Menuju konten utama

Kronologi Ibu Mau Buang Bayi di Jaksel: Benarkah Baby Blues?

Benarkah ibu yang hendak membuang bayinya di Stasiun Pasar Minggu, Jakarta Selatan, terkena baby blues?

Kronologi Ibu Mau Buang Bayi di Jaksel: Benarkah Baby Blues?
Stasiun Pasar Minggu. foto/Dok. PTKAI/https://heritage.kai.id/page/Stasiun%20Pasar%20Minggu

tirto.id - Kronologi ibu yang ingin membuang bayinya di Stasiun Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Sabtu (2/9/2023), malam diduga mengalami sindrom baby blues. Namun, aksi dari ibu tersebut berhasil digagalkan petugas yang berada di area stasiun.

Ibu yang ingin membuang bayinya tersebut berangkat ke Stasiun Pasar Minggu, dengan suaminya. Namun, saat ditinggal suaminya membeli minum, sang ibu tiba-tiba seperti ingin melempar bayi ke peron kereta api.

Untungnya, aksi tersebut berhasil digagalkan oleh petugas stasiun sehingga ibu dan bayinya berhasil diselamatkan. Ibu tersebut diduga mengalami baby blues syndrom, yakni keadaan stres ringan yang dialami ibu setelah melahirkan anaknya.

Baby blues syndrom sendiri bisa berakibat buruk untuk ibu dan bayi apabila tidak ditangani dengan baik. Pasalnya, sindrom baby blues dapat mempengaruhi mental ibu yang baru melahirkan.

Mereka pun cenderung lebih mudah emosional dan sensitif setelah melahirkan. Penderita biasanya akan mudah sedih, marah, dan menangis. Sindrom baby blues biasa dialami ibu yang baru melahirkan, terutama untuk ibu yang baru pertama melahirkan.

Proses melahirkan yang tidak mudah dapat menimbulkan trauma, sehingga tidak jarang mereka mengalami perubahan suasana hati secara drastis setelah melahirkan.

Penderita biasanya akan mengalami baby blues paling parah pada 3-4 hari setelah melahirkan. Sindrom tersebut biasanya bertahan hingga 14 hari setelah melahirkan.

Oleh sebab itu, apabila seorang ibu yang baru melahirkan tetap mengalami gangguan kecemasan dan perubahan emosi yang drastis, dapat segera menghubungi dokter terkait.

Ciri-Ciri Ibu Mengalami Baby Blues Syndrom

Beberapa ciri yang menandakan seorang ibu yang baru melahirkan menderita baby blues syndrom adalah sebagai berikut.

1. Mudah lelah

Gejala pertama ibu yang mengalami baby blues syndrom adalah mudah lelah. Pada umumnya, ibu yang baru melahirkan mengalami perubahan tubuh yang signifikan. Selain itu perawatan bayi yang intensif, membuat ibu tidur lebih sedikit dari biasanya.

Oleh sebab itu, ibu yang baru melahirkan akan mudah lelah. Namun, jika kelelahan yang dialami terlalu berlebihan seperti kelelahan meski tidak melakukan banyak aktivitas, hal tersebut bisa menjadi salah satu ciri baby blues syndrom.

2. Mudah marah dan tersinggung

Ciri kedua ibu yang mengalami baby blues syndrom adalah mudah marah dan tersinggung. Hal ini diakibatkan perubahan hormon yang dialami setelah melahirkan, membuat ibu lebih sensitif terhadap hal-hal kecil yang kurang menyenangkan.

3. Nafsu makan berkurang

Selanjutnya, baby blues syndrom juga mempengaruhi nafsu makan ibu yang baru melahirkan. Hal ini pun dapat berdampak buruk bagi ibu maupun bayi jika tidak diatasi dengan baik, karena harus menyusui bayi.

4. Menangis tanpa sebab yang jelas

Gejala baby blues syndrom selanjutnya yang dialami ibu adalah merasa sedih, bahkan menangis tanpa sebab yang jelas. Jika ibu yang baru melahirkan mengalaminya berlarut-larut segera hubungi dokter terkait.

5. Mood swing

Penderita baby blues syndrom juga cenderung mengalami perubahan emosi yang drastis tanpa sebab yang jelas. Hal ini juga disebabkan perubahan hormon dalam tubuh yang membuat emosinya tidak stabil.

6. Daya konsentrasi menurun

Selanjutnya, ibu yang mengalami baby blues syndrom akan sulit fokus. Hal ini merupakan dampak dari nafsu makan yang turun, sehingga energi yang dihasilkan tubuh tidak sebanyak biasanya.

7. Sulit tidur

Ciri yang terakhir ibu mengalami baby blues syndrom pasca melahirkan adalah sulit tidur. Meskipun ibu yang baru melahirkan cenderung jarang tidur karena harus merawat bayi, tetapi hal ini bisa menjadi masalah sang ibu kesulitan tidur setelah merawat bayinya.

Baca juga artikel terkait PARENTING atau tulisan lainnya dari Permadi Suntama

Kontributor: Permadi Suntama
Penulis: Permadi Suntama
Editor: Nur Hidayah Perwitasari