Menuju konten utama

Sempat Terendam Banjir Rob, Jalur Pantura Demak Kini Normal

Polisi menyatakan bahwa Jalur Pantura Demak tidak lagi dilakukan penutupan karena sempat mengalami banjir rob.

Sempat Terendam Banjir Rob, Jalur Pantura Demak Kini Normal
Sejumlah kendaraan bermotor melaju perlahan saat melewati banjir rob atau limpasan air laut ke daratan yang menggenangi jalur utama Pantura Demak - Semarang di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Sabtu (29/3/2025).ANTARA FOTO/Aji Styawan/wpa.

tirto.id - Polisi menyatakan bahwa Jalur Pantura Demak tidak lagi dilakukan penutupan karena sempat mengalami banjir rob. Banjir rob itu hanya terjadi pada malam hari sejak dua hari lalu.

"Untuk banjir rob hanya terjadi malam hari. Jumat dan Sabtu malam telah dilaksanakan contraflow dari arah Semarang-Demak," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Artanto, saat dikonfirmasi reporter Tirto, Minggu (30/3/2025).

Artanto mengungkapkan, untuk pagi hingga sore hari arus lalu lintas berjalan normal. Sedangkan, untuk nanti malam masih akan disesuaikan dengan kondisi lalu lintas.

"Untuk malam nanti melihat situasi antrean kendaraan, jika masih padat maka diberlakukan contraflow," ujar Artanto.

Diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi adanya cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa titik menjelang hari raya Idulfitri. Untuk Jakarta diprediksi akan terjadi hujan hingga banjir rob, sementara Jawa Barat akan dilanda hujan agak lebat hingga hujan lebat dengan titik Puncak.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, mengatakan bahwa pihaknya dengan pemerintah provinsi Jawa Barat dan Jakarta telah menyepakati langkah mitigasi. Adapun dengan Jawa Barat, BNPB merencanakan pemberlakuan operasi modifikasi cuaca (OMC) mulai tanggal 27 hingga 30 Maret.

“Untuk Jawa Barat bekerja sama dengan TNI terbang siang, untuk BNPB terbang malam. Kemudian untuk Banten, Banten itu relatif juga aman hujan ringan, sehingga mitigasinya terkait dengan cuaca untuk menjelang Idul Fitri ini hanya di Jawa Barat,” ujarnya.

Suharyanto menyebut pihaknya akan selalu siaga terhadap informasi dari BMKG. Termasuk, kata dia, jika operasi modifikasi cuaca harus dilakukan karena dinilai ekstrem.

“Jadi OMC itu tidak dihentikan ya, jadi kalau memang nanti BMKG memberikan informasi ringan hujannya, kecil, tidak mengakibatkan banjir, ya kita hentikan. Tetapi begitu ada informasi ini bahaya, lebat, ekstrim, segera kita masuk lagi,” ujar dia.

Baca juga artikel terkait ARUS MUDIK atau tulisan lainnya dari Ayu Mumpuni

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Ayu Mumpuni
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama