tirto.id - Hormon ibu hamil yang berperan dalam kehamilan awal adalah progesteron, estrogen, human chorionic gonadotropin (hCG), thyroid-stimulating hormone (TSL). Selain itu, ada beberapa hormon lain yang punya andil besar dalam proses kehamilan perempuan.
Perubahan hormonal yang terjadi pada ibu hamil merupakan sesuatu yang lumrah. Hal itu biasanya memengaruhi indera penciuman, penglihatan, dan rasa.
Tidak hanya itu, perubahan hormonal juga membuat fungsi jantung dan ginjal berubah signifikan serta peningkatan lemak pada rahim dan payudara sehingga terjadi modifikasi fisiologis. Tidak jarang, saat hamil, kulit perempuan tampak lebih berseri dan rambut lebih tebal.
Namun, perubahan itu kerap membuat ibu hamil kelelahan. Karenanya, perlu pemahaman yang utuh terkait hal-hal yang akan terjadi pada awal kehamilan.
Secara umum, kehamilan berlangsung selama 40 minggu. Perhitungannya dimulai sejak hari pertama haid terakhir (HPHT).
Masa kehamilan 40 minggu ini terbagi atas tiga periode yang disebut sebagai trimester. Setiap trimester berlangsung sekitar tiga bulan atau 12-14 minggu. Berikut ini gejala fisik yang akan dialami ibu hamil di setiap trimester:
- Trimester 1
Trimester 1 terhitung mulai hari pertama kehamilan hingga 12 minggu kemudian. Pada awal trimester tubuh ibu hamil tidak mengalami perubahan fisik yang signifikan. Namun, memasuki bulan ketiga, perut ibu akan mulai membuncit. Beberapa tanda kehamilan lain yang akan terjadi pada periode ini adalah mual muntah, pusing, sering buang air kecil, mudah lelah, dan sembelit.
- Trimester 2Di trimester 2 (13-24 minggu), tubuh ibu hamil mulai membaik dan kuat melakukan aktivitas seperti olahraga. Kendati demikian, tetap muncul keluhan seperti sakit pinggang, kaki kram, heartburn.
- Trimester 3
Di trimester 3 (25-40 minggu), tubuh mencapai puncak perubahan sehingga ibu sulit bergerak atau menjalani aktivitas. Keluhan yang muncul pada periode ini di antaranya seperti perut lebih besar, sesak napas, kaki dan tangan bengkak, serta varises.
Apa Saja Hormon yang Berperan dalam Kehamilan Awal?
Gejala fisik yang dirasakan ibu hamil selama periode kehamilan disebabkan oleh perubahan hormonal. Setiap trimester memiliki perubahan hormonal yang berbeda meskipun terkadang mempunyai hubungan. Berikut ini hormon yang berperan dalam kehamilan awal atau trimester I:
1. Hormon Progesteron
Hormon progesteron merupakan hormon yang dihasilkan di corpus luteum (massa jaringan kuning dalam ovarium yang berbentuk folikel) selama kurang lebih 10 minggu usia kehamilan. Kemudian, secara bertahap progesteron akan dihasilkan oleh plasenta.
Di awal kehamilan hingga usia 10-12 minggu, hormon ini meningkat antara 100-200 ng/ml serta menghasilkan sekitar 250 mg/hari. Namun, setelah organ yang memproduksi berganti dari corpus luteum ke plasenta, senyawa tersebut kembali ke tingkat awal atau aktivitasnya menurun. Kendati demikian, akan ada peningkatan kedua pada hormon progesteron karena diperlukan oleh plasenta prekursor janin guna mencegah persalinan prematur.
Hormon progesteron berfungsi mempersiapkan lapisan rahim untuk implan sel telur, melemaskan otot, serta mencegah rahim berkontraksi hingga awal persalinan. Namun, relaksasi dari hormon progesteron terkadang menyebabkan sembelit karena memperlambat saluran pencernaan.
Fungsi lain dari hormon progesteron adalah merangsang penebalan rahim. Efek peningkatan progesteron pada ibu hamil meliputi: kenaikan suhu badan, cadangan lemak, memicu perkembangan payudara, muntah, serta refluks.
2. Estrogen
Pada awal kehamilan, hormon estrogen dibentuk ovarium. Kemudian, secara bertahap, produksi hormon estrogen dilakukan oleh plasenta selama proses kehamilan. Peningkatan kadar estrogen meningkat beratus kali lipat setelah diproduksi plasenta hingga trimester 3 dengan output maksimum 30-40 mg/hari.
Fungsi hormon estrogen adalah mengatur progesteron sekaligus menjaga lapisan endometrium untuk perkembangan bayi. Beberapa efek peningkatan estrogen seperti menyebabkan mual, hingga memberi tekanan pada pinggul bawah dan panggul.
3. Human chorionic gonadotropin (hCG)
Hormon hCG pada awal kehamilan dihasilkan trofoblas (sel pada tepi ovum). Setelah plasenta terbentuk, hormon ini akan diproduksi olehnya. Kadar Hormon hCG meningkat lebih cepat sekitar hampir 2 kali lipat setiap 3 hari selama 8 hingga 10 minggu pertama kehamilan.
Pratap Kumar dan Navneet Magon dalam jurnal berjudul "Hormones in Pregnancy" menjelaskan, hCG berfungsi menyelamatkan corpus luteum dari involusi serta mempertahankan sekresi progesteron yang dilakukan sel granulosa ovarium. Hormon tersebut juga berfungsi membantu penebalan lapisan rahim untuk embrio.
Keberadaan hCG ini juga menjadi tolok ukur hamil-tidaknya seorang perempuan. Cara mengeceknya biasanya menggunakan test pack. Alat tersebut dilumuri oleh urine calon ibu hamil untuk memastikan kehamilannya.
Di sisi lain, peningkatan kadar hormon hCG akan menyebabkan ibu hamil mual di pagi hari. Semakin tinggi jumlah kadar hCG, maka lebih sering seorang ibu merasakan mual. Apabila mual mulai hilang, ini menandakan bahwa tahap kehamilan memasuki trimester II.
4. Thyroid-stimulating hormone (TSL)
Peningkatan thyroid-stimulating hormone (TSL) yang sangat cepat menjadi salah satu tanda bahwa Anda sedang hamil. TSL dihasilkan di kelenjar hipofisis dalam otak.
Hormon tiroid membantu mengatur metabolisme setiap sel dalam tubuh Anda. Peningkatan TSL diperlukan untuk mendukung perkembangan saraf dan tulang bayi.
TSL juga punya hubungan erat dengan hCG dan estrogen. Jika kedua hormon itu mengalami peningkatan, tiroid akan terstimulasi lebih banyak lagi, terutama pada ibu yang sedang mengandung bayi kembar.
Penting bagi para ibu untuk memastikan bayi mendapatkan hormon tiroid yang cukup. Untuk itu, Anda harus melakukan pemeriksaan darah pada trimester pertama kehamilan dan memeriksanya lagi jika ada masalah atau kelainan.
Hormon yang Hanya Dimiliki Ibu Hamil
Selain progesteron, estrogen, hCG, dan TSL, hormon lain yang dihasilkan oleh ibu hamil adalah human placental lactogen (hPL), melanocyte-stimulating hormone, kortisol, dan prolaktin.
Berikut ini peran beberapa hormon tersebut selama sisa masa kehamilan.
1. Melanocyte-stimulating hormone
Pada trimester 2, estrogen dan progesteron akan merangsang hormon melanosit. Hormon ini memproduksi melanin sehingga membuat warna kulit anda terlihat lebih berseri.
Selain itu, tanda lain yang bisa terlihat akibat meningkatnya hormon melanosit adalah garis gelap pada perut ibu hamil; puting tampak lebih gelap; tahi lalat dan bintik-bintik terlihat lebih jelas; rambut tumbuh lebih cepat, berkat lonjakan estrogen lebat.
2. hPL
Hormon ini juga dikenal sebagai human chorionic somatomammotropin. Itu dibuat oleh plasenta. Memberikan nutrisi pada janin. Ini juga merangsang kelenjar susu di payudara untuk menyusui.
hPL bertanggung jawab atas peningkatan yang mencolok dalam konsentrasi plasma IGF-1 pada ibu, saat kehamilan mendekati cukup bulan.
Human placental lactogen memberikan efek metabolik selama kehamilan, melalui IGF-1. Hal ini terkait dengan resistensi insulin, meningkatkan sekresi insulin yang merangsang lipolisis, meningkatkan sirkulasi asam lemak bebas, dan menghambat glukoneogenesis. Akibatnya, ia memusuhi kerja insulin, menginduksi intoleransi glukosa, serta lipolisis dan proteolisis pada sistem ibu.
Oleh karena itu, peran skrining universal untuk gula darah abnormal pada awal trimester 3 ditekankan dalam praktik klinis.
3. Kortisol
Kortisol atau kerap disebut sebagai hormon stres, meningkat selama masa kehamilan, terutama memasuki trimester 2. Karenanya, ibu hamil kerap mengalami stres dan itu akan berpengaruh pada janin.
Namun, hormon ini pada dasarnya penting bagi janin karena dapat membantu mengatur metabolisme Anda dan mengontrol kadar gula darah.
4. Prolaktin
Memasuki trimester 3, prolaktin akan terbentuk. Hormon ini merangsang perkembangan jaringan payudara untuk mempersiapkan laktasi. Ia akan meningkat 10 kali lebih tinggi pada akhir kehamilan.
Meskipun belum waktunya memproduksi ASI dan menyusui, payudara ibu hamil secara otomatis akan bersiap dengan kolostrum pada periode akhir ini.
Editor: Fadli Nasrudin