Menuju konten utama

Sejarah Berdirinya Hamas di Palestina & Konflik Melawan Israel

Sejarah berdirinya Hamas di Palestina dan konfliknya dengan Israel yang masih berlangsung hingga saat ini. 

Sejarah Berdirinya Hamas di Palestina & Konflik Melawan Israel
Militan bertopeng dari Brigade Izzedine al-Qassam, sayap militer Hamas, berbaris dengan senjatanya di sepanjang jalan utama kamp pengungsi Nusseirat, Jalur Gaza tengah, Kamis, 28 Oktober 2021. Foto AP/Adel Hana)

tirto.id - Sejarah berdirinya Hamas di Palestina pertama kali muncul pada 1987 silam, ketika awal masa Intifada I atau masa "melepaskan diri".

Harakat Al-Muqawamah Al-Islamiyah atau Hamas merupakan kubu nasionalis di Palestina yang sering adu bentur dengan Israel dalam peperangan.

Hamas disebut dalam bahasa Inggris sebagai Islamic Resistance Movement, artinya Gerakan Perlawanan Islam. Mereka mempunyai tujuan memerdekakan Palestina lewat organisasi politik-militernya.

Kekuasaan Hamas terletak di daerah Gaza. Daerah tersebut tengah diblokade Israel. Pembatasan tersebut membuat pasokan barang dan pergerakan manusia di dalamnya terbatas.

Belakangan ini, Hamas sempat meluncurkan ribuan roket ke wilayah Israel. Kejadian yang muncul 7 Oktober 2023 tersebut menyebabkan 700 orang meninggal dunia. Oleh sebab itu, kubu yang diserang pun mengadakan serangan balik sehari kemudian. Perkembangan korban terbarunya didata oleh AP News per 11 Oktober 2023, yakni ada 1.600 korban jiwa seandainya digabung dari kedua kubu.

Hamas pada dasarnya bercikal bakal dari organisasi bernama Mujama Al-Islamiyah. Kemudian, baru namanya diganti pada 1987. Berikut ini keterangan tentang sejarah pendirian dan konfliknya dengan Israel.

Sejarah Pendirian Hamas di Palestina

Pendirian Hamas di Palestina diduga berawal dari organisasi bernama Mujama Al-Islamiyah.

Organisasi bawah tanah tersebut dibentuk di Mesir pada 1973 silam oleh Hasan Al-Banna. Kala itu, mereka mengadakan gerakan sosial dan amal demi membantu korban Palestina yang terkena cipratan dampak konflik Arab-Israel 1963 silam.

Dalam menjalankan aktivitasnya, organisasi ini memperoleh sumber dana dari wakaf, zakat, dan sedekah. Lebih dari itu, terdapat dugaan juga bahwa Israel ikut andil dalam memberikan sumbangan tersebut.

Pendanaan dari kubu Israel ini diduga agar kelompok Mujama Al-Islamiyah dapat menandingi Palestine Liberation Organization (PLO). Lantaran mempunyai dana yang terbilang cukup, organisasi Mujama Al-Islamiyah pun membangun masjid, perpustakaan, program beasiswa, dan sekolah.

Organisasi ini berubah nama menjadi Hamas pada masa Intifada I, mulai 8 Desember 1987 sampai 13 September 1993. Kala itu, Syekh Ahmad Yasin beserta enam pemegang jabatan di organisasi sebelumnya bersepakat untuk membentuk organisasi politik-militer.

Sementara itu, mereka mempunyai visi-misi membebaskan Palestina dari genggaman Israel. Lalu, demi memberikan tanggapan terhadap lemahnya perlawanan yang dilakukan kelompok PLO.

Berlanjut setelah itu, PLO yang diwakili Yasser Arafat atau Fatah menyetujui perjanjian damai Palestina-Israel pada 20 Agustus 1993. Persetujuan tentang keberadaan Israel di Palestina ini ditentang Hamas.

Izzudin Al Qassam

Militan bertopeng dari Brigade Izzedine al-Qassam, sayap militer Hamas, mengibarkan bendera hijau kelompok Islam tersebut selama protes mendukung tahanan Palestina di penjara-penjara Israel, setelah salat Jumat di kamp pengungsi Nusseirat, Jalur Gaza tengah, Jumat, 18 Agustus 2023. (Foto AP/Adel Hana)

Sayap militer HAMAS yang sangat militan bernama Brigade Izzuddin Al-Qassam. Mereka dianggap sebagai organisasi teroris oleh dunia Barat. Nama ini terinspirasi dari seorang tokoh militan kelahiran Suriah yang berperang melawan pemerintahan kolonial Perancis di Suriah dan Palestina pada 1920-an.

Izzuddin Al-Qassam juga berperan penting dalam perlawanan terhadap kolonialisme Inggris dan proyek Zionisme. Kematiannya pada tahun 1935 menjadi sumber inspirasi gerakan perlawanan Islam di Palestina.

Konflik Hamas dan Israel di Palestina

Jauh sebelum perjanjian di atas, gelagat Hamas penolakan juga sudah tampak dalam Piagam Hamas 1988. Bahkan, perkembangan berikutnya dapat dilihat dari pembentukan Brigade Izzudin Al-Qassam, garda militer khusus untuk melawan Israel.

Hamas atas nama kebebasan Palestina pun pada akhirnya terlibat konflik berlanjut dengan Israel. Pada 1994 misalnya, Hamas melakukan melakukan bom bunuh diri di sebuah bus. Kejadian itu menimbulkan 14 korban jiwa dan 75 korban luka.

Tercatat ada beberapa kejadian lagi setelah itu. Hal tersebut menimbulkan masa Intifada II mulai 28 September 2000 sampai 8 Februari 2005. Saat periode ini, pasukan Israel ditugaskan mengincar Hamas.

Selanjutnya, Hamas sebagai organisasi politik-militer berhasil memperoleh kekuasaan atas Palestina pada 2006 lalu. Lantaran berhasil memenangkan Pemilu (Pemilihan Umum), wilayah Gaza berada di bawah kendali mereka.

Kendati sudah menguasai wilayah tersebut, Hamas tetap tak dapat bergerak bebas. Hal ini terjadi lantaran Israel menjalankan aturan blokade daerah Gaza, mulai dari jalur darat sampai udaranya. Dengan begitu, pergerakan maupun pasokan barang untuk lawannya pun jadi terbatas.

Adapun konflik terbarunya baru terjadi pada Sabtu, 7 Oktober 2023. Hari itu Hamas mengirim ribuan roket ke daerah Israel hingga menyebabkan kematian 700 orang. Israel yang merespon pun pada keesokan harinya menghajar Gaza. Korban jiwa saat itu muncul sebanyak 400 orang.

Baca juga artikel terkait ISRAEL PALESTINA atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yulaika Ramadhani