tirto.id - Dalam Islam, ketika seseorang masuk dan keluar kamar mandi (toilet), terdapat bacaan doa masuk dan keluar kamar mandi yang dianjurkan untuk dibaca. Selain itu, terdapat adab ketika berada di kamar mandi, termasuk tidak menghadap kiblat ketika buang air.
Diriwayatkan dari Abu Malik al-Harits bin Ashim, bahwa Rasulullah saw. bersabda, "bersuci (thaharah) adalah separuh dari keimanan ... " (H.R. Muslim 223). Bersuci dapat dibedakan menjadi bersuci secara lahiriah dan secara batiniah. Bersuci secara lahiriah adalah membersihkan diri dari hadas dan najis.
Salah satu bagian dari bersuci adalah istinja. Beristinja hukumnya wajib baik untuk orang yang buang air besar maupun yang buang air kecil. Beristinja dapat dilakukan dengan air atau benda padat (keras dan kesat) seperti batu, kertas, atau daun-daun yang sudah kering.
Doa Masuk WC
Sebelum memasuki kamar mandi ini, maka sebaiknya diawali dengan membaca doa masuk kamar mandi sebagai berikut.
بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك من الْخُبْثِ وَالْخَبَائِثِ
Bismillâhi Allâhumma innî a’ûdzu bika minal khubutsi wal khabâitsi
Artinya, "Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari godaan iblis jantan dan betina".
Doa Keluar Kamar Mandi
Ketika akan keluar kamar mandi, dianjurkan untuk membaca doa berikut.
غُفْرَانَكَ الْحَمْدُ لِلهِ الذي أَذْهَبَ عَنِّيْ الْأَذَى وَعَافَانِيْ اللهم اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ. اللَّهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِيْ مِنَ النِّفَاقِ وَحَصِّنْ فَرْجِيْ مِنَ الْفَوَاحِشِ
Guhfroonaka alhamdulillahi alladzi adzhaba ‘anni al-adza wa ‘aafaani. Allahumma ij’alni minat tawwaabiina waj’alni minal mutathohhiriin. Allahumma thohhir qolbi minan nifaaqi wa hashshin farji minal fawaahisyi
Artinya, "Dengan mengharap ampunanmu, segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan penyakit dari tubuhku, dan menyehatkan aku. Ya Allah, jadikanlah aku sebagai bagian orang yang bertobat dan jadikanlah aku bagian dari orang yang suci. Ya Allah, bersihkan hatiku dari kemunafikan, dan jaga kelaminku dari perbuatan keji (zina)."
Adab Saat Buang Air di Kamar Mandi/WC
Ada beberapa hal yang menjadi adab saat melangsungkan hajat di dalam kamar mandi. Ini diperlukan demi menjaga diri agar bisa terjamin bebas dari najis. Adab-adab tersebut adalah sebagai berikut ini.
1. Tidak Menghadap Kiblat
Pada saat membuang hajat, sebaiknya tidak menghadap ataupun membelakangi arah kiblat. Rasulullah saw melarang umatnya dalam membuang air dengan menghadap atau membelakangi kiblat.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Ayyub al-Ansari, Nabi bersabda, "Apabila kalian buang hajat, janganlah menghadap atau membelakangi kiblat. Namun menghadaplah ke timur atau ke barat." [HR. al-Bukhari dan Muslim]
Melalui redaksi lain, ada pula hadis yang mengatakan,"Berkata Abdullah ibn Umar, 'Sungguh pada suatu hari saya naik ke atas bumbung rumah Hafshah, lalu saya melihat Nabi Muhammad saw membuang hajatnya menghadap ke Syam membelakangi Kiblat (Kakbah)." [HR. al-Bukhari dan Muslim].
Dikutip dari laman Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama menyikapi dua hadis di atas. Ada yang menyebut larangan tersebut berlaku secara umum, di tempat tertutup maupun terbuka. Namun, ada pula yang menyatakan hanya berlaku di tempat terbuka.
Selain itu, dalam mazhab Maliki, Syafi’i, dan Hambali, menghadap kiblat saat buang air dihukumi haram jika di tempat terbuka, tetapi boleh (makruh) jika berada di dalam bangunan yang tertutup. Pendapat ini dianggap lebih kuat lantaran mengkompromikan dua hadis yang ada.
2. Masuk Menggunakan Kaki Kiri
Setelah membaca doa masuk kamar mandi, maka dianjurkan untuk menggunakan kaki kiri sebagai langkah pertama masuk ke dalamnya, bukan menggunakan kaki kanan.
3. Buang Pada Lubang Toilet
Pada saat memasuki kamar mandi, manfaatkan lubang yang ada pada toilet untuk buang air kecil, bukan pada dinding atau lantai kamar mandi. Ini dilakukan untuk menghindarkan percikan air kencing mengenai pakaian.
4. Dilakukan Dengan Duduk
Ketika membuang kotoran ini, baik air besar maupun kecil, sebaiknya dilakukan dengan cara sambil duduk, tidak dengan sistem berdiri.
5. Menuntaskan Buang Air
Yang dimaksud dengan menuntaskan adalah dengan cara berdehem-dehem saat mengakhirinya. Selain itu, ada juga cara lain yakni dengan mengelus alat kelamin atau perut. Hal ini dilakukan sebagai upaya agar terhindar dari sisa kotoran yang belum terbuang.
6. Menggunakan Tangan Kiri
Ketika selesai membuang kotoran, kemudian dibersihkan dengan cara menyiramkam air. Untuk membersihkan bagian atau tempat keluarnya kotoran ini pun sebaiknya menggunakan tangan kiri, bukan tangan kanan.
Apabila tidak ditemukan air, maka bisa memanfaatkan tiga buah batu atau tiga lembar tisu. Jika dirasa masih kurang bersih, bisa ditambah lagi untuk jumlah tisunya dengan bilangan ganjil.
Penulis: Beni Jo
Editor: Fitra Firdaus
Penyelaras: Ibnu Azis