tirto.id - Merokok bagi ibu hamil tentu berisiko bagi kesehatan diri dan janin yang dikandung, hal ini karena adanya kandungan bahan kimia berbahaya seperti, nikotin, tar, dan karbon monoksida.
Para ibu yang merokok secara aktif maupun yang merokok saat hamil akan berisiko terkena komplikasi kehamilan yang berakibat fatal.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, anak yang terlahir dari para ibu yang merokok saat hamil, terutama perokok aktif, menghadapi peningkatan risiko menderita Attention-Defcit/Hiperactivity Disorder (ADHD).
ADHD adalah gangguan pada perkembangan otak anak yang dapat menyebabkan anak hiperaktif dan kesulitan untuk memusatkan perhatian.
Para ibu yang merokok saat kehamilan memiliki risiko 60 persen lebih tinggi untuk melahirkan anak dengan ADHD dibandingkan dengan yang tidak merokok.
Menurut data Sistem Monitoring dan Penilaian Risiko Kehamilan tahun 2011 dari 24 negara bagian, hampir sekitar 10 persen perempuan di Amerika melaporkan dirinya merokok pada 3 bulan terakhir usia kehamilan.
Hasilnya, tim peneliti menemukan fakta bahwa ibu perokok tersebut berisiko memiliki anak dengan kondisi ADHD yang rendah.
Di Amerika dan Eropa, para ibu yang merokok langsung berhenti setelah mengetahui dirinya hamil, sehingga anak yang lahir tidak menderita Attention-Deficit/Hiperactivity Disorder.
Seperti yang diketahui bahwa wanita yang merokok akan rentan terhadap penyakit kanker paru–paru, rongga mulut, kerongkongan, payudara, serviks (leher rahim), gangguan kesuburan, dan kehamilan.
Menurut American Society for Reproductive Medicine seperti dikutip Healthline, baik perokok pria maupun wanita akan memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk memiliki masalah kesuburan dibandingkan dengan orang tua yang bukan perokok.
Maka dari itu, untuk ibu yang merokok pada saat kehamilan sebaiknya berhenti. Agar tidak memengaruhi kesehatan bayi yang sedang dikandung. Selain itu, ibu yang merokok saat hamil bisa menderita keguguran, cacat lahir, dan berat badan bayi yang lahir rendah.
Merokok juga dapat menyebabkan bayi dilahirkan dengan berat badan rendah. Hal ini bisa berdampak pada masalah kesehatan atau bahkan cacat. Walaupun kemajuan dalam perawatan medis bisa mengurangi risiko jumlah kematian.
Namun tetap saja menjadi kondisi serius yang dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan bayi, cerebral palsy (gangguan gerakan, otot, atau postur yang disebabkan oleh cedera atau perkembangan abnormal di otak, paling sering terjadi sebelum kelahiran), penyakit penglihatan dan pendengaran.
Merokok selama kehamilan juga dapat menyebabkan bayi lahir prematur. Kondisi di mana bayi lahir terlalu dini. Berikut ini risiko kesehatan yang terkait dengan kelahiran prematur yaitu:
- Cacat mental.
- Gangguan penglihatan dan pendengaran.
- Memiliki masalah dalam perilaku bayi/anak.
- Komplikasi yang dapat mengakibatkan kematian.
Dr. Jeffrey Newcorn selaku Direktur pada The Center of Excellence in ADHD and Related Disorder di Icahn School of Medicine at Mount Sinai mengatakan, hal ini akan menjadi lompatan besar.
"Namun bila Anda adalah seorang perokok sebelumnya dan berhenti pada masa kehamilan, risiko ADHD juga menurun”, demikian ujar Jeffrey yang dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan.
Penulis: Yudha Najib
Editor: Dhita Koesno