Menuju konten utama

Cara Menghitung Usia Kehamilan dan Perkiraan Tanggal Melahirkan

Berikut adalah cara menghitung usia kehamilan sekaligus perkiraan tanggal melahirkan. 

Cara Menghitung Usia Kehamilan dan Perkiraan Tanggal Melahirkan
Ilustrasi Ibu hamil. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Mengetahui cara menghitung usia kehamilan bermanfaat bagi sang ibu dan calon bayi. Dengan menghitung usia kehamilan, maka risiko melahirkan dan tumbuh kembang janin dalam rahim dapat diperkirakan. Sayangnya, tidak sedikit perempuan yang belum dapat menghitung usia kehamilan.

Kehamilan umumnya berlangsung selama 40 minggu, dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT), bukan dari tanggal pembuahan. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhirnya, usia kehamilan dapat dihitung dari tanggal tersebut, demikian sebagaimana ditulis dalam American Pregnancy Association.

Bagi perempuan yang memiliki masa menstruasi tidak teratur, akan sulit mengukurnya menggunakan cara ini. Dalam kasus ini, pemeriksaan USG atau ultrasonografi diperlukan.

Waktu terbaik untuk memperkirakan usia kehamilan dengan USG adalah antara minggu ke-8 dan ke-18 kehamilan. Selain itu, klaim menghitung usia kehamilan yang akurat adalah menggunakan HPHT dan memastikannya dengan pemeriksaan USG.

USG digunakan untuk mengetahui usia janin di awal-awal kehamilan pada lima atau enam minggu setelah periode menstruasi terakhir.

Sedangkan usia kehamilan berbeda dengan pembuahan. Usia kehamilan dapat dihitung sejak HPHT. Lain halnya dengan konsepsi atau pembuahan yang terjadi sekitar 11-21 hari setelah HPHT.

Kebanyakan perempuan tidak mengetahui tanggal pembuahan karena tidak mengetahui jadwal pasti masa ovulasinya. Berbeda kasusnya pada perempuan yang melalui prosedur kehamilan khusus, seperti inseminasi buatan atau fertilisasi in vitro. Mereka biasanya mengetahui kapan masa ovulasinya.

Dengan mengetahui usia kehamilan, maka hari perkiraan lahir (HPL) atau estimated due date dapat dihitung. Menurut Stanford Children's Health, ada dua cara untuk menghitung hari perkiraan lahir, yaitu dengan Aturan Naegele dan Tabel HPL.

1. Aturan Naegele

Perhitungan dengan Aturan Naegele efektif pada siklus menstruasi normal 28 hari. Oleh karena itu, perhitungan harus disesuaikan untuk siklus menstruasi yang lebih panjang atau lebih pendek.

Berikut ini adalah cara menghitung HPL menggunakan Aturan Naegele:

  • Pertama, tentukan hari pertama haid terakhir (HPHT) atau usia kehamilan.
  • Selanjutnya, hitung mundur tiga bulan kalender dari tanggal tersebut.
  • Terakhir, tambahkan satu tahun dan tujuh hari ke tanggal tersebut.

Contohnya, jika HPHT terakhir pada 9 September 2010, maka tiga bulan sebelumnya adalah 9 Juni 2010. Tambahkan satu tahun dan tujuh hari, maka menjadi 16 Juni 2011.

Maka berdasarkan perhitungan Aturan Naegele, 16 Juni 2011 merupakan hari perkiraan lahir (HPL) atau estimated due date.

2. Tabel Hari Perkiraan Lahir (HPL)

Tabel Hari Perkiraan Lahir (HPL) atau estimated due date dapat dilihat melalui tautan ini. Untuk menghitung HPL menggunakan tabel, berikut ini adalah langkah-langkahnya:

  • Cari hari pertama haid terakhir (HPHT) yang terdapat dalam teks hitam pada bagan.
  • Selanjutnya, catat tanggalnya. Kemudian, lihat perkiraan masa HPL yang ada dalam teks biru.

Misalnya, jika HPHT terjadi pada tanggal 20 Juli 2019, maka prediksi HPT pada 26 April atau Mei tahun berikutnya.

Dapat disimpulkan berdasarkan perhitungan tersebut, 26 April/Mei 2020 merupakan hari perkiraan lahir (HPL).

Baca juga artikel terkait TIPS KEHAMILAN atau tulisan lainnya dari Khansa Nabilah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Khansa Nabilah
Penulis: Khansa Nabilah
Editor: Alexander Haryanto