tirto.id - Anas Al-Sharif, Jurnalis Media Al Jazeera, meninggal dunia dibunuh Israel pada Minggu (10/8/2025) malam di Kota Gaza. Ia dan empat rekannya menjadi korban serangan Israel yang mengarah ke tenda wartawan.
Al Jazeera mengecam tindakan yang telah dilakukan Israel. Pihak media menyatakan bahwa langkah ini termasuk serangan dan pembunuhan yang sifatnya terang-terangan.
"Serangan terang-terangan dan terencana lainnya terhadap kebebasan pers," tulis Al Jazeera Media Network dalam laporannya.
Pihak media juga mengungkapkan bahwa serangan-serangan Israel belakangan ini banyak memunculkan pembantaian warga sipil tanpa ujung. Penyerangan tersebut mengakibatkan kelaparan massal dan pemusnahan komunitas.
Kronologi Tewasnya Jurnalis Pemberani di Gaza Anas Al-Sharif
Pada Minggu malam (10/8/2025), Israel meluncurkan serangan ke arah tenda yang terletak di bagian luar gerbang utama Rumah Sakit al-Shifa, Kota Gaza. Serangan tersebut menyebabkan tujuh orang tewas.
Anas Al Sharif merupakan salah satu korban terdampak serangan itu hingga menghembuskan napas terakhir. Dari tujuh korban, termasuk Anas Al Sharif, ada empat Jurnalis Al Jazeera lain.
Di antaranya terdapat Juru Kamera Ibrahim Zaher, Mohammed Noufal, Moamen Aliwa, dan Koresponden Mohammed Qreiqeh. Kematian mereka mendapatkan konfirmasi langsung dari pihak Israel.
Pernyataan itu mengonfirmasi, pembunuhan terhadap Anas Al Sharif memang disengaja. Pihak militer Israel menganggap bahwa Anas Al Sharif punya afiliasi dengan kelompok Hamas.
Selain itu, pria berusia 28 tahun ini juga mendapatkan tuduhan bahwa dirinya telah meluncurkan serangan roket ke pasukan maupun warga sipil Israel. Pihak Israel bahkan mengklaim mereka memiliki bukti keterlibatan Anas Al-Sharif di dalam Hamas.
Akun X milik mendiang Anas baru saja mengunggah video kondisi-kondisi terakhirnya sebelum tewas. Video itu memiliki caption "pengeboman tanpa henti" dan "selama dua jam, agresi Israel di Kota Gaza semakin intensif".
Profil dan Fakta-Fakta Kematian Anas Al Sharif
Mengutip This Week in Palestine, Anas Al-Sharif adalah jurnalis yang menghuni kamp pengungsi di daerah Jabaliya, Jalur Gaza Utara. Ia berada di tempat tersebut sejak 7 Oktober 2023.
Anas Al Sharif merupakan lulusan Fakultas Media, Universitas Al-Aqsa, Kota Gaza. Kemudian, mendapatkan pekerjaan di Al Jazeera sebagai jurnalis, khususnya di bidang liputan televisi dan radio.
Ia secara aktif membagikan berbagai video yang menayangkan kondisi genosida di wilayah Gaza. Selain meliput di TV dan radio, Anas Al Sharif juga mempublikasi pendapatnya di X dan Instagram.
Pada 2018 silam, Anas Al-Sharif sempat memperoleh Penghargaan Jurnalis Muda Terbaik Palestina. Ia mendapatkan penghargaan tersebut karena telah meliput tentang Gaza.
Kendati demikian, upayanya dalam membagikan informasi di media maupun sosial media kerap menimbulkan reaksi negatif. Anas Al Sharif sering mendapatkan ancaman dan intimidasi dari Israel.
Fakta mengenai kematian Anas Al-Sharif beserta reporter lainnya di Palestina kini sudah mencapai lebih dari 200 orang.
Israel telah melepaskan berbagai serangan ke Kota Gaza sejak Oktober 2023 silam. Kemudian, mereka memberikan tuduhan yang rutin terhadap para jurnalis yang bertugas di sana.
Adapun Al Sharif sudah mendapatkan tuduhan bahwa dirinya merupakan sayap militer Hamas. Tepatnya ketika Juru Bicara Militer Israel, Avichai Adraee, membagikan ulang tayangan penuduhan pada bulan lalu.
Oleh sebab itu, Al Jazeera menanggapi berbagai tuduhan yang menyebabkan kematian Al Sharif ini sebagai "kampanye hasutan". Tuduhan ini juga menyasar ke beberapa reporternya di Gaza.
Fakta kematian Al Sharif lainnya adalah sempat meninggalkan pesan terakhir yang telah ditulis sejak 6 April 2025. Ia menyampaikan bahwa dirinya merasa sedih dan kehilangan berulang kali.
Kendati begitu, Anas Al-Sharif tetap berusaha menginformasikan kepada publik terkait kehidupan dan pendudukan di Gaza. Ia mengklaim bahwa semua hal yang disampaikan merupakan kebenaran.
"Meskipun demikian, saya tidak pernah ragu untuk menyampaikan kebenaran apa adanya, tanpa distorsi atau misrepresentasi, berharap Tuhan akan menyaksikan mereka yang tetap diam, mereka yang menerima pembunuhan kami, dan mereka yang mencekik napas kami," katanya.
Informasi lain tentang konflik Palestina dan Israel dapat dilihat melalui tautan sebagai berikut:
Update Informasi Kondisi Konflik Palestina dan Israel Terbaru
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Syamsul Dwi Maarif
Masuk tirto.id


































