Menuju konten utama
Tips Kehamilan

Amankah Melakukan Perjalanan Jauh saat Hamil 1 Bulan?

Apakah hamil muda boleh perjalanan jauh atau bolehkah naik pesawat saat hamil 1 bulan? Simak penjelasan lengkapnya di artikel Tirto berikut ini.

Amankah Melakukan Perjalanan Jauh saat Hamil 1 Bulan?
Ilustrasi ibu hamil berlibur. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Para ahli menilai melakukan perjalanan jauh saat hamil 1 bulan atau trimester pertama cenderung aman dilakukan. Hamil muda boleh perjalanan jauh dengan syarat ibu dan kandungan dalam kondisi sehat.

Dikutip dari MedicineNet, kebanyakan kasus perjalanan jauh saat hamil muda cukup aman selama tidak ada komplikasi. Faktanya, banyak kasus di mana ibu tetap sehat usai melakukan perjalanan jauh saat hamil 1 bulan.

Aturan perjalanan yang ditetapkan moda transportasi umum untuk ibu hamil trimester 1 jauh lebih longgar dari pada trimester 3.

Sebagai contoh, aturan larangan naik pesawat biasanya ditetapkan pada ibu yang memasuki usia kehamilan 36 minggu atau sekitar 8 bulan. Di sisi lain, tidak ada larangan yang mengatur soal naik pesawat saat hamil 1 bulan.

Begitu pula dengan moda transportasi darat lainnya seperti kereta api dan bus. Kebanyakan perusahaan bolehkan ibu hamil naik bus jarak jauh terlepas dari usia kehamilannya.

Meskipun cenderung aman, perjalanan jauh di usia awal kehamilan kurang disarankan. Hal ini karena mempertimbangkan beberapa risiko yang rentan dialami ibu hamil selama perjalanan.

Oleh karena itu, penting bagi ibu mengetahui hal apa saja yang dihindari saat hamil muda sehingga perjalanan dapat berlangsung aman dan nyaman.

Amankah Melakukan Perjalanan Jauh saat Hamil 1 Bulan?

Seperti yang telah disebutkan, melakukan perjalan jauh saat hamil 1 bulan aman asalkan kondisi ibu dan janin sehat.

Sebaliknya, perjalanan jauh saat hamil tidak aman jika ibu tidak sehat atau memiliki riwayat komplikasi kehamilan.

Dikutip dari Parents, ibu sebaiknya tidak melakukan perjalanan dalam kondisi tidak sehat karena berisiko mengalami keguguran.

Faktanya, risiko keguguran lebih tinggi terjadi pada usia awal kehamilan atau saat trimester pertama.

Oleh karena itu, jika ibu sedang sakit atau pernah memiliki riwayat keguguran sebaiknya menunda perjalanan hingga usia kehamilan lebih tua.

Masih menurut MedicineNet, ibu sebaiknya menunda perjalanan jauh apabila ibu mengalami beberapa berikut:

    • pendarahan vagina.
    • pernah keguguran sebelumnya.
    • pernah mengalami kehamilan ektopik.
    • pernah melahirkan secara prematur.
    • punya riwayat penyakit jantung atau gagal jantung kongestif.
    • mengalami anemia berat.
    • hamil bayi kembar.
    • terjadi wabah atau epidemi di tempat tujuan seperti virus zika, malaria, ebola, dan sebagainya.
    • tujuan perjalanan membutuhkan vaksin yang tidak boleh diterima ibu hamil.
    • tidak enak badan.
    • mengalami mual dan muntah parah.
    • mengalami kecemasan perjalanan.
Cara terbaik untuk menentukan aman tidaknya ibu melakukan perjalanan saat hamil muda, dapat ditanyakan langsung oleh dokter kandungan masing-masing.

Hal ini karena setiap individu memiliki kondisi kehamilan yang berbeda-beda. Dokter akan memberikan rekomendasi perjalanan terbaik sesuai dengan kondisi ibu.

Risiko Melakukan Perjalanan Jauh saat Hamil Muda

Ilustrasi Ibu Hamil

Ilustrasi Ibu Hamil. FOTO/iStockphoto

Ada beberapa risiko melakukan perjalanan jauh saat hamil muda yang bisa dialami ibu dan bayi, sebagai berikut:

1. Keguguran

Salah satu risiko bepergiaan saat hamil muda yang paling berbahaya adalah keguguran.

Risiko keguguran sendiri memang bisa terjadi dalam situasi apapun, meskipun ibu tidak melakukan perjalanan.

Namun, menurut Baby Center, kelelahan yang biasa terjadi usai melakukan perjalanan jauh dikaitkan dengan peningkatan risiko keguguran.

2. Mual dan muntah berlebihan

Risiko perjalanan lainnya yang mungkin dialami ibu hamil saat perjalanan adalah mual dan muntah berlebihan.

Ibu hamil memang rentan mengalami mual dan muntah selama masa kehamilan trimester 1. Hal ini bisa diperparah dengan kondisi kurang kondusif di perjalanan.

Mual dan muntah pada ibu hamil muda bisa diperburuk oleh kondisi yang tidak kondusif saat perjalanan. Bisa jadi karena suhu kendaraan terlalu dingin, stres, hingga penurunan gula darah.

3. Trombosis vena dalam (DVT)

Trombosis vena dalam atau DVT adalah pembentukan gumpalan pembuluh darah dalam kaki yang terjadi pada ibu hamil.

Dikutip dari Better Health, DVT bisa terjadi karena ibu tidak bergerak dalam waktu lama karena perjalanan jauh. DVT bisa menjadi kondisi serius apabila gumpalan pecah dan naik ke paru-paru.

Risiko gumpalan DVT meningkat pada ibu hamil yang melakukan perjalanan jauh dengan pesawat.

4. Tertular penyakit

Kelelahan setelah perjalanan jauh memungkinkan ibu lebih rentan tertular penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri.

Padahal, penyakit perjalanan seperti malaria dan zika dapat menyebabkan masalah serius pada kehamilan ibu.

Selain itu, kebersihan yang buruk dan makan sembarangan selama perjalanan juga meningkatkan risiko ibu keracunan makanan.

5. Lembab dan bau di area kelamin

Perjalanan jauh menyebabkan ibu harus duduk di kendaraan dalam waktu lama. Ini menyebabkan area kelamin menjadi lebih lembab dan basah.

Kondisi ini bisa diperburuk oleh penggunaan toilet umum yang tidak bersih. Dikutip dari Health Shots, kondisi lembab di area kelamin meningkatkan risiko jamur dan bakteri berkembang biak.

Infeksi jamur dan bakteri di area kelamin saat hamil dapat berakibat serius. Oleh karena itu, ibu sangat disarankan menjaga kebersihan selama perjalanan dengan rutin mengganti pakaian dalam.

6. Lemas dan pingsan

Risiko lemas dan pingsan dapat dialami ibu hamil selama perjalanan jauh. Dikutip dari American Pregnancy, kondisi ini lebih rentan dialami ibu selama kehamilan trimester pertama.

Lemas dan pingsan pada ibu hamil saat perjalanan bisa dipengaruhi karena perubahan hormon, penurunan tekanan darah, kepanasan, hingga gula darah rendah.

Lemas dan pingsan juga bisa terjadi karena faktor kekurangan oksigen, khususnya pada saat perjalanan udara.

Tips Aman Perjalanan Saat Hamil Menggunakan Pesawat, Mobil, Bus, dan Kapal

Risiko-risiko perjalanan yang dialami ibu hamil muda dapat terjadi terlepas dari moda transportasi yang digunakan.

Baik perjalanan jauh menggunakan pesawat, mobil, dan kapal sama-sama dapat menimbulkan risiko kesehatan pada ibu hamil.

Kabar baiknya, risiko perjalanan saat hamil menggunakan pesawat, mobil, bus, dan kapal sama-sama bisa diantisipasi dengan tindakan dan persiapan yang tepat.

Berikut tips aman perjalanan jauh dengan menggunakan pesawat, mobil, dan kapal serta hal apa saja yang dihindari saat hamil muda menurut Better Health:

1. Tips bepergian saat hamil muda naik pesawat

    • Diskusikan setiap potensi risiko kehamilan pada dokter, termasuk apa jenis obat yang harus dibawa dan jenis makanan yang bisa dikonsumsi di wilayah tujuan.
    • Pastikan asuransi perjalanan yang dibeli memuat klausul klaim terkait kondisi saat hamil.
    • Pesan kursi dekat lorong sehingga memudahkan pergi ke toilet.
    • Hindari dehidrasi dengan minum banyak air.
    • Minta pramugari/pramugara memasangkan sabuk pengaman tidak terlalu kencang dan di tempat yang tepat, yaitu di bawah tonjolan perut.
    • Hindari menggunakan pakaian dan pakaian dalam ketat.
    • Minum banyak air untuk mencegah dehidrasi.
    • Hindari terus duduk selama perjalanan, beridirilah dan jalan mondar-mandiri di lorong pesawat dapat menurunkan risiko DVT.
    • Jika pusing, mual, atau sesak napas sampaikan kepada pramugari/pramugara untuk memberi oksigen.
    • Saat penerbangan mengalami turbulensi tetap duduk tenang di kursi, sembari menekuk dan merenggangkan pergelangan kaki.
    • Untuk mengindari DVT, terima suntikan heparin sebelum dan sesudah perjalanan lebih dari empat jam sesuai dengan rekomendasi dokter.
2. Tips bepergian saat hamil muda naik mobil

    • Jadwalkan untuk menepi dan turun dari kendaraan setiap dua jam sekali.
    • Kenakan sabuk pengaman dengan benar, yaitu paskan bagian selempang di bahu menuju antara payudara, sedangkan sabuk bagian bawah menempel di bawah tonjolan perut.
    • Jangan menaruh tas atau barang bawaan berat di pangkuan, karena berisiko membentur perut jika terjadi guncangan atau tabrakan.
    • Jika ibu hamil yang mengemudi, pastikan kursi sedikit dimundurkan agar setir tidak mengenai perut ibu.
    • Jika terjadi tabrakan seringan apapun, langsung temui dokter.
    • Makan camilan untuk mencegah gula darah turun.
3. Tips bepergian saat hamil muda naik bus

    • Jika tujuan perjalanan berjarak lebih dari 2 jam, pastikan memilih bus yang menawarkan tempat istirahat atau pemberhentian di sela-sela perjalanan.
    • Jangan menaruh tas atau barang bawaan berat di pangkuan, karena berisiko membentur perut jika terjadi guncangan atau tabrakan.
    • Bawa jaket atau pakaian hangat yang bisa melindungi dari suhu dingin di bus.
    • Konsultasikan ke dokter sebelum mengonsumsi obat anti mual.
    • Pastikan sudah sarapan sebelum berangkat.
    • Minum banyak air untuk mencegah dehidrasi.
    • Makan camilan untuk mencegah gula darah turun.
    • Hindari berjalan atau berdiri sebelum bus benar-benar berhenti karena berisiko rem mendadak yang menyebabkan jatuh atau terbentur.
4. Tips bepergian saat hamil muda naik kapal

    • Lakukan pemeriksaan medis, setidaknya satu hari sebelum perjalanan.
    • Pesan kursi di area duduk bebas rokok atau non-smoking area.
    • Tanyakan kepada perusahaan pelayaran apakah memiliki fasilitas untuk ibu hamil, hal ini karena beberapa perusahaan pelayaran menyediakan kursi prioritas untuk ibu hamil.
    • Pastikan sarapan sebelum berangkat.
    • Jika punya riwayat mabuk laut, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat mabuk.
    • Makan camilan untuk mencegah gula darah turun
    • Pastikan minum banyak air putih untuk mencegah dehidrasi.
    • Tidur selama perjalanan direkomendasikan untuk menjaga stamina dan mencegah mabuk laut.
    • Hindari pergi sendirian, pastikan membawa setidaknya satu anggota keluarga dewasa bersama.

Baca juga artikel terkait PERJALANAN JAUH SAAT HAMIL 1 BULAN atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Dhita Koesno