tirto.id - Hormon seks yang mempengaruhi perempuan adalah estrogen dan progesteron. Namun, dalam tubuh perempuan sebetulnya juga terdapat hormon laki-laki.
Hormon merupakan zat alami yang diproduksi dalam tubuh. Hormon membantu menyampaikan pesan antara sel dan organ serta memengaruhi banyak fungsi tubuh. Setiap orang memiliki apa yang dianggap sebagai hormon seks laki-laki dan perempuan.
Seperti dilansir laman Medical News Today hormon seks perempuan, atau steroid seks, memiliki peran penting dalam perkembangan seksual, reproduksi, dan kesehatan umum.
Tingkat hormon seks itu akan berubah seiring waktu, tetapi beberapa perubahan paling signifikan terjadi selama masa pubertas, kehamilan, dan menopause.
Mengenal Hormon Seks
Hormon adalah pembawa pesan kimia yang diproduksi dan dilepaskan oleh kelenjar endokrin ke dalam aliran darah. Hormon juga membantu mengatur banyak proses tubuh, seperti nafsu makan, tidur, dan pertumbuhan.
Hormon seks adalah hormon yang memainkan peran penting dalam perkembangan dan reproduksi seksual. Kelenjar utama yang menghasilkan hormon seks adalah kelenjar adrenal dan kelenjar, yang meliputi ovarium pada perempuan dan testis pada laki-laki.
Hormon seks juga penting untuk berbagai fungsi tubuh dan kesehatan seseorang. Pada laki-laki dan perempuan, hormon seks terlibat dalam beberapa hal, di antaranya:
- Pubertas dan perkembangan seksual
- Reproduksi
- Hasrat seksual
- Mengatur pertumbuhan tulang dan otot
- Respons inflamasi
- Mengatur kadar kolesterol
- Mengatur pertumbuhan rambut
- Distribusi lemak tubuh
Kadar hormon seks juga berfluktuasi sepanjang hidup seseorang. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi kadar hormon seks perempuan antara lain:
- Usia
- Masa menstruasi atau saat sedang haid
- Kehamilan
- Obat-obatan
- Lingkungan
Ketidakseimbangan hormon seks dapat menyebabkan perubahan hasrat seksual dan masalah kesehatan seperti rambut rontok, keropos tulang, dan infertilitas.
Jenis Hormon Seks Perempuan
Secara garis besar sebenarnya ada dua hormon seks utama pada perempuan, yaitu estrogen dan progesteron. Namun dalam tubuh perempuan sebetulnya juga terdapat hormon testosterone, meskipun testosteron dianggap sebagai hormon laki-laki, perempuan juga menghasilkan dan membutuhkan sejumlah kecil dari hormon ini, seperti dilansir Healthline.
1. Estrogen
Estrogen adalah hormon utama perempuan. Bagian terbesar hormone ini berasal dari ovarium, tetapi sebagian kecil hormon ini diproduksi kelenjar adrenal dan sel-sel lemak. Selama kehamilan, plasenta juga menghasilkan estrogen.
Estrogen memainkan peran besar dalam perkembangan reproduksi dan seksual, termasuk:
- Masa pubertas
- Haid
- Kehamilan
Estrogen juga mempengaruhi:
- Otak
- Sistem kardiovaskular
- Rambut
- Sistem musculoskeletal
- Kulit
- Saluran kemih
Kadar estrogen ini bisa ditentukan dengan tes darah. Meskipun kadarnya dapat bervariasi pada setiap orang, berikut kisaran kadar estrogen normal yang dimiliki perempuan maupun laki-laki, dalam pikogram per mililiter (pg / mL):
- Perempuan dewasa, premenopause: 15-350 pg / mL
- Perempuan dewasa, pascamenopause: <10 pg / mL
- laki-laki dewasa: 10-40 pg / mL
- Tingkat akan sangat bervariasi sepanjang siklus menstruasi.
2. Progesteron
Ovarium juga menghasilkan hormon seks yang bernama progesteron setelah masa ovulasi. Selama kehamilan, plasenta juga menghasilkan progesteron.
Progesteron memiliki beberapa peran, di antaranya:
- Menyiapkan lapisan rahim untuk sel telur yang telah dibuahi
- Mendukung terjadinya kehamilan
- Menekan produksi estrogen setelah ovulasi
3. Testosteron
Sebagian kecil testosteron berasal dari kelenjar adrenal dan ovarium. Hormon ini berperan dan mempengaruhi beberapa fungsi tubuh, di antaranya:
- Hasrat seksual
- Pengaturan siklus menstruasi
- Kekuatan tulang dan otot
- Kesuburan
- Produksi sel darah merah
Tes darah juga dapat menentukan tingkat testosteron Anda. Kisaran normal untuk perempuan adalah 15 hingga 70 nanogram per desiliter (ng / dL).
Peran Hormon Seks dalam Masa Puber
Perempuan kebanyakan akan memasuki pubertas antara usia 8 hingga 13 tahun, dan pubertas biasanya berakhir ketika mereka berusia sekitar 14 tahun.
Selama masa pubertas, kelenjar hipofisis mulai memproduksi hormon luteinizing (LH) dan hormon perangsang folikel (FSH) dalam jumlah yang lebih besar, yang merangsang produksi estrogen dan progesteron.
Peningkatan kadar estrogen dan progesteron ini mulai membangun memulai karakteristik seksual sekunder, yang meliputi:
- Pertumbuhan payudara
- Pertumbuhan rambut di ketiak, kaki, dan daerah sekitar kemaluan
- Peningkatan tinggi badan
- Peningkatan lemak di pinggul, bokong, dan paha
- Pelebaran panggul dan pinggul
- Peningkatan produksi minyak di kulit
Editor: Yantina Debora
Penyelaras: Ibnu Azis