Menuju konten utama

Penyakit Rematik pada Anak-Anak: Jenis, Penyebab, dan Gejalanya

Terdapat 4 jenis penyakit rematik yang bisa menyerang anak-anak dan menimbulkan gejala tertentu.

Penyakit Rematik pada Anak-Anak: Jenis, Penyebab, dan Gejalanya
Ilustrasi anak sakit. foto/istockphoto

tirto.id - Peyakit rematik atau rheumatic disease tidak hanya menyerang orang dewasa, melainkan juga anak-anak. Penyakit reumatik pada anak-anak bisa disebabkan oleh berbagai hal dan menimbulkan ciri-ciri atau gejala tertentu.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat dari 88 juta anak di Indonesia 88.000 di antaranya menderita reumatik.

Reumatik merupakan penyakit yang memengaruhi otot, ligamen, tulang dan persendian penderitanya. Menurut WebMD penyakit ini disebut juga sebagai radang sendi atau penyakit muskuloskeletal.

American Academy of Family Physicians (AAFP) menyebutkan bahwa mayoritas penyakit reumatik disebabkan oleh respons autoimun. Sehingga, penderita reumatik membutuhkan penanganan medis yang tepat, termasuk jika penderitanya adalah anak-anak.

Oleh karena itu, orang tua harus menyadari gejala reumatik agar anak dapat segera memperoleh pengobatan yang tepat untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

4 Jenis Penyakit Rematik pada Anak, Penyebab, dan Gejalanya

Perhimpunan Rheumatologi Indonesia (IRA) menyebutkan bahwa penyakit reumatik memiliki lebih dari 100 macam jenis.

Setidaknya terdapat 4 jenis penyakit reumatik yang umum menyerang anak-anak, yaitu artritis idopatik juvenil, dermatomiositis juvenil, lupus eritematosus sistemik, dan Familial Mediterranean Fever (FMF) .

Berikut penjelasan penyebab keempat penyakit reumatik pada anak beserta ciri-ciri atau gejalanya.

1. Artritis Idopatik Juvenil

Artritis idiopatik juvenil merupakan penyakit reumatik yang paling sering menyerang anak-anak dibanding penyakit reumatik lainnya. Menurut University of Rochester Medical Center penyakit ini dikenal sebagai gangguan autoimun.

Para ahli belum menetapkan penyebab pasti dari penyakit ini, namun ada sejumlah faktor risiko yang dapat memicunya. Faktor-faktor tersebut termasuk sistem kekebalan tubuh anak, genetik, infeksi, cedera, masalah sistem saraf, hormon, masalah metabolisme, hingga lingkungan.

Artritis idiopatik juvenil umumnya menyerang bayi berusia 6 minggu hingga anak-anak dibawah 16 tahun. Anak-anak dengan artritis idiopatik juvenil umumnya memiliki ciri-ciri atau mengalami gejala berupa:

  • demam;
  • ruam-ruam pada kulit;
  • pembesaran hati dan limpa;
  • nyeri;
  • keterbatasan gerak pada persendian.

2. Dermatomiositis Juvenil

Dermatomiositis juvenil adalah penyakit reumatik yang menyerang anak-anak berusia 5 hingga 10 tahun. Menurut Stanford Children's Health ini termasuk salah satu kondisi langka yang menyebabkan peradangan otot dan ruam kulit.

Belum diketahui secara pasti penyebab dermatomiositis juvenil, namun kondisi ini dipercaya berkaitan dengan masalah sistem kekebalan penderitanya.

Gejala yang dapat dialami anak-anak dengan dermatomiositis juvenil, antara lain:

  • demam;
  • ruam di sekitar kelopak mata, buku-buku jari, sendi jari, siku, lutut, dan/atau pergelangan kaki;
  • otot lemah;
  • kurang berenergi dan selalu lemas;
  • tidak enak badan (malaise);
  • nyeri otot dan sendi;
  • perubahan suasana hati;
  • sariawan dan kesulitan menelan
  • penurunan berat badan;
  • mengalami kelumpuhan otot dalam posisi berkontraksi.

3. Lupus Eritematosus Sistemik

Lupus eritematosus sistemik adalah salah satu jenis penyakit reumatik autoimun yang dapat menyerang penderitanya seumur hidup. Penyakit ini tidak hanya menyerang orang dewasa tetapi juga anak-anak.

Melansir Cleveland Clinic, kondisi autoimun akibat lupus eritematosus sistemik disebabkan sistem kekebalan, yang seharusnya melindungi tubuh dari infeksi, justru menyerang jaringan-jaringan tubuh.

Selain itu, penyakit lupus eritematosus sistemik pada anak-anak juga bisa dipicu oleh infeksi, reaksi obat, paparan sinar matahari, asap rokok, dan perubahan hormon selama pubertas.

Komplikasi lupus eritematosus sistemik dapat memicu kerusakan organ seperti jantung, ginjal, paru-paru, otak, dan kulit. Penyakit ini dapat dikenali dengan beberapa gejala, yaitu:

  • ruam-ruam di area pipi dan pangkal hidung;
  • ruam berbentuk cakram dan bercak menonjol;
  • mengalami ruam akibat paparan sinar matahari;
  • radang pada dua sendi atau lebih, lebih sering di jari tangan dan kaki;
  • penumpukan cairan di sekitar jantung atau paru-paru;
  • masalah ginjal;
  • kejang;
  • sel darah merah rendah atau anemia.

4. Familial Mediterranean Fever (FMF)

Demam Mediterania atau Familial Mediterranean Fever (FMF) adalah jenis penyakit reumatik berupa kelainan genetik yang menyebabkan demam berulang disertai sakit perut, dada, serta nyeri persendian.

American College of Rheumatology menyebutkan bahwa FMF umumnya menyerang orang-orang keturunan Mediterania dan Timur Tengah. Kondisi ini disebabkan oleh cacat genetik dan dengan 75 persen kasus memunculkan gejala sebelum usia 10 tahun.

Penyebab utama FMF disebabkan oleh mutasi gen yang diturunkan dari orang tua kepada anak-anak. Jika orang tua, baik dari ibu, ayah, maupun keduanya memiliki FMF, maka anak-anaknya kemungkinan akan mengembangkan kondisi serupa.

Kondisi FMF pada anak dapat dikenali dengan gejala-gejala berikut:

  • mengalami demam berulang;
  • setiap episode berlangsung sampai tiga hari dan hilang tanpa pengobatan;
  • sakit perut parah seperti radang usus buntu;
  • ruam merah dekat pergelangan kaki maupun kaki;
  • mengalami pembengkakan sendi;
  • nyeri otot ketika melakukan aktivitas fisik;
  • nyeri dada selama episode.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yonada Nancy