Menuju konten utama

Siapa Pejuang Hamas di Palestina & Mengapa Menyerang Israel?

Sejarah pejuang Hamas di Palestina dan alasan mereka menyerang Israel. Lantas, bagaimana kondisi terkininya?

Siapa Pejuang Hamas di Palestina & Mengapa Menyerang Israel?
Asap dan api mengepul setelah pasukan Israel menyerang menara tinggi di Kota Gaza, 7 Oktober 2023. REUTERS/Ashraf Amra

tirto.id - Kelompok Pejuang Palestina, Hamas, meluncurkan ribuan roket ke wilayah Israel pada Sabtu, 7 Oktober 2023, dan menewaskan 700 orang.

Sehari kemudian, aksi tersebut dibalas tentara Israel dengan menggempur Gaza hingga menyebabkan 400 warga meninggal.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, langsung bereaksi keras atas serangan Hamas pada saat hari raya Yahudi Simchat Torah, Sabtu (7/10/2023).

Dia menyebut tragedi itu sebagai serangan paling mengerikan dalam 50 tahun terakhir sejak peristiwa perang Yom Kippur.

"Kami akan melakukan pembalasan yang setara," ujar Benjamin Netanyahu.

Menurut Netanyahu, Hamas melancarkan perang yang kejam dan jahat. Ia meyakini mampu memenangkan perang ini. "Hamas ingin membunuh kita semua," katanya.

"Mereka musuh yang membunuh ibu dan anak di rumah mereka, di tempat tidur mereka. Musuh yang menculik orang tua, anak-anak, dan gadis-gadis remaja," lanjut Netanyahu, seperti dikutip Reuters.

Di lain sisi, pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, menyebutkan perang sudah dimulai di Gaza. Dan bisa menjalar ke Tepi Barat hingga Yerusalem.

Serangan roket dari jalur Gaza

Asap terlihat di daerah Rehovot saat roket diluncurkan dari Jalur Gaza, di Israel 7 Oktober 2023. REUTERS/Ilan Rosenberg

Apa Alasan Hamas Menyerang Israel?

Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, menyatakan alasan serangan itu terkait ancaman keberadaan Masjid Al-Aqsa yang terletak di Yerusalem.

Selain itu, Haniyeh mempersoalkan blokade Gaza oleh Israel yang sudah bertahan selama 16 tahun terakhir.

Tak luput dari perhatiannya adalah perihal normalisasi hubungan Israel dengan sejumlah negara Timur Tengah.

"Sudah berapa kali kami memperingatkan Anda bahwa rakyat Palestina hidup di kamp-kamp pengungsian selama 75 tahun, dan Anda menolak untuk mengakui hak-hak rakyat kami?" ucap Ismail Haniyeh.

Di sisi lain, CNN melaporkan, Komandan militer Hamas, Muhammad Al-Deif, menyebut alasan mereka menyerang Israel sebagai respons serangan terhadap perempuan, penodaan masjid al-Aqsa di Yerusalem dan pengepungan jalur Gaza.

Akibat perang terbaru Israel dan Hamas, kekacauan tidak hanya terjadi di wilayah Israel, namun juga di Gaza, Palestina, yang selama ini dikuasai Hamas.

Pesawat tempur Israel mulai melancarkan serangan balasan hingga muncul asap hitam, kilatan oranye, dan percikan api di langit karena adanya ledakan. Israel memutus aliran listrik di Gaza dan membuat kota tersebut gelap gulita sejak Minggu, 8 September 2023.

Serangan balasan ISRAEL ke Gaza

Personel darurat dan warga Palestina memeriksa kerusakan pasca serangan Israel, menyusul serangan mendadak Hamas, di kamp pengungsi Beach, di Kota Gaza, 9 Oktober 2023. REUTERS/Mohammed Salem

Sejarah Hamas dan Sejak Terjangnya di Palestina

Hamas adalah akronim dari Harakat al-Muqawama al-Islamiya atau Gerakan Perlawanan Islam. Organisasi ini didirikan oleh Sheikh Ahmed Yassin pada tahun 1987, sekaligus menandai masa intifada Palestina yang pertama pada 1987–1993.

Menurut Council Foreign Relations, Syekh Ahmed Yassin termasuk ulama Palestina dan seorang aktivis Ikhwanul Muslimin lokal.

Pada akhir 1960-an, Yassin mulai berdakwah dan melakukan kegiatan amal di Tepi Barat dan Gaza, yang diduduki Israel setelah Perang 6 Hari tahun 1967.

Pada 1988, Hamas bersumpah akan melakukan penghancuran atas Israel, kendati sejumlah pemimpinnya sempat menawarkan gencatan senjata dalam waktu jangka panjang.

Aktivitas Hamas dikait-kaitkan dengan aliansi yang terdiri dari Iran, Suriah, dan kelompok Islam Syiah Hizbullah Lebanon.

Menurut keterangan BBC, Hamas memperoleh sokongan utama dari Iran sebagai pihak penyedia dana, sekaligus memfasilitasi senjata serta pelatihan.

Kendati kekuatan utamanya berada di Gaza, mereka juga diklaim mempunyai basis pendukung di seluruh Palestina, bahkan mencakup Timur Tengah.

Dalam struktur militernya, Hamas mempunyai Brigade Izz el-Deen al-Qassam, pasukan bersenjata dan pembom bunuh diri. Mereka menjadi lambang perlawanan orang-orang bersenjata atas pendudukan Israel.

Hamas melancarkan aksi bom bunuh diri pertama kali pada April 1993 atau 5 bulan sebelum pemimpin PLO saat itu, Yasser Arafat, menandatangani Perjanjian Oslo bersama Perdana Menteri Israel, Yitzhak Rabin.

Perjanjian Oslo menyatakan Otoritas Palestina memerintah beberapa bagian Tepi Barat dan Gaza. Seketika, Hamas mengutuk keras perjanjian tersebut dan dinilai menjadi pengakuan resmi satu sama lain antara PLO dengan Israel.

Hamas selalu menolak untuk mengakui negara Israel dan menentang perjanjian Oslo antara Israel dengan PLO pada 1990. Sejak saat itu, Hamas sering terlibat konflik dengan Israel. Mereka kerap meluncurkan serangan roket dari Gaza ke wilayah Israel.

Bahkan, Hamas menembakkan ribuan roket dan mempersilakan kelompok lain untuk melakukan serangan serupa.

Sedangkan Israel beberapa kali menyerang Hamas melalui serangan udara. Bersama Mesir, mereka memblokade Jalur Gaza pada tahun 2007 dengan alasan keamanan.

Pada 2006, Hamas memenangkan Pemilu Palestina dan mulai memerintah di wilayah Jalur Gaza. Mereka juga sempat terlibat perselisihan dengan Fatah, kelompok yang berpusat di Tepi Barat, akibat pengambilalihan kekuasaan tersebut.

Gerakan Hamas dilabeli sebagai organisasi teroris oleh berbagai negara seperti Israel, Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, Mesir, dan Jepang.

Baca juga artikel terkait URGENT atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Politik
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Alexander Haryanto