tirto.id - Dalam membahas organ reproduksi pria, kita juga perlu memahami fungsi beserta hormon yang memengaruhinya.
Organ reproduksi pria terdiri dari dua bagian, yakni organ bagian eksternal (luar) dan internal (dalam).
Mengutip catatan RSUD Kabupaten Buleleng, bagian luar organ reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum, testis, dan epididimis. Berikut ini penjelasan mengenai keempat bagian tersebut?
Organ Reproduksi Pria Bagian Eksternal
1. Penis
Salah satu bagian eksternal ini terdiri dari tiga bagian, mulai dari akar (menempel di perut bagian bawah), batang (berada di tengah), dan kepala (ujung).
2. Skrotum
Bagian ini terletak di belakang bawah penis dan di dalamnya terdapat testis (biasa juga disebut testikel). Selain adanya testis yang akan dibahas setelah ini, skrotum ternyata menyimpan banyak saraf serta pembuluh darah. Fungsinya, mengatur suhu testis.
3. Testis
Di dalam skrotum, testis yang mempunyai bentuk oval ini berfungsi menghasilkan sperma. Selain itu, bagian organ reproduksi laki-laki ini juga berguna untuk menciptakan hormon testosteron (sering disebut hormon pria).
4. Epididimis
Bagian ini berbentuk saluran panjang dan letaknya di belakang testis. Fungsinya untuk membawa sperma yang telah diproduksi testis lalu menyimpannya.
Organ Reproduksi Pria Bagian Internal
1. Vas Deferens
Berbentuk saluran panjang serta tebal, bagian ini terletak mulai epididimis sampai rongga panggul. Fungsinya, membawa sperma yang sudah matang agar sampai ke uretera (sebelum ejakulasi terjadi).
2. Vesikula Seminalis
Bagian ini terletak menempel di Vas Deferens. Berhubungan dekat dengan vas deferens yang membawa sperma, ternyata bagian ini memproduksi cairan yang tugasnya memberikan energi agar sperma bisa bergerak.
3. Saluran Ejakulasi
Bagian ini dikatakan sebagai pertemuan dari Vas Deferens dan Vesikula Seminalis. Tugasnya membawa sperma sebelum sampai ke saluran kemih.
4. Saluran Kemih
Bagian ini terkadang juga disebut sebagai uretera. Fungsinya membawa cairan, baik sperma maupun urine, untuk keluar melalui kepala penis.
5. Kelenjar Prostat
Di bawah kandung kemih, bagian ini berfungsi untuk menambahkan cairan ke sperma saat seorang pria ejakulasi. Selain itu, kelenjar ini juga ikut membantu menjaga kesehatan sperma.
6. Kelenjar Bulbourethral
Bagian ini punya fungsi sebagai penghasil cairan pelicin. Hasil produksinya tersebut kemudian disalurkan ke saluran kemih agar saluran ternetralisir dari keasaman akibat sisa-sisa urine.
Fungsi Organ Reproduksi Pria
Di dalam buku Biologi Paket C (2018:4), Muhamad Noval, menjelaskan tentang proses terbentuknya seorang bayi. Dimulai dari pertemuan sel ovum dan sel sperma, maka akan membentuk zigot yang nantinya berubah menjadi janin.
Dari kejadian tersebut, kita mengetahui bahwa sel ovum perempuan diisi oleh sel sperma dari laki-laki agar bisa menciptakan janin sebagai proses akhirnya.
Hal tersebut menyuratkan juga fungsi organ reproduksi pria dalam kehidupan, yakni mengantarkan sperma kepada sel ovum.
Namun, tentunya organ reproduksi tidak akan berfungsi sebelum waktunya. Masa organ dapat dikatakan berfungsi adalah ketika seorang pria telah mencapai masa pubertasnya, mulai kisaran 9-12 tahun.
Hormon yang Memengaruhi Fungsi Organ
Tentunya, organ reproduksi pria tidak akan berfungsi dengan semestinya jika tidak dipicu oleh hormon-hormon tertentu. Di antaranya, hormon yang memengaruhi fungsi adalah Follicle stimulating hormone (FSH), Luteinizing hormone (LH), dan testosteron.
Hormon bernama FSH dan LH ternyata dihasilkan pada bagian kelenjar pituitari. Terkait pengaruh, FSH ikut berperan dalam produksi sperma sedangkan LH mempunyai peran dalam pembentukan hormon testosteron.
Testosteron yang kita sebut dari tadi merupakan hormone yang identik dengan pria. Seperti yang diungkap dalam artikel lain RSUD Kabupaten Buleleng, testoren memicu produksi sperma dan mengembangkan seksualitas laki-laki.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yulaika Ramadhani