tirto.id - Sakit kuning pada bayi adalah perubahan warna kuning pada kulit dan mata bayi yang baru lahir.
Penyakit ini, menurut laman Mayo Clinic, disebabkan oleh darah bayi yang terlalu banyak mengandung bilirubin. Bilirubin sendiri adalah pigmen kuning pada sel darah merah.
Penyakit kuning pada bayi yang baru lahir merupakan kondisi umum, terutama bila bayi lahir sebelum usia kehamilan mencapai 38 minggu atau bayi lahir prematur.
Penyakit kuning pada bayi baru lahir ini biasanya terjadi karena hati bayi belum cukup matang untuk membuang bilirubin dalam aliran darah.
Dilansir Healthline, dalam banyak kasus, penyakit kuning pada bayi baru lahir akan hilang dengan sendirinya saat hati bayi berkembang dan saat bayi mulai menyusu sehingga dapat membantu bilirubin melewati tubuh.
Dalam kebanyakan kasus, penyakit kuning pada bayi baru lahir ini akan hilang dalam waktu 2 sampai 3 minggu.
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar semua bayi baru lahir diperiksa untuk penyakit kuning sebelum keluar dari rumah sakit, dan ketika bayi berusia antara 3 dan 5 hari.
Faktor Risiko Penyebab Penyakit Kuning pada Newborn
Masih dilansir Healthline, beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan penyakit kuning pada bayi baru lahir adalah:
- Bayi lahir prematur (bayi yang dilahirkan sebelum usia kehamilan mencapai 38 minggu).
- Bayi yang tidak mendapatkan ASI atau susu formula dalam jumlah yang memadai (bisa disebabkan karena bayi sulit saat diberi ASI atau susu formula, atau si ibu belum memproduksi ASI).
- Bayi yang golongan darahnya tidak cocok dengan golongan darah si ibu.
- Masalah pada hati.
- Bayi terkena infeksi.
- Kekurangan enzim tertentu.
- Ketidaknormalan pada sel darah merah bayi.
- Bayi terluka saat dilahirkan atau ada pendarahan dalam.
Gejala Penyakit Kuning pada Newborn
Beberapa gejala penyakit kuning pada bayi baru lahir seperti dilansir dari Rising Children, di antaranya adalah:
- Kulit bayi dan bagian matanya yang putih menjadi kuning.
- Penyakit kuning biasanya dimulai pada wajah dan kepala, jika kadar bilirubin dalam darah bayi meningkat, maka warn bilirubin akan menyebar ke tubuh.
- Bayi baru lahir yang terkena penyakit kuning mungkin akan mudah mengantuk dan kesulitan untuk makan.
- Bayi dengan atresia bilier atau gangguan aliran cairan empedu mungkin akan memiliki kotoran yang tampak pucat dan urine yang lebih gelap.
Cara Mengurangi Risiko Penyakit Kuning pada Newborn
Sebenarnya tidak ada yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit kuning pada bayi baru lahir atau newborn.
Namun Anda bisa mengurangi risiko penyakit kuning pada newborn Anda dengan melakukan tes golongan darah ketika Anda hamil.
Kemudian, ketika bayi Anda lahir, perlu juga menguji golongan darah bayi Anda. Hal ini perlu dilakukan agar kemungkinan ketidakcocokan golongan darah antara ibu dan bayi dapat dikesampingkan, sehingga risiko penyakit kuning dapat segera diatasi.
Jika setelah darah bayi diuji, dan bayi Anda memang menderita penyakit kuning, maka ada beberapa cara untuk yang bisa dilakukan agar tidak menjadi lebih parah:
1. Pastikan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup melalui ASI.
Memberi makan bayi Anda 8 hingga 12 kali sehari selama beberapa hari pertama kehidupannya, akan memastikan bayi Anda tidak mengalami dehidrasi. Hal ini akan membantu bilirubin melewati tubuhnya lebih cepat.
2. Berikan bayi 1 hingga 2 ons susu formula setiap 2 hingga 3 jam selama minggu pertama.
Bayi prematur mungkin akan mengonsumsi susu formula dalam jumlah yang lebih sedikit. Begitu pula bayi yang mengonsumsi ASI.
3. Pantau bayi Anda dengan hati-hati
Pemantauan bisa dilakukan selama lima hari pertama kehidupannya untuk melihat apakah ada gejala penyakit kuning atau tidak, seperti perubahan warna kuning pada kulit dan mata bayi newborn.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno