Menuju konten utama

Bacaan Doa & Niat Mandi Wajib setelah Berhubungan Suami Istri

Simak bacaan doa dan niat mandi wajib setelah berhubungan suami istri, lengkap dengan tata cara, dalil, dan penjelasan sesuai ajaran Islam dan sunnah Rasul.

Bacaan Doa & Niat Mandi Wajib setelah Berhubungan Suami Istri
Suami Istri Islam. foto/istockphoto

tirto.id - Doa mandi wajib setelah berhubungan suami istri merupakan bagian dari adab dan tata cara bersuci yang diajarkan dalam Islam.

Setelah melakukan hubungan badan antara suami dan istri, Islam mewajibkan mandi janabah atau mandi besar sebagai bentuk penyucian diri dari hadats besar.

Dalam ajaran Islam, setiap aktivitas fisik yang menyebabkan hadats besar—termasuk hubungan badan—memerlukan mandi wajib agar seseorang bisa kembali dalam keadaan suci dan dapat melaksanakan ibadah seperti sholat.

Adapun hubungan suami istri dalam ajaran Islam adalah bagian dari ibadah, sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat Muslim:

وفي بُضْعِ أحدِكم صدقةٌ...

Wa fī buḍ‘i aḥadikum ṣadaqah

Artinya: “Dan pada kemaluan salah seorang di antara kalian itu terdapat sedekah.” (HR. Muslim)

Mandi wajib setelah berhubungan suami istri tidak boleh diabaikan karena menjadi syarat sah untuk melaksanakan ibadah. Menurut Kementerian Agama RI, mandi janabah termasuk dalam ketentuan fikih dasar dalam kehidupan Muslim.

Oleh karena itu, penting untuk memahami doa mandi wajib setelah berhubungan suami istri sesuai sunnah, termasuk bacaan niat, waktu yang tepat, serta adabnya.

Bacaan Doa Setelah Berhubungan Suami dan Istri

Ilustrasi Pasangan Muslim

Suami dan Istri Muslim. FOTO/iStockphoto

Setelah selesai melakukan hubungan intim, Islam mengajarkan umatnya untuk berdoa. Tujuan dari doa setelah berhubungan suami dan istri adalah memohon keberkahan dan perlindungan dari hal-hal buruk, termasuk dari gangguan setan. Berikut bacaan doa setelah berhubungan badan suami istri yang dianjurkan:

بِسْمِ اللهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

Bismillāh, Allāhumma jannibnasy-syayṭāna wa jannibisy-syayṭāna mā razaqtanā

Artinya: "Dengan nama Allah, ya Allah jauhkan kami dari setan, dan jauhkan setan dari apa yang Engkau anugerahkan kepada kami." (HR. Bukhari Muslim).

Jika doa ini dibaca sebelum berhubungan dan kemudian Allah takdirkan memiliki anak, maka anak tersebut akan terhindar dari gangguan setan. Untuk bacaan setelah berhubungan, doa berikut juga dianjurkan:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصِهْرًا

Alhamdulillāhilladzī khalaqa minal mā’i basyarōn fa ja‘alahu nasaban wa shirra

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang menciptakan manusia dari air (mani), lalu menjadikannya berketurunan dan berkeluarga.”

Doa ini disebutkan dalam berbagai literatur Islam klasik, termasuk oleh Syekh Abdul Qadir al-Jailani dalam kitab Al-Ghuniyah.

Bacaan Niat Mandi Wajib setelah Berhubungan Suami Istri Bahasa Arab

Sebelum melaksanakan mandi wajib, penting untuk membaca niat mandi wajib setelah berhubungan suami istri, karena niat adalah syarat sahnya ibadah menurut mayoritas ulama.

Selain itu, doa niat mandi wajib setelah berhubungan suami istri ini menjadi penanda awal dari proses bersuci.

Menurut Imam Syafi’i, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Al-Umm, menyebutkan doa niat mandi wajib setelah berhubungan suami istri adalah langkah pertama yang tidak boleh ditinggalkan dalam mandi wajib.

Maka, bagi setiap muslim penting memahami niat mandi wajib setelah berhubungan badan suami istri dengan baik. Berikut bacaan doa mandi wajib setelah berhubungan suami istri bahasa Arab:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الأَكْبَرِ مِنَ الْجَنَابَةِ للهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla li raf'il ḥadatsil akbari minal janābati lillāhi ta‘ālā

Artinya: "Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah karena Allah Ta’ala."

Perlu diketahui, membaca doa mandi wajib setelah berhubungan badan suami istri sesuai sunnah ini dilakukan sebelum air menyentuh tubuh, sebagaimana tata cara bersuci yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dalam hadis riwayat Aisyah RA, disebutkan:

كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنَ الْجَنَابَةِ، بَدَأَ فَغَسَلَ يَدَيْهِ، ثُمَّ تَوَضَّأَ كَمَا يَتَوَضَّأُ لِلصَّلَاةِ، ثُمَّ يُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي الْمَاءِ، فَيُخَلِّلُ بِهَا أُصُولَ شَعْرِهِ، ثُمَّ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ غُرَفٍ بِيَدَيْهِ، ثُمَّ يُفِيضُ الْمَاءَ عَلَى جِلْدِهِ كُلِّهِ.

Kāna Rasūlullāh ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, idzā ightasala minal janābah, bada’a faghassala yadaih, tsumma tawadhdha’a kamā yatawadhdha’u liṣ-ṣalāh, tsumma yudkhilu aṣābi‘ahu fī al-mā’, fayukhallilu bihā uṣūla sya‘rih, tsumma yaṣubbu ‘alā ra’sihi ṡalāṡa ghurafin biyadaih, tsumma yufīḍul mā’a ‘alā jildihi kullih.

Artinya: "Rasulullah SAW ketika mandi janabah memulai dengan mencuci kedua tangannya, lalu berwudhu seperti untuk salat, kemudian menuangkan air ke atas kepalanya tiga kali, lalu mengguyur seluruh tubuhnya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Bacaan Doa Setelah Mandi Wajib

Setelah menyelesaikan mandi wajib, meskipun tidak ada doa khusus yang diwajibkan, umat Muslim disunnahkan untuk membaca doa sebagai bentuk rasa syukur telah kembali dalam keadaan suci.

Doa ini bisa dibaca sambil berpakaian atau setelah keluar dari kamar mandi. Salah satu bacaan yang dapat dilafalkan adalah:

أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

Asyhadu allā ilāha illallāh waḥdahū lā syarīka lahū, wa asyhadu anna Muḥammadan ‘abduhū wa rasūluhū

Artinya: "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya."

Dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk jenjang Madrasah Tsanawiyah (Kemenag RI), disebutkan bahwa bacaan ini bisa dijadikan penutup dari aktivitas bersuci, termasuk setelah mandi wajib.

Ilustrasi Pasangan Muslim

Suami dan Istri Muslim. FOTO/iStockphoto

Kapan Harus Mandi Wajib Setelah Berhubungan?

Dalam Islam, mandi wajib (mandi janabah) adalah bentuk penyucian dari hadats besar yang tidak cukup dengan wudhu.

Dilansir dari buku Praktis Janabah Rasulullah Menurut Empat Madzhab oleh Isnan Ansori, LC, MA, salah satu penyebab utama diwajibkannya mandi ini adalah berhubungan badan antara suami dan istri, meskipun tidak disertai dengan keluarnya air mani.

Namun, selain itu, ada beberapa kondisi lain yang juga mengharuskan mandi wajib agar seorang Muslim kembali suci dan dapat menjalankan ibadah, terutama salat.

Berikut adalah lima kondisi utama yang mewajibkan mandi wajib setelah berhubungan, lengkap dengan dalil dan penjelasannya:

1. Setelah Terjadinya Hubungan Suami Istri (Penetrasi)

Meskipun tidak sampai ejakulasi, bertemunya dua alat kelamin sudah menyebabkan wajibnya mandi. Dalam hadis riwayat Muslim dijelaskan:

إِذَا الْتَقَى الْخِتَانَانِ فَقَدْ وَجَبَ الْغُسْلُ

Idza iltaqal khitānāni faqad wajaba al-ghuslu

Artinya: "Jika dua kemaluan telah bertemu, maka wajib mandi." (HR. Muslim)

Hadis ini menjadi dasar bahwa hubungan intim, meskipun tanpa orgasme atau keluarnya mani, sudah termasuk penyebab hadats besar.

2. Keluarnya Air Mani dengan Syahwat

Jika seseorang mengalami ejakulasi, baik karena mimpi, onani, atau bersenggama, maka diwajibkan mandi besar. Ini sebagaimana disebut dalam Al-Qur’an:

وَإِن كُنتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا

Wa in kuntum junuban fatthahharū

Artinya: "Dan jika kamu junub, maka mandilah." (QS. Al-Ma'idah: 6)

Adapun pengertian junub adalah kondisi di mana seseorang berada dalam keadaan hadats besar akibat keluar mani atau hubungan badan.

3. Mimpi Basah (Ihtilam)

Mimpi basah yang mengakibatkan keluarnya mani juga mengharuskan mandi wajib. Bahkan jika seseorang bangun dan hanya mendapati basah tanpa ingat mimpinya, maka tetap wajib mandi. Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّمَا الْمَاءُ مِنَ الْمَاءِ

Innamal mā’u minal mā’

Artinya: "Air itu (mandi) karena air (mani)." (HR. Muslim)

4. Selesai dari Haid atau Nifas

Bagi perempuan, mandi wajib dilakukan setelah selesai masa haid atau masa nifas (darah setelah melahirkan). Ini menjadi syarat untuk kembali melaksanakan ibadah seperti salat dan puasa. Allah SWT berfirman:

فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ

Fa-idzā taṭahharnā fa'tūhunna

Artinya: "Apabila mereka telah suci, maka datangilah mereka..." (QS. Al-Baqarah: 222)

5. Masuk Islam dari Keadaan Kafir

Seorang mualaf yang baru memeluk Islam juga dianjurkan untuk mandi wajib sebagai bentuk penyucian lahir dan batin. Hal ini didasarkan pada riwayat bahwa Rasulullah SAW memerintahkan Qais bin 'Ashim untuk mandi ketika masuk Islam (HR. Abu Dawud).

Selain lima hal utama di atas, perlu diingat bahwa niat dan tata cara mandi wajib juga penting untuk diperhatikan agar sah.

Mandi wajib juga tidak boleh ditunda tanpa alasan syar’i, karena seseorang yang sedang junub tidak diperbolehkan melakukan salat, menyentuh Al-Qur’an, atau memasuki masjid.

Baca juga artikel terkait MANDI BESAR atau tulisan lainnya dari Robiatul Kamelia

tirto.id - Edusains
Kontributor: Robiatul Kamelia
Penulis: Robiatul Kamelia
Editor: Robiatul Kamelia & Yulaika Ramadhani