Menuju konten utama

Apa itu Penyakit Autoimun: Penyebab & Gejala yang Perlu Diwaspadai

Penyakit autoimun, autoimun sistemik, gejala autoimun, dan penyebab autoimun.

Apa itu Penyakit Autoimun: Penyebab & Gejala yang Perlu Diwaspadai
Ilustrasi autoimun. Foto/FOTOLIA

tirto.id - Penyakit autoimun merupakan suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh yang sehat.

Dikutip situs Healthline, sistem kekebalan tubuh biasanya melindungi dari kuman seperti bakteri dan virus. Ketika ada sel asing yang masuk, ia mengirimkan pasukan sel tempur untuk menyerang mereka.

Biasanya, sistem kekebalan dapat membedakan antara sel asing dan sel Anda sendiri.

Pada penyakit autoimun, sistem pertahanan alami tubuh tidak dapat membedakan antara sel Anda sendiri dan sel asing, menyebabkan tubuh secara keliru menyerang sel normal.

Beberapa penyakit autoimun hanya menargetkan satu organ. Diabetes tipe 1 merusak pankreas. Penyakit lain, seperti lupus eritematosus sistemik (SLE), mempengaruhi seluruh tubuh.

Penyebab Autoimun

Laman Medline Plus menyebutkan, tidak ada yang yakin mengapa penyakit autoimun terjadi.

Penyakit autoimun memang cenderung diturunkan dalam keluarga, yang berarti bahwa gen tertentu dapat membuat beberapa orang lebih mungkin mengembangkan masalah.

Virus, bahan kimia tertentu, dan hal-hal lain di lingkungan dapat memicu penyakit autoimun jika seseorang sudah memiliki gen untuk itu.

Ada lebih dari 80 jenis penyakit autoimun yang mempengaruhi berbagai bagian tubuh.

7 penyakit autoimun yang paling umum terjadi, yakni:

  • Diabetes tipe 1, pankreas menghasilkan hormon insulin, yang membantu mengatur kadar gula darah. Pada diabetes mellitus tipe 1, sistem kekebalan menyerang dan menghancurkan sel-sel penghasil insulin di pankreas.

    Hasil gula darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, serta organ-organ seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf.

  • Rheumatoid arthritis, suatu bentuk arthritis yang menyerang persendian
  • Psoriasis (RA), suatu kondisi yang ditandai dengan bercak kulit yang tebal dan bersisik
  • Artritis psoriatik, sejenis radang sendi yang mempengaruhi beberapa orang dengan psoriasis
  • Lupus, penyakit yang merusak area tubuh yang meliputi persendian, kulit, dan organ
  • Penyakit tiroid, termasuk penyakit Graves, di mana tubuh membuat terlalu banyak hormon tiroid (hipertiroidisme), dan tiroiditis Hashimoto, di mana tubuh tidak membuat cukup hormon (hipotiroidisme)
  • Penyakit radang usus, penyakit radang usus (IBD) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi yang menyebabkan peradangan pada lapisan dinding usus. Setiap jenis IBS mempengaruhi bagian saluran usus yang berbeda.
Gejala penyakit autoimun mungkin parah pada beberapa orang dan ringan pada orang lain.

Gejala yang dialami seseorang kemungkinan besar terkait dengan banyak faktor yang mencakup genetika, lingkungan, dan kesehatan pribadi.

Gejala Penyakit Autoimun

Gejala awal dari banyak penyakit autoimun biasanya sangat mirip, seperti:

  • Kelelahan
  • Otot pegal
  • Bengkak dan kemerahan
  • Demam ringan
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki
  • Rambut rontok
  • Ruam kulit
Penyakit pada tiap orang juga dapat memiliki gejala uniknya sendiri. Misalnya, diabetes tipe 1 menyebabkan rasa haus yang ekstrem, penurunan berat badan, dan kelelahan. IBD menyebabkan sakit perut, kembung, dan diare.

Dengan penyakit autoimun seperti psoriasis atau RA, gejalanya bisa datang dan pergi. Suatu periode gejala disebut flare-up. Suatu periode ketika gejala hilang disebut remisi.

Gejala seperti kelelahan, nyeri otot, bengkak, dan kemerahan bisa menjadi tanda penyakit autoimun. Gejala mungkin datang dan pergi seiring waktu.

Temui dokter jika Anda memiliki gejala penyakit autoimun, dan mungkin perlu berkonsultasi pada spesialis, tergantung pada jenis penyakit yang dimiliki.

Misalnya, rheumatologis mengobati penyakit sendi, seperti rheumatoid arthritis serta penyakit autoimun lainnya.

Penyakit autoimun lebih sering terjadi pada wanita, dan sering diturunkan dalam keluarga.

Tes darah yang mencari autoantibodi dapat membantu dokter mendiagnosis kondisi ini. Perawatan termasuk obat-obatan untuk menenangkan respons imun yang terlalu aktif dan menurunkan peradangan dalam tubuh.

Baca juga artikel terkait PENYAKIT AUTOIMUN atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Iswara N Raditya