Menuju konten utama

Apa Perbedaan Rokok Elektrik atau Vape dan Tembakau?

Apa perbedaan antara rokok elektrik dan rokok tembakau, serta bagaimana risikonya bagi kesehatan?

Apa Perbedaan Rokok Elektrik atau Vape dan Tembakau?
Ilustrasi Rokok Tembakau VS Vape Elektrik. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Saat ini banyak orang yang telah beralih dari menghisap rokok tembakau konvensional ke rokok elektrik atau yang dikenal dengan vape.

Selain sedang populer, rokok elektrik dinilai lebih minim risiko terhadap kesehatan, karena tidak menghasilkan asap ke paru-paru.

Secara umum, output dari rokok elektrik adalah uap air yang dihasilkan dari pembakaran secara elektrik.

Rokok elektronik diklaim bisa lebih hemat daripada rokok biasa karena bisa diisi ulang. Bentuknya seperti batang rokok biasa, tetapi tidak membakar tembakau seperti produk rokok konvensional.

Rokok ini bekerja dengan cara memanaskan cairan atau liquid menggunakan baterai dan uapnya masuk ke paru-paru pemakai.

Kini, produk itu dipasarkan dengan banyak nama, di antaranya rokok elektronik, ecigarro, electro-smoke, green-cig, smartsmoker, pod, dan lainnya.

Rokok elektrik dan tembakau sebenarnya tidak terlalu berbeda, yakni sama-sama menyebabkan kerusakan seperti paru-paru hingga meningkatnya risiko kanker.

Meskipun demikian, para peneliti melihat efek samping dari rokok tembakau lebih tinggi secara jangka panjang dibandingkan rokok elektrik (vape).

Banyak perokok tembakau yang mulai beralih ke vape. Beberapa alasan dari terjadinya fenomena tersebut seperti adanya tren di masyarakat hingga kandungan nikotin pada vape yang tidak sebanyak rokok konvensional.

Dilansir laman Antara News, Global Adult Tobacco Survey (GATS) melaporkan bahwa prevalensi pengguna rokok elektrik di Indonesia meningkat pesat selama 10 tahun terakhir. Tercatat pada 2011 silam, pengguna vape sebanyak 0,3 persen.

Kemudian, di tahun 2021, jumlah pengguna rokok elektronik meningkat menjadi 3,0 persen. Jumlah pengguna tersebut setara dengan 6,2 juta orang dewasa di Indonesia.

Perbedaan Rokok Elektrik dan Tembakau

Banyak orang mengira penggunaan rokok elektrik lebih aman daripada rokok tembakau. American Heart Association menjelaskan bahwa asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia. Kemudian, 70 persen dari bahan kimia tersebut menyebabkan terjadinya kanker.

Sementara pada rokok elektrik, cairan vape mengandung lebih sedikit kontaminan daripada rokok konvensional. Sekalipun seperti itu, rokok elektrik tidak dapat dikatakan sepenuhnya aman bagi kesehatan seseorang.

Website University of Iowa Stead Family Children’s Hospital menuliskan bahwa secara keseluruhan rokok elektrik dan tembakau tidak ada perbedaannya.

Anggapan rokok lebih berbahaya di masyarakat karena produk tersebut dibakar dan asapnya dihirup ke paru-paru.

Akan tetapi, sebenarnya ditemukan kerusakan yang hampir sama dari memanaskan larutan vape dan menghirup ke dalam paru-paru dengan rokok tembakau.

Perbedaan Risiko Penggunaan Rokok Elektrik dan Tembakau

Dilansir laman Medical News Today, orang yang menggunakan vape dimungkinkan dapat mengalami bahaya sebagai berikut:

    • Rokok elektrik mengandung nikotin dengan dosis besar. Zat ini menyebabkan perkembangan otak pada janin, anak-anak, dan remaja yang lambat.
    • Cairan yang menghasilkan uap pada vape berbahaya bagi orang dewasa dan anak-anak apabila tertelan, terhirup hingga terkena kulit.
    • Vape mengandung beberapa bahan kimia berbahaya seperti diacetyl. Bahan ini dapat menyebabkan terjadinya kanker.

Sementara itu, beberapa dampak buruk yang dapat ditimbulkan akibat merokok tembakau sebagai berikut:

    • Kurasakan pada organ dalam tubuh.
    • Peningkatan risiko kematian.
    • Peningkatan resiko kesehatan berat seperti penyakit jantung dan stroke.

Efek Jangka Panjang Penggunaan Rokok Elektrik dan Tembakau

Efek jangka dari rokok elektrik dan tembakau sebenarnya tidak jauh berbeda. Namun, efek jangka panjang pada rokok tembakau lebih banyak. Berikut ini beberapa efek jangka panjang pemakaian rokok konvensional:

    • Mengurangi jumlah sperma.
    • Meningkatkan resiko keguguran atau cacat bawaan.
    • Meningkatkan risiko katarak.
    • Merusak fungsi kekebalan tubuh.
    • Meningkatkan peradangan umum.
    • Dapat menyebabkan kanker hampir di seluruh tubuh, termasuk paru-paru, ginjal, hingga perut.
    • Memicu terjadinya asma.
    • Menyebabkan penyumbatan di pembuluh darah.
    • Meningkatkan terjadinya stroke.

Sementara itu, beberapa efek jangka panjang yang ditimbulkan dari pemakaian rokok elektrik sebagai berikut:

    • Merusak paru-paru.
    • Mendorong perkembangan kanker dalam tubuh.
    • Melemahkan sistem kekebalan tubuh.
    • Menunda perkembangan otak pada janin, anak-anak, hingga remaja.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yandri Daniel Damaledo