Menuju konten utama

Apa Beda Asap Rokok Tembakau dengan Uap Vape Elektrik?

Apa perbedaan asap rokok tembakau dengan uap rokok elektrik atau vape?

Apa Beda Asap Rokok Tembakau dengan Uap Vape Elektrik?
Pekerja meneteskan cairan rokok elektronik (vape) di Bandung, Jawa Barat, Selasa (7/11/2017). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

tirto.id - Sebagian orang beralih merokok dengan rokok elektrik atau vape karena meyakini jauh lebih sehat ketimbang rokok tembakau.

Uap vape juga dipercayai tidak terlalu berbahaya ketimbang asap tembakau. Lalu, apa perbedaan asap dari kedua jenis rokok tersebut?

Dilihat dari proses terbentuknya asap, antara vape dengan rokok tembakau berbeda. Asap yang terbentuk pada vape sebenarnya muncul dari dari sistem pemanasan cairan dengan suhu terkontrol. Keluaran dari vape berwujud uap dan bukan asap.

Sebailiknya, asap dari rokok tembakau dihasilkan dari pembakaran pada suhu sekira 600 derajat celcius.

Mengutip Antara, karena asap rokok muncul dari proses pembakaran, maka risiko terhadap kesehatan lebih besar.

Salah satu zat berbahaya pemicu kanker pada rokok adalah TAR yang merupakan senyawa padat, solid, berkelir kekuningan.

Beda risiko kesehatan uap vape dan asap rokok

Dalam kajian systematic literature review yang dilakukan Universitas Airlangga (UNAIR) ditemukan fakta, uap vape jauh lebih aman ketimbang asap rokok tembakau.

Produk tembakau alternatif tersebut uapnya mampu menekan risiko kesehatan yang selama ini hadir pada asap rokok tembakau.

Risiko tersebut dapat ditekan karena memiliki perbedaan senyawa kimia berbahaya, potensi bahaya, dan cara penggunaannya.

Sistem pemanasan yang dilakukan vape pada tembakau cair menghasilkan uap atau aerosol. Di dalam uap ini ini tidak memiliki partikel padatan sebagai efek dari pemanasan.

Di samping itu, vape tidak menghasilkan abu seperti pada pembakaran rokok tembakau sehingga lebih bersih uapnya.

Bagi perokok yang ingin berhenti dari aktivitas merokok, menggunakan vape bisa menjadi pilihan untuk menyetop secara perlahan.

Sistem pemanasan pada vape juga menurunkan risiko merokok seperti pada rokok tembakau hingga 95 persen.

Di sisi lain, asap dari pembakaran rokok tembakau memiliki komposisi 31 persen air dan sisanya adalah gliserol, nikotin, propilen glikol, dan TAR yang memiliki banyak senyawa berbahaya.

National Cancer Institute, Amerika Serikat, menyebut TAR adalah hasil pembakaran rokok yang bersifat karsinogenik. Saat masuk ke tubuh maka bisa memicu kanker. TAR menyumbang 2 ribu dari 7 ribu bahan kimia berbahaya yang hadir di asap rokok tembakau.

Dengan membandingkan antara vape dengan rokok tembakau, keduanya memiliki perbedaan menyolok pada risiko kesehatan.

Uap vape dari pemanasan tembakau cair memiliki senyawa HPHC jauh lebih rendah ketimbang asap rokok.

Risiko kesehatan penggunaan vape

Vape memang memiliki risiko kesehatan jauh lebih rendah dari rokok tembakau. Tapi, vape tetap memiliki risiko kesehatan tersendiri yang perlu dicermati. Dalam tambakau cair di vape, juga ditemukan nikotin dan penyedap.

Dalam catatan American Heart Association (AHA), penggunaan vape sebagai pengganti rokok ada bahayanya sekalipun cairan vape memiliki lebih sedikit kontaminan ketimbang rokok tembakau. Berikut beberapa risiko kesehatan yang muncul dari konsumsi vape:

- Rokok elektrik dapat memiliki kandungan nikotin dalam dosis besar. Nikotin mampu memperlambat perkembangan otak pada janin, anak-anak, dan remaja.

- Cairan yang berubah menjadi uap berbahaya bagi orang dewasa dan anak-anak jika tertelan, terhirup, atau terkena kulit

- Vaping memiliki bahan kimia berbahaya seperti diacetyl, bahan kimia penyebab kanker, logam berat, dan senyawa organik yang mudah menguap (VOC)

- Vaping dapat menormalkan kembali gerakan merokok karena kini sangat populer sebagai pengganti rokok tembakau.

Menurut sumber tepercaya Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), pada awal 2020, ditemukan ada 2.800 pasien rawat inap dengan jumlah kematian akibat vaping 68 orang.

Di sisi lain, CDC mengakui sejak dihapuskannya vitamin E asetat dari produk vaping dengan bahan berbahaya lainnya, jumlah gejala kesehatan sebagai efek samping dari vaping menurun.

Melansir Medical News Today, baik merokok maupun vaping memiliki efek samping dan risiko. Saat seseorang vaping, maka ia menghirup aerosol yang mengandung beberapa bahan kimia, termasuk nikotin dan penyedap (rasa).

Menurut American Heart Association (AHA), banyak orang percaya bahwa vaping lebih aman daripada merokok, tetapi ini belum tentu demikian.

Sejumlah bukti menyatakan bahwa vaping juga berbahaya. Berdasarkan bukti yang ada, merokok tampak lebih berbahaya daripada vaping. Namun, ini tidak berarti bahwa vaping aman.

Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia. Ratusan bahan kimia ini beracun, dan sekitar 70 menyebabkan kanker.

AHA mencatat bahwa meskipun cairan vaping mengandung lebih sedikit kontaminan daripada rokok, mereka tidak sepenuhnya aman.

Risiko Kesehatan Vaping Orang yang melakukan vape mungkin berisiko mengalami bahaya karena alasan berikut:

- Rokok elektrik dapat mengandung nikotin dalam dosis besar, zat yang diketahui memperlambat perkembangan otak pada janin, anak-anak, dan remaja

- Cairan yang menghasilkan uap berbahaya bagi orang dewasa dan anak-anak jika mereka menelan, menghirup, atau terkena kulit mereka

- Vaping juga memberikan bahan kimia berbahaya, termasuk diacetyl, bahan kimia penyebab kanker, logam berat, dan senyawa organik yang mudah menguap (VOC).

- Vaping dapat menormalkan kembali merokok karena menjadi lebih populer.

Menurut Sumber Tepercaya Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), pada awal 2020, ada sekitar 2.800 rawat inap atau total kematian dengan 68 di antaranya kematian yang dikonfirmasi akibat vaping.

Namun, CDC juga mengakui bahwa sejak penghapusan vitamin E asetat dari produk vaping, bersama dengan bahan berbahaya lainnya, jumlah gejala yang dialami orang dari vaping menurun.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yandri Daniel Damaledo