiler yang ada di bawah permukaan kulit sedang melebar. Pembuluh darah kapiler yang melebar akan meningkatkan aliran darah, khususnya di area tubuh yang dikerok.

Aliran darah yang meningkat bisa membantu meningkatkan metabolisme tubuh. Di sisi lain, kerokan juga dapat membuat tubuh melepas hormon endorfin sehingga tubuh terasa lebih nyaman.

Bolehkah Kerokan Dilakukan pada Bayi?

Perlu diketahui bahwa kondisi tubuh bayi sangat berbeda dengan orang dewasa, termasuk kulitnya. Kulit bayi diketahui lebih sensitif sehingga kerokan sangat tidak direkomendasikan dilakukan pada bayi karena berpotensi menimbulkan iritasi.

Apalagi kerokan umumnya dilakukan menggunakan uang koin yang bagian tepinya tidak tumpul. Hal inilah yang dikhawatirkan bisa menimbulkan luka pada kulit bayi, terutama jika dikerok dengan kasar atau dilakukan berulang-ulang.

Jika kulit sampai mengalami iritasi atau terluka, bayi tentu merasa tidak nyaman atau kesakitan sehingga menjadi rewel. Tak hanya itu, iritasi pada kulit juga berpotensi jadi tempat masuknya kuman dan membuat bayi mudah sakit.

Lalu, apa yang harus dilakukan jika bayi mengalami masuk angin atau perut kembung? Alih-alih mengerok punggung bayi, orang tua dapat mengeluarkan angin/gas dari perut bayi melalui pijatan.

Dikutip dari laman RSUD dr. Iskak Tulungagung, dr. Emi Yuliati, Sp.A menyarankan agar perut bayi dipijat secara lembut dan perlahan dalam posisi tidur atau telentang. Pemijatan bisa menggunakan minyak yang tidak menimbulkan efek panas, misalnya minyak zaitun.

Apabila pemijatan tidak memberikan efek berarti dan bayi masih terlihat sakit, ibu disarankan membawa bayi ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat untuk diperiksa lebih lanjut.

Baca juga artikel terkait BAYI DIKEROKIN atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari