tirto.id - Memasuki hari kelima perang antara Israel dan Hamas Palestina, dampaknya membuat sejumlah maskapai penerbangan internasional utama menangguhkan atau mengurangi penerbangan dari atau ke Tel Aviv.
Kemelut kembali di wilayah konflik berkepanjangan itu terjadi saat serangan kejutan Hamas kepada Israel pada Sabtu, 7 Oktober 2023.
Sehari setelah dihantam oleh Hamas, Israel mendeklarasikan perang dan melakukan serangan balasan dengan menggempur jalur Gaza.
Menurut data dari AP News pada Rabu, 11 Oktober 2023, setidaknya sudah menewaskan 1.600 orang dari kedua belah pihak, per data hari ini, Rabu (10/11/2023).
Jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah selama perang masih berlangsung.
Kondisi Terkini Perang Israel vs Hamas Hari Ini
Al Jazeera mewartakan, ketika pertempuran antara tentara Israel dan Hamas memasuki hari kedua, Tel Aviv, kota di Israel yang berjarak sekira 71,3 km dari jalur Gaza mulai terbangun dari lumpuhnya.
Namun, pantai dan ruang publik sebagian besar masih kosong, beberapa penduduk terlihat berjalan-jalan dengan anjing mereka, bersepeda atau sekadar berjalan-jalan.
Orang-orang yang penasaran berhenti dan berkumpul di sekitar kru yang bekerja membersihkan puing-puing dari sisi jalan. Dua bangunan telah dihantam oleh rentetan roket Hamas pada Sabtu malam, melukai empat orang.
Sebagian besar restoran tetap tutup. Beberapa membuka kembali dapur komersial mereka untuk upaya perang, seperti sebuah restoran pizza yang memiliki sebuah truk pick-up di luar dengan ratusan kotak pizza yang ditumpuk di baknya, siap untuk dikirim ke para tentara.
Restoran pizza tersebut telah berhenti menjual untuk umum, dan hanya membuat makanan untuk para tentara.
Beberapa restoran Tel Aviv masih dibuka, dan beberapa skuter pengantar makanan melaju di jalan-jalan yang kosong, membawa makanan untuk banyak orang Israel yang masih berada di dalam rumah.
Sementara itu, penjagaan ketat dilakukan di kota metropolitan itu, patroli polisi berlalu lalang, menghentikan orang-orang untuk menanyakan tujuan mereka.
Kondisi Penerbangan Lewat Bandara Tel Aviv
Sekitar 50 persen dari jadwal penerbangan Tel Aviv tidak beroperasi pada hari Minggu dan sepertiganya dibatalkan pada hari Senin di Israel, menurut situs web pelacakan penerbangan Flightradar24.
Maskapai penerbangan AS, United Airlines (UAL.O) dan American Airlines (AAL.O) menangguhkan penerbangan langsung ke Israel setelah Administrasi Penerbangan Federal mendesak maskapai penerbangan untuk berhati-hati.
Delta Air Lines (DAL.N) mengatakan pada hari Senin bahwa mereka akan membatalkan penerbangan dari dan ke Israel sampai akhir bulan. Banyak maskapai penerbangan Eropa juga telah membatalkan penerbangan.
Sementara itu, maskapai penerbangan nasional Israel, El Al (ELAL.TA), menambahkan lebih banyak penerbangan untuk membawa pulang para pemudik dari seluruh dunia.
Sektor pariwisata Israel, yang didorong oleh para pengunjung pantai dan hiburan di Tel Aviv serta wisata sejarah ke tempat-tempat seperti Yerusalem, akan terpukul karena pembatalan penerbangan yang menumpuk. Pariwisata menyumbang 3,6% dari total lapangan kerja, menurut data OECD.
Operator kapal pesiar AS, Royal Caribbean (RCL.N) dan Carnival (CCL.N) mengatakan bahwa mereka telah "menyesuaikan" rencana perjalanan mereka di wilayah Israel.
"Sejauh ini para pelanggan belum melakukan pembatalan, namun mereka lebih berhati-hati dalam melakukan perjalanan. Kami mendapat banyak pertanyaan tentang keamanan," kata Matt Berna, Presiden Amerika dari Intrepid Travel, sebuah perusahaan tur dan perjalanan grup dikutip Reuters.
Regulator termasuk FAA, Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa dan otoritas penerbangan Israel mendesak maskapai penerbangan untuk berhati-hati di wilayah udara kawasan itu, tetapi tidak sampai menangguhkan penerbangan.
Namun, Rusia membatasi penerbangan ke Israel sebelum pukul 09.00 GMT karena apa yang disebutnya sebagai "situasi politik dan militer yang tidak stabil" dan menyarankan maskapai penerbangan untuk memantau risiko pada siang hari.
Otoritas penerbangan sipil Israel meminta maskapai penerbangan untuk "meninjau informasi keamanan dan ancaman saat ini" dan mengubah beberapa rute lalu lintas udara.
Otoritas tersebut mencatat bahwa penundaan diperkirakan akan terjadi dan menyarankan maskapai penerbangan untuk membawa bahan bakar ekstra.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra