Menuju konten utama
Informasi Kesehatan

Perempuan Lebih Sulit untuk Berhenti Merokok, Mitos atau Fakta?

Perempuan lebih sulit untuk berhenti merokok, mitos atau fakta? Berikut penjelasannya berdasarkan riset yang dilakukan.

Perempuan Lebih Sulit untuk Berhenti Merokok, Mitos atau Fakta?
Sejumlah anggota wanita indonesia tanpa tembakau (witt) Jawa Timur menunjukkan brosur cara berhenti merokok ketika kampanye berhenti merokok di Stasiun Gubeng, Surabaya, Jawa Timur, kamis (14/4). Kegiatan tersebut untuk mengajak masyarakat agar segera berhenti merokok dan mensosialisasikan bahaya merokok. antara foto/m risyal hidayat/ama/16

tirto.id - Bahaya merokok telah banyak diulas dan dijelaskan oleh dinas kesehatan, sekolah, dan lembaga terkait lainnya.

Namun tetap saja benda yang mengandung ribuan jenis zat kimia beracun itu memiliki penikmat setia baik dari kalangan pria maupun wanita.

Wanita perokok kini makin banyak populasinya dan dapat dijumpai dengan mudah, padahal bahaya asap rokok bagi kesehatan wanita sangat mengerikan.

Merujuk CDC, terdapat 16 juta lebih warga Amerika yang menderita penyakit akibat merokok. Jenis penyakit itu antara lain kanker, penyakit jantung, stroke, penyakit paru, diabetes, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang meliputi emfisema dan bronkitis kronis.

Walau telah diberi berbagai edukasi tentang resiko berupa penyakit yang dapat dialami oleh orang yang terpapar asap rokok, namun berhenti merokok bagi mereka sangat berat.

Laman Dinkes menulis, dalam asap rokok tidak hanya ada nikotin sebagai zat paling beracun dan mampu menimbulkan berbagai penyakit, namun ada setidaknya 4000 jenis bahan kimia lain yang juga menimbulkan efek negatif untuk kesehatan.

Efek buruk dan resiko itu tidak hanya dialami oleh perokok aktif, namun juga orang di sekitar yang menjadi perokok pasif alias hanya menghirup asap rokoknya saja.

Penyakit akibat paparan asap rokok

Berikut ini adalah contoh beberapa jenis penyakit berbahaya yang dapat dialami oleh perokok aktif maupun pasif.

Penyakit yang timbul merupakan akumulasi dari endapan racun-racun pada asap rokok di dalam tubuh, yang dihisap selama beberapa tahun.

1. Penyakit paru

Organ tubuh yang paling banyak menerima efek buruk dari asap rokok adalah paru-paru. Asap yang mengandung banyak zat kimia beracun terhirup ke dalam paru dapat memicu radang, bronchitis serta pneumonia.

Jika terjadi kerusakan sel dalam paru-paru, maka risiko terbesarnya adalah mengalami kanker.

2. Masalah sistem reproduksi dan memicu impotensi

Merokok menyebabkan impotensi, sebab ada kandungan zat kimia yang menyebabkan berkurangnya produksi sperma, serta mampu memicu kanker testis.

Pada wanita, merokok juga menyebabkan berkurangnya tingkat kesuburan.

3. Stroke

Stroke dapat terjadi pada perokok aktif dan pasif, akibat melemahnya pembuluh darah dipicu oleh paparan nikotin, tar, karbon monoksida dan oksidan lainnya.

Pembuluh darah yang melemah berpengaruh pada kinerjanya, serta memudahkan serangan radang otak. Ini adalah faktor pemicu stroke.

4. Sakit lambung

Asap rokok yang sampai ke organ lambung akibat tertelan ketika proses menghisap, memicu naiknya produksi asam lambung.

Jika terjadi dalam waktu lama, hal ini menyebabkan penyakit lambung. Selain itu, aktivitas otot di bawah kerongkongan yang meningkat saat menghisap rokok, menyebabkan otot sistem pencernaan melemah.

Wanita lebih sulit berhenti merokok?

Dilansir situs Kemkes, sebuah riset yang diadakan di Prancis dengan melibatkan 35.000 partisipan menyimpulkan bahwa pecandu rokok wanita jauh lebih sulit untuk berhenti dibanding kaum lelaki.

Penyebabnya adalah karena wanita sangat rentan mengalami depresi, kecemasan, serta obesitas dibanding kaum adam.

Riset dilakukan dengan mengambil perbandingan karakteristik pria dan wanita perokok yang mendatangi lokasi pusat layanan ‘berhenti merokok’ dalam rentang tahun 2001-2018 dan telah berusia di atas 18 tahun.

Para partisipan ini mengalami setidaknya satu resiko penyakit seperti obesitas, kolesterol tinggi, diabetes, hipertensi serta riwayat stroke dan angina juga serangan jantung.

Partisipan pria menghabiskan rata-rata 27 batang rokok per hari, sementara wanita menghabiskan 23 batang untuk satu harinya. Usia rata-rata pria partisipan adalah 51 sedangkan wanita rata-rata 48 tahun.

Walau jumlah rokok yang dihisap pria lebih banyak serta ketergantungan nikotin lebih tinggi, namun untuk masalah meninggalkan kebiasaan merokok, wanita cenderung sulit melakukannya.

Akibatnya mereka butuh lebih banyak program untuk penanganan adiksi nikotin, dibantu psikiater, ahli nutrisi serta dokter.

Penyebab sulitnya wanita meninggalkan rokok adalah kecemasan, depresi dan berat badan berlebih serta bad mood yang lebih sering terjadi pada wanita.

Baca juga artikel terkait BERHENTI MEROKOK atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Dhita Koesno