Menuju konten utama

Apakah Wanita Menopause Masih Bisa Berhubungan Seks?

Wanita menopause tetap bisa berhubungan intim dengan normal. Simak tips berhubungan intim di usia menopause berikut ini!

Apakah Wanita Menopause Masih Bisa Berhubungan Seks?
Ilustrasi wanita saat mengalami fase menopause. SHUTTERSTOCK

tirto.id - Menopause adalah kondisi yang menandai berakhirnya masa reproduksi wanita. Setelah menopause, wanita tidak lagi bisa hamil. Lantas, apakah wanita menopause masih bisa berhubungan seks?

World Health Organization (WHO) mencatat, sebagian besar wanita di dunia mengalami menopause pada usia 45 hingga 55 tahun. Kondisi menopause ini menjadi bagian alami dari penuaan biologis.

Menopause disebabkan oleh hilangnya fungsi folikel ovarium dan penurunan kadar estrogen dalam darah. Wanita dianggap telah menopause secara alami jika selama 12 bulan berturut-turut tidak datang bulan atau menstruasi tanpa penyebab fisiologis atau patologis yang jelas dan bukan akibat intervensi klinis.

Perubahan hormonal yang terjadi selama menopause dapat menyebabkan berbagai gejala seperti hot flashes (sensasi panas yang tiba-tiba muncul), gangguan tidur, perubahan mood, peningkatan risiko osteoporosis, dan lain sebagainya.

Ciri-ciri Menopause

Ciri-ciri menopause dapat bervariasi di antara para wanita. Namun, wanita kemungkinan besar akan mengalami ketidakteraturan dalam menstruasi sebelum menopause. Masa ini kerap disebut dengan perimenopause.

Mayo Clinic menulis, tidak mengalami menstruasi selama masa perimenopause adalah hal yang umum dan wajar. Ketika wanita memasuki masa perimenopause, sering kali periode menstruasi terlewat satu bulan dan kembali lagi. Dalam pola lain, haid terlewat beberapa bulan dan kemudian memulai siklus bulanan lagi selama beberapa bulan.

Menstruasi juga cenderung terjadi dalam siklus yang lebih pendek, sehingga jaraknya lebih dekat. Meski menstruasi tidak teratur, kehamilan pada masa perimenopause masih mungkin terjadi.

Mengutip laman National Institute on Aging, berikut ini adalah ciri-ciri dan gejala yang sering terjadi pada wanita saat akan mengalami menopause:

1. Perubahan siklus menstruasi

Perubahan pada siklus menstruasi, yang menyebabkan haid tidak lagi teratur. Menstruasi mungkin lebih pendek atau lebih lama. Selain itu, wanita mungkin mengalami pendarahan lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya.

Kondisi itu sebenarnya perubahan yang normal. Akan tetapi, untuk memastikan tidak ada masalah, para wanita disarankan agar bekonsultasi dengan dokter jika menstruasi terjadi sangat berdekatan, mengalami pendarahan berat, mengalami bercak-bercak, berlangsung lebih dari seminggu, dan jika haid berlanjut setelah tidak mengalami menstruasi selama lebih dari satu tahun.

2. Muncul hot flashes

Rasa panas atau hangat yang muncul tiba-tiba kerap disebut dengan istilah hot flashes. Banyak wanita mengalami hot flashes, yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun setelah menopause. Hal ini mungkin terkait dengan perubahan kadar estrogen.

Hot flash adalah rasa panas yang datang tiba-tiba di bagian atas atau seluruh tubuh. Saat gejala ini terjadi, wajah dan leher dapat memerah. Bercak merah dapat muncul di dada, punggung, dan lengan. Keringat berlebih dan menggigil kedinginan pun mungkin terjadi.

Hot flashes bisa sangat ringan atau parah hingga membuat wanita berkeringat pada malam hari. Gejala ini bisa berlangsung antara 30 detik hingga 10 menit. Hot flashes bisa terjadi beberapa kali dalam satu jam, beberapa kali dalam sehari, atau hanya sekali atau dua kali dalam seminggu.

3. Kontrol kandung kemih menurun

Hilangnya kontrol kandung kemih disebut inkontinensia. Wanita yang akan mengalami menopause mungkin mengalami gejala sering tiba-tiba ingin buang air kecil. Mereka juga bisa saja tidak sengaja beser saat berolahraga, bersin, atau tertawa. Langkah pertama dalam mengobati inkontinensia adalah dengan menemui dokter. Ingat, infeksi kandung kemih juga dapat terjadi pada usia paruh baya.

4. Gangguan tidur

Wanita yang memasuki usia menopause mungkin akan mengalami gangguan tidur atau sulit tidur nyenyak. Mereka mungkin tidak dapat tidur dengan mudah, atau bangun terlalu dini. Di sebagian kasus, wanita yang memasuki usia menopause kerap terbangun karena berkeringat pada malam hari. Jika sudah terbangun, mereka sulit untuk kembali tidur.

5. Kesehatan dan seksualitas vagina

Setelah menopause, vagina dapat menjadi lebih kering, yang dapat membuat hubungan seksual menjadi tidak nyaman. Wanita mungkin juga mendapati bahwa perasaan tentang seks menjadi berubah. Wanita menopause mungkin menjadi kurang tertarik terhadap aktivitas seksual. Merka juga bisa saja merasa lebih bebas dan seksi setelah satu tahun penuh tanpa haid, dan meyakini tidak lagi dapat hamil.

6. Perubahan suasana hati

Wanita mungkin akan merasa lebih murung atau mudah tersinggung pada saat menuju masa menopause. Para ilmuwan belum tahu mengapa hal ini terjadi. Ada kemungkinan bahwa stres, perubahan keluarga seperti pertumbuhan anak atau orang tua yang menua, riwayat depresi, dan kelelahan dapat menyebabkan perubahan suasana hati ini.

7. Kondisi tubuh tampak berbeda

Pinggang wanita yang akan mengalami menopause bisa menjadi lebih besar. Wanita akan cenderung mudah kehilangan otot dan mengalami penambahan lemak ketika menjelang menopause. Kulit pun bisa menjadi lebih tipis. Wanita mungkin pula mengalami masalah memori pada masa ini.

Tidak hanya itu, wanita yang masuk periode menopause mungkin merasakan sendi serta ototnya menjadi kaku dan mudah pegal. Para peneliti sedang mengeksplorasi perubahan-perubahan tersebut untuk memahami hubungannya dengan hormon dan bertambahnya usia.

Selain itu, pada beberapa wanita, gejala menopause dapat berupa sakit dan nyeri, sakit kepala, dan jantung berdebar-debar.

Berbagai gejala menopause dapat disebabkan oleh perubahan kadar hormon. Maka dari itu, seberapa sering dan seberapa parah wanita mengalami gejala-gejala tersebut tidak dapat diprediksi. Jika gejala menopause sudah mengganggu aktivitas, dianjurkan untuk segera berkonsultasi ke dokter.

Apakah Wanita Menopause Masih Bisa Berhubungan Intim?

Apakah wanita menopause masih bisa berhubungan seksual? Jawabannya adalah masih bisa. Banyak bukti yang menunjukkan wanita yang mengalami menopause masih dapat berhubungan intim. Meskipun menopause mengakhiri kemampuan reproduksi, kondisi itu tidak memengaruhi kemampuan wanita dalam merasakan kenikmatan saat hubungan intim.

Hanya saja, beberapa wanita mungkin mengalami perubahan dalam gairah seksual saat mengalami menopause. Kondisi tersebut juga bisa mengurangi kenyamanan atau respons fisik saat hubungan intim, sebagai hasil dari perubahan hormonal pada masa menopause.

Beberapa wanita mungkin mengalami penurunan kadar hormon estrogen dan testosteron selama menopause. Dampaknya dapat memengaruhi kelembaban vagina, elastisitas kulit, dan sensitivitas klitoris. Hal ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan saat hubungan intim.

Very Well Health melaporkan, sebuah penelitian terhadap 500 wanita yang sudah masuk masa awal dan akhir menyimpulkan bahwa 12% kelompok perimenopause kehilangan libido dan hanya 3% dari kelompok pascamenopause yang melaporkan hal serupa.

Namun demikian, tidak semua wanita mengalami penurunan libido setelah menopause. Bagi sebagian wanita, menopause tidak memicu banyak perubahan. Sebagian lainnya justru mengalami peningkatan gairah seks setelah menopause.

Tips Berhubungan Intim di Usia Menopause

Seks yang memuaskan bergantung pada beberapa hal, meliputi keinginan, gairah, tidak adanya rasa sakit, dan kemampuan untuk mencapai orgasme.

Harvard Health Publishing menulis, setelah menopause, libido menurun, dan perubahan-perubahan dalam tubuh wanita dapat membuat mereka sulit untuk terangsang, sakit saat berhubungan intim, dan mustahil untuk mencapai klimaks.

Tidak mengherankan jika banyak wanita menopause menjadi tidak puas dengan seks, dan sebagian malah menghindari hubungan intim sama sekali.

Masih menurut laporan Harvard Health Publishing, beberapa tahun lalu, sebuah survei dengan skala besar menemukan bahwa aktivitas seksual wanita menurun drastis seiring bertambahnya usia. Kurang dari separuh wanita berusia 57 hingga 73 tahun mengatakan bahwa mereka aktif secara seksual. Mereka yang aktif berhubungan seks pun rata-rata melakukan hubungan intim kurang dari dua kali dalam sebulan.

Wanita memang secara umum menjadi tidak aktif secara seksual setelah menopause. Maka itu, kreativitas dalam hubungan intim diperlukan. Untuk melakukannya, wanita perlu memahami faktor-faktor emosional, fisik, dan medis yang dapat menyabotase respons seksual dan memanfaatkan berbagai macam terapi untuk mengatasinya.

Berikut ini adalah beberapa tips berhubungan intim yang bisa dicoba atau dapat dijadikan referensi untuk wanita di usia menopause:

1. Meningkatkan intimasi

Keintiman adalah sesuatu yang berubah secara substansial selama masa hidup seseorang. Ketika masih muda, sering kali orang bisa lebih mudah terangsang. Pikiran seksi mungkin merupakan hal yang selalu ada sepanjang waktu, dan berhubungan dengan pasangan mungkin merupakan hal yang menyenangkan.

Hal-hal ini mungkin menjadi lebih sulit seiring bertambahnya usia. Meskipun tetap aktif secara seksual akan menjaga bagian tubuh yang relevan untuk melakukan tugasnya, hal itu mungkin tampak sulit karena tubuh dan responsnya berubah seiring penambahan usia.

Untuk meningkatkan intimasi saat usia menopause, membangun komunikasi terbuka dengan pasangan perlu dilakukan. Kemudian, dianjurkan untuk berlatih pemanasan sebelum berhubungan seks, supaya membantu memperlancar aliran darah ke organ digital dan meningkatkan kenikmatan. Caranya bisa dengan melakukan pijatan sensual, berpelukan, berciuman, atau merangsang titik-titik sensitif di tubuh masing-masing.

2. Gunakan pelumas

Kekeringan vagina adalah salah satu masalah umum yang dialami oleh wanita selama dan setelah menopause karena penurunan kadar hormon estrogen. Kondisi tersebut dapat menyebabkan ketidaknyamanan, iritasi, dan bahkan rasa sakit selama hubungan intim.

Penggunaan pelumas adalah solusi yang baik untuk mengatasi kekeringan vagina dan meningkatkan kenyamanan selama berhubungan seksual. Pelumas membantu melumasi vagina sehingga penetrasi menjadi lebih lancar dan nyaman. Pelumas yang berbasis air adalah pilihan terbaik karena mereka kompatibel dengan kondom dan mainan seks, serta mudah dibersihkan setelah digunakan.

3. Coba posisi seks baru

Beberapa posisi seks dapat menjadi referensi yang bisa dipraktekkan saat melakukan hubungan intim suami istri setelah menopause. Misalnya woman on top, atau wanita berada di atas dan memiliki kendali penuh atas gerakan. Posisi ini memungkinkan wanita untuk mengendalikan kedalaman penetrasi dan kecepatan, serta memberikan stimulasi tambahan pada klitoris.

Kemudian, ada juga posisi misionaris dengan menempatkan bantal di bawah panggul wanita. Ini dapat membantu mengangkat panggul dan mengubah sudut penetrasi, yang dapat mengurangi tekanan pada vagina sekaligus meningkatkan kenyamanan.

Selain itu, spooning juga termasuk salah satu posisi sex untuk wanita menopause yang patut dicoba. Di posisi ini, wanita dan pasangan berbaring berdampingan dengan satu di belakang yang memeluk. Ini adalah posisi yang intim dan romantis yang memungkinkan kedua pasangan untuk merasa nyaman dan terhubung.

4. Latihan otot dasar panggul

Latihan dasar panggul, seperti senam Kegel, sangat penting untuk wanita di semua usia, termasuk mereka yang mengalami menopause. Latihan kegel bertujuan memperkuat otot-otot dasar panggul, yang dapat membantu mengurangi masalah seperti kebocoran urine, meningkatkan kontrol bladder, dan menambah sensasi selama hubungan intim. Di samping itu, otot panggul yang kuat juga dapat meningkatkan kemampuan wanita untuk menikmati berbagai posisi saat berhubungan seks.

5. Hindari produk yang dapat mengiritasi vagina

Selama dan setelah masa menopause, vagina cenderung menjadi lebih sensitif dan rentan terhadap iritasi. Pastikan menghindari faktor yang dapat menyebabkan iritasi vagina.

Penggunaan produk yang keras, seperti mandi busa yang mengandung banyak bahan kimia atau sabun, dapat mengiritasi vagina dan memperburuk gejala kekeringan atau ketidaknyamanan saat berhubungan seks.

6. Meningkatkan frekuensi hubungan seksual

Meningkatnya frekuensi hubungan seksual dapat memberikan beberapa manfaat bagi kesehatan vagina, terutama selama masa menopause. Saat berhubungan seksual, aliran darah ke area genital akan meningkat. Dampak positifnya adalah membantu menjaga kelembapan dan keseimbangan pH vagina, serta meningkatkan nutrisi dan oksigenasi vagina.

Sex wanita menopause yang teratur dapat pula membantu mempertahankan elastisitas vagina. Ini dapat mengurangi risiko kekeringan, ketidaknyamanan, atau bahkan nyeri selama hubungan seksual. Berhubungan intim juga dapat mempertahankan elastisitas vagina, memberikan stimulasi pada klitoris, dan meningkatkan produksi pelumas alami.

Meskipun hubungan seksual yang teratur dapat memberikan manfaat bagi kesehatan vagina selama menopause, penting untuk diingat bahwa keintiman tidak hanya tentang aktivitas fisik. Hubungan emosional yang kuat dan komunikasi intens dengan pasangan sering kali lebih berpengaruh terhadap meningkatnya keintiman.

Baca juga artikel terkait MENOPAUSE atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Addi M Idhom