Menuju konten utama

Alasan Kenapa Banyak Remaja Perempuan Merokok dan Apa Bahayanya

Banyak remaja perempuan merokok karena faktor pergaulan dan ketidaktahuan terhadap bahaya rokok. 

Alasan Kenapa Banyak Remaja Perempuan Merokok dan Apa Bahayanya
Ilustrasi dilarang merokok. FOTO/Istockkphoto

tirto.id - Merokok pada usia remaja, terutama pada remaja perempuan merupakan kebiasaan tidak sehat yang berbahaya bagi kesehatan. Remaja perempuan yang merokok memiliki risiko kesehatan yang sama dengan laki-laki yang merokok.

Merokok memiliki dampak yang merugikan pada kesehatan, termasuk meningkatkan risiko penyakit jantung, penyakit paru-paru, kanker, serta berbagai masalah kesehatan lainnya. Remaja perempuan yang merokok juga berisiko mengalami ketergantungan nikotin, yang dapat sulit untuk diatasi di kemudian hari.

Maka itu, sejumlah upaya pencegahan merokok pada remaja perempuan perlu dilakukan. Upaya pencegahan dapat terlaksana dengan terbentuknya kerjasama antara masyarakat, termasuk keluarga, sekolah, dan pemerintah.

Penyebab Banyak Remaja Perempuan Mulai Merokok

Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab perempuan mumerokok mulai dari lingkungan pergaulan, rasa penasaran atau keingintahuan yang tinggi, hingga kurangnya pengetahuan tentang bahaya rokok bagi perempuan.

1. Lingkungan pergaulan

Remaja perempuan, seringkali terpengaruh oleh lingkungan pergaulan mereka. Mereka cenderung merasa terdorong untuk menyesuaikan diri dengan kelompok teman sebaya. Jika teman-teman sebaya mereka merokok, maka mereka mungkin merasa terdorong untuk ikut serta dalam perilaku tersebut sebagai cara untuk merasa termasuk dan diterima dalam kelompok mereka.

2. Rasa penasaran

Pada usia remaja, seseorang sedang mencari jati diri, rasa penasaran atau ingin tahun yang tinggi dapat menjadi salah satu penyebabnya. Mereka mungkin ingin tahu bagaimana rasanya merokok, bagaimana efeknya terhadap tubuh mereka, atau bagaimana merokok dapat memengaruhi interaksi sosial mereka.

Devie Hangriani Patana dan Yunus Elon dari Universitas Advent Indonesia dalam penelitian berjudul Fenomena Merokok pada Remaja Putri: Studi Kualitatif, mendapati bahwa remaja perempuan mengaku mereka merokok karena rasa penasaran dan ingin coba-coba.

3. Kurang pengetahuan tentang bahaya merokok

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Diah Wijayanti Sutha, dalam studinya berjudul Perilaku Merokok pada Remaja Perempuan di Kecamatan Sampang Madura, menemukan kurangnya pengetahuan bahaya merokok bagi remaja menjadi salah satu faktor pendorong remaja perempuan merokok.

Diah Wijayanti Sutha menemukan 309 orang atau setara dengan 32,4 persen remaja perempuan yang semuanya berstatus pelajar mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang tentang bahaya dan adiksi.

Bahaya Merokok pada Perempuan Terutama Remaja

Merokok pada remaja perempuan bisa mengganggu prestasi belajar, gangguan kecerdasan, dan kemampuan belajar. Terpenting, merokok dapat menyebabkan sejumlah bahaya kesehatan serius.

Kemenkes menulis, perkembangan paru-paru pada remaja perempuan yang merokok dapat terganggu. Kemudian, mereka juga cenderung sulit sembuh bila sakit karena sistem kekebalan tubuh menurun.

Selain itu, merokok pada usia remaja juga dapat dengan mudah menyebabkan terinfeksi penyakit seperti meningitis, infeksi telinga tengah, pneumonia, bronchitis, asma, limfoma, leukemia.

Elsa Savitrie, SKM, M.Ces dari RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang menulis di laman Yankes Kemenkes, beberapa masalah kesehatan pada perempuan yang bisa terjadi akibat merokok, antara lain meliputi:

1. Menurunkan kepadatan tulang

Radikal bebas yang dihasilkan dari kebiasaan merokok dapat menyerang pertahanan alami tubuh. Radikal bebas itu bisa memperburuk keseimbangan hormonal. Ini memicu hati menghasilkan enzim yang bisa menghancurkan estrogen. Estrogen adalah hormone seks wanita yang berperan penting dalam proses pembentukan tulang.

2. Meningkatkan risiko penyakit reumatik

Penyakit rematik bisa menyebabkan sendi terasa panas, nyeri, dan bengkak. Ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang tubuh yang sehat. Penelitian menemukan bahwa ketika seorang berhenti merokok, risiko terkena penyakit reumatik akan berkurang.

3. Komplikasi kehamilan

Perempuan yang merokok berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi kehamilan seperti kehamilan ektopik atau hamil di luar rahim. Kondisi serius ini dapat menyebabkan kematian pada ibu jika tidak ditangani dengan tepat. Lebih lanjut, merokok juga meningkatkan potensi ibu mengalami keguguran.

4. Gangguan kesehatan pada janin

Perempuan yang terus melakukan kebiasaan merokok selama kehamilan memiliki risiko tinggi mengalami gangguan kesehatan pada janin. Gangguan kesehatan yang dimaksud dapat berupa berat badan bayi rendah, perkembangan sistem saraf pusat janin terhambat, risiko bayi mengalami penyakit jantung bawaan, hingga risiko kematian janin.

5. Meningkatkan risiko infertilitas

Merokok dapat meningkatkan risiko infertilitas pada perempuan yang terjadi akibat paparan bahan kimia dalam rokok seperti 1,3-Butadiene dan benzene. Merokok telah terbukti memiliki dampak negatif pada kesuburan wanita dengan berbagai cara seperti gangguan pada siklus menstruasi, kerusakan pada kualitas telur, gangguang fungsi ovarium, kerusakan saluran tuba, hingga menopause dini.

Upaya Pencegahan Merokok Terutama pada Remaja Perempuan

Kemenkes RI Direktorat Jenderal P2P memberikan sejumlah upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kebiasaan merokok terutama pada remaja perempuan.

  • Hindari berkumpul dengan teman-teman yang sedang merokok
  • Yakinlah bahwa rokok bukan satu-satunya sarana pergaulan
  • Jangan malu mengatakan bahwa diri kita bukan perokok
  • Perbanyak mencari informasi tentang bahaya rokok
  • Hindari sesuatu yang terkait dengan rokok (sponsor, iklan, poster, rokok gratis)
  • Lakukan hal-hal positif lainnya seperti olahraga, membaca dan lainnya yang menyehatkan.

Baca juga artikel terkait BAHAYA MEROKOK atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Addi M Idhom