tirto.id - Beberapa orang menganggap pregnancy glow disebabkan oleh aura bahagia dan positif yang dipancarkan oleh ibu hamil. Atau ada juga yang mengatakan sebagai bawaan bayi. Tapi sebenarnya, ada penjelasan ilmiah yang lebih valid di balik pregnancy glow.
Pregnancy glow digambarkan sebagai kondisi di mana kulit perempuan hamil terlihat lebih berseri, cerah, kenyal, dan merona. Tak hanya kulit, rambut pun menjadi tampak lebih tebal dan berkilau.
Perubahan pada kulit dan rambut ini biasanya dirasakan perempuan saat kehamilannya memasuki trimester kedua. Tapi, ada juga ibu hamil yang mengalaminya di sepanjang masa kehamilan.
Tapi, pregnancy glow sendiri bukanlah istilah medis. Istilah ini diberikan secara umum untuk menggambarkan kondisi perempuan hamil yang lebih cantik saat hamil.
Melansir dari Healthline, penyebab utama pregnancy glow adalah peningkatan jumlah hormon yang dilepaskan selama kehamilan, di antaranya estrogen dan progesteron.
Peningkatan kedua hormon ini bertanggung jawab pada berbagai gejala kehamilan yang sering dirasakan oleh calon ibu, mulai dari mual, payudara membesar, penciuman menjadi lebih sensitif, serta melunakkan sendi sehingga membuat ibu hamil jadi lebih mudah cedera atau kehilangan keseimbangan.
Peningkatan hormon estrogen, selain memicu munculnya rasa mual, terutama pada trimester pertama kehamilan, juga meningkatkan aliran darah dalam tubuh, termasuk aliran darah ke kulit.
Selama kehamilan, tubuh perempuan juga menghasilkan lebih banyak darah lantaran rahim dan organ vital membutuhkan lebih banyak darah untuk mendukung pertumbuhan bayi. Disebutkan bahwa jumlah darah dalam tubuh perempuan hamil akan meningkat hingga 50 persen. Peningkatan volume darah ini akan melebarkan pembuluh darah, sehingga membuat kulit terlihat memerah dan berseri.
“Pembuluh darah melebar untuk memastikan janin mendapat cukup oksigen,” kata Ava Shamban, MD, dokter kulit yang berbasis di Los Angeles dan penulis Heal Your Skin. “Seiring dengan aliran darah, perempuan hamil mendapatkan lebih banyak nutrisi dan peningkatan pergantian sel.”
Selain itu, peningkatan hormon progesteron selama kehamilan memicu munculnya rambut-rambut halus, terutama pada bagian payudara atau perut. Hormon ini juga bisa membuat rambut di kepala tumbuh lebih lebat.
Peningkatan kedua hormon ini juga membuat kelenjar di kulit, termasuk kulit kepala, memproduksi lebih banyak minyak. Kondisi ini membuat kulit dan rambut menjadi lebih mengkilap dan bersinar.
Tidak Semua Perempuan Mengalami PregnancyGlow
Meski pregnancy glow adalah bagian alami dari kehamilan, tidak semua perempuan mengalaminya. Kebalikan dari pregnancy glow, ada pula perempuan hamil yang malah mengalami jerawatan, bruntusan, atau pigmentasi berlebih terutama di area leher dan lipatan kulit.
Tapi, mengalami pregnancy glow bukan faktor untung-untungan. Menurut dr. Darrell Fernando, SpOG yang sehari-hari berpraktik di Mayapada Hospital Kuningan dan RS YPK Mandiri.
Pregnancy glow menurutnya dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal, misalnya, asupan nutrisi, status hidrasi, kondisi kesehatan ibu dan kehamilan secara umum, pola tidur, dan kesehatan wajah sebelumnya. Sedangkan faktor eksternal bisa dipengaruhi oleh tingkat stres dan paparan sinar matahari.
Jadi, meski semua perempuan hamil mengalami perubahan hormon, pelebaran pembuluh darah, dan peningkatan produksi minyak, tidak semua akan mengalami pregnancy glow.
Ibu hamil yang anemia atau mengalami masalah pada jantungnya, misalnya, mungkin kulit wajahnya akan terlihat pucat sehingga tak tampak rona merah yang biasa dialami pada pregnancy glow.
Atau pada ibu hamil yang kurang minum air putih, kondisi kulitnya akan kering dan kusam, sehingga rona kemerahan tak akan tampak pada wajahnya.
Citra Tubuh Perempuan Hamil
Rona merah pada wajah perempuan hamil menurut dr. Darrell, bisa saja bukan bagian dari pregnancy glow. Sebaliknya, merupakan kemerahan yang disebabkan oleh jerawat, dermatitis, atau flare pada penyakit lupus.
Oleh karena itu, membandingkan perubahan tubuh antara perempuan hamil yang satu dan yang lain bukanlah hal yang bijaksana.
Pasalnya, perubahan fisik pada masa kehamilan, baik itu munculnya jerawat di wajah, kaki bengkak atau varises, dan tubuh mengalami penambahan berat badan, sering membuat perempuan rendah diri pada tubuhnya.
Sebuah studi Agustus 2022 mencatat bahwa persepsi ini dapat meningkatkan risiko ketidakpuasan tubuh pada perempuan, yang selanjutnya terkait dengan kondisi kesehatan mental yang negatif seperti depresi dan gangguan makan.
Norma sosial yang menganggap calon ibu adalah perempuan yang paling berbahagia, tidak menutup realita bahwa ada suatu perubahan bentuk tubuh maupun wajah terjadi pada setiap perempuan hamil. Penerimaan akan perubahan yang bagi beberapa perempuan, mungkin perlu dilakukan secara bertahap (apalagi bagi calon ibu baru).
Saat perempuan membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan perubahan yang dialami, norma sosial telah "menghukum" dengan komentar ibu egois yang hanya memikirkan penampilan. Hal ini sering terjadi tidak hanya di lingkungan para ibu, namun juga orang terdekat seperti keluarga maupun suami.
Narasi sosial memaksa ibu untuk menahan kegelisahan tentang perubahan tubuhnya dan hanya boleh "merayakan"perannya sebagai calon ibu. Komentar terkait tubuh perempuan hamil akhirnya menimbulkan rasa bersalah dan malu, sampai kesulitan untuk mendapatkan bantuan saat masa kehamilan.
Padahal, mengalami masa sulit dengan perubahan yang dialami tubuh, menurut Jessica Byrd, seorang terapis dari Arizon, bukan berarti perempuan tidak menghargai perubahan yang terjadi (saat hamil).
Informasi terkait pregnancy glow yang bisa terjadi pada beberapa perempuan, juga jangan membuat perempuan akhirnya berharap wajahnya akan menjadi selicin porselen saat hamil.
Fenomena pregnancy glow seharusnya justru menjadi kesadaran bagi perempuan untuk tidak terjebak pada standar kecantikan tertentu; bahwa perempuan cantik adalah berkulit mulus, kaki jenjang, atau berbadan langsing.
American Pregnancy Association mengakui bahwa mencintai citra tubuh sebelum kehamilan dapat membantu perempuan melewati perubahan emosional dan fisik.
Memiliki citra tubuh yang positif tentang diri, bukan hanya tentang penampilan fisik. Namun lebih terkait pada bagaimana perasaan tentang diri sendiri. Dan ini menjadi penting dalam kehamilan karena akan ada perubahan tubuh yang tidak dapat dikendalikan.
Daripada memikirkan “berkah” pregnancy glowing, calon ibu disarankan untuk fokus menjaga kehamilan agar tetap sehat dengan mengonsumsi makanan bernutrisi untuk tumbuh kembang janin.
Karena pada dasarnya, perubahan tubuh diperlukan untuk mendukung kehamilan yang sehat.
Penulis: Petty Mahdi
Editor: Lilin Rosa Santi