Menuju konten utama

Faktor Eksternal dan Internal Penyebab Pelanggaran HAM

Terjadinya kasus pelanggaran HAM dipicu oleh sejumlah faktor internal dan eksternal. Simak penjelasannya dalam artikel berikut.

Faktor Eksternal dan Internal Penyebab Pelanggaran HAM
Sejumlah aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) membentangkan spanduk saat Aksi Kamisan di depan Kantor DPRD Provinsi Sulteng di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (4/7/2019). ANTARA FOTO/Basri Marzuki/foc.

tirto.id - Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan masalah serius bagi kemanusiaan. Pelanggaran HAM terjadi ketika hak-hak yang diakui secara universal dan dilindungi oleh hukum, pemerintah, dan setiap orang, baik secara sengaja maupun tidak, dilanggar, dikurangi, dan dibatasi.

Berdasarkan sifatnya, pelanggaran HAM dibedakan menjadi dua, yakni pelanggaran HAM berat dan ringan.

Pelanggaran HAM berat adalah serangan terhadap hak asasi manusia secara sistematis atau meluas yang menyebabkan korban jiwa, dan menimbulkan kerugian fisik, psikologis, ekonomi, sosial dan budaya. Contoh kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia adalah pembunuhan massal di Sulawesi oleh tentara Belanda, penculikan aktivis 1998, dan sebagainya.

Sementara itu, pelanggaran HAM ringan yakni pelanggaran yang tidak mengancam jiwa manusia tetapi berbahaya apabila tidak segera diatasi atau ditanggulangi. Contoh kasus pelanggaran HAM ringan adalah kelalaian dalam memberikan pelayanan kesehatan, pencemaran lingkungan skala ringan, dan sebagainya.

Lantas, apa penyebab terjadinya pelanggaran HAM? Terjadinya pelanggaran HAM disebabkan oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Untuk memahami lebih lanjut simak artikel berikut.

Faktor Internal Penyebab Pelanggaran HAM

Faktor internal penyebab pelanggaran HAM adalah pemicu pelanggaran hak asasi yang berasal dari karakteristik pribadi pelaku. Faktor yang mendorong terjadinya pelanggaran HAM di antaranya sikap tidak tanggung jawab, rendah toleransi, kurangnya kesadaran HAM, minimnya empati, kondisi psikologis, sikap egois, dan sebagainya.

Contoh nyata faktor-faktor internal termasuk intoleransi, yang dapat mengakibatkan diskriminasi dan pelanggaran HAM berat. Selain itu, sikap egois juga dapat mendorong seseorang melanggar HAM orang lain demi kepentingan pribadi. Semua faktor ini bersifat kompleks dan saling terkait dalam membentuk dasar perilaku pelanggaran HAM.

Dikutip dari Modul Pembelajaran SMA PPKn (2020) oleh Rizanur, berikut penjelasan mengenai faktor internal penyebab pelanggaran HAM.

1. Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri

Sikap egois menciptakan kecenderungan seseorang untuk selalu menuntut hak pribadinya tanpa mempertimbangkan kewajiban yang seharusnya diemban. Akibatnya, individu tersebut mungkin menggunakan cara-cara yang melanggar hak orang lain demi memenuhi kepentingan dirinya sendiri.

2. Rendahnya kesadaran HAM

Pelaku pelanggaran HAM yang kurang sadar akan hak asasi manusia cenderung berperilaku semena-mena. Mereka tidak menghiraukan hak-hak yang seharusnya dihormati orang lain, menciptakan perilaku atau tindakan yang melanggar hak asasi manusia.

3. Sikap tidak toleran

Sikap intoleran menghasilkan kurangnya penghargaan dan hormat terhadap kedudukan atau keberadaan orang lain. Pada akhirnya, sikap tidak toleran dapat mendorong individu untuk melakukan diskriminasi terhadap orang lain.

Faktor Eksternal Penyebab Pelanggaran HAM

Faktor eksternal yang mendorong terjadinya kasus pelanggaran HAM mencakup berbagai aspek, seperti sistem hukum yang tidak berjalan semestinya, kesenjangan sosial dan politik, serta masalah ekonomi. Berdasarkan Modul Pembelajaran SMA PPKn (2020), berikut penjelasan mengenai faktor eksternal penyebab pelanggaran HAM.

1. Penyalahgunaan kekuasaan

Penyalahgunaan kekuasaan tidak hanya terbatas pada lingkup pemerintahan, tetapi juga dalam organisasi, perusahaan, dan lembaga struktural lainnya. Contohnya, pengusaha yang mengabaikan hak-hak buruh dapat dianggap sebagai pelanggar HAM karena tindakan tersebut melibatkan penyalahgunaan kekuasaan.

2. Ketidaktegasan aparat penegak hukum

Ketidaktegasan dari aparat penegak hukum terhadap pelanggaran HAM dapat membuat pelaku tidak merasa jera. Penyelesaian kasus yang tidak tuntas dapat menjadi pemicu bagi munculnya kasus-kasus baru, karena kurangnya sanksi yang tegas.

3. Penyalahgunaan teknologi

Kemajuan teknologi, di samping memberikan keuntungan alias manfaat, juga dapat menimbulkan dampak negatif. Buktinya, ada banyak kasus pelanggaran HAM berupa penculikan yang bermula dari pertemanan dalam jejaring sosial melalui media sosial. Hal ini menunjukkan bahwa penyalahgunaan teknologi dapat menjadi penyebab pelanggaran HAM. Di bidang produksi, teknologi juga dapat berkontribusi pada pencemaran lingkungan, yang dapat membahayakan kesehatan manusia.

4. Kesenjangan sosial dan ekonomi

Kesenjangan dalam kekayaan atau jabatan dalam masyarakat dapat menciptakan ketidakseimbangan yang mencolok. Jika tidak ditangani, kesenjangan ekonomi dan sosial dapat memicu pelanggaran HAM, seperti perbudakan, pelecehan, perampokan, bahkan pembunuhan.

Baca juga artikel terkait HARI HAM atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Fadli Nasrudin