Menuju konten utama

Ketahui Perimenopause: Gejala hingga Faktor Penyebabnya

Perimenopause bisa membuat perubahan suasana hati, lekas marah atau peningkatan risiko depresi dapat terjadi selama perimenopause.

Ketahui Perimenopause: Gejala hingga Faktor Penyebabnya
Ilustrasi Perepuman saat mengalami fase perimenopause. SHUTTERSTOCK

tirto.id - Tidak hanya menopause yang dialami perempuan sebagai tanda berakhirnya siklus menstruasi secara alami, tetapi ada pula istilah perimenopause.

Lantas, apa itu perimenopause?

Perimenopause seperti diwartakan Healthline, terjadi jauh sebelum para perempuan mengalami menopause. Bahkan menurut Klinik Cleveland, perempuan mengalami perimenopause 8 hingga 10 tahun sebelum menopause atau kira-kira pada usia 30-40an.

Perimenopause ditandai oleh penurunan estrogen. Hormon estrogen merupakan hormon perempuan paling utama yang diproduksi oleh ovarium.

Namun, tingkat estrogen juga dapat naik dan turun lebih fluktatif daripada siklus 28 hari normal, yang dapat menyebabkan menstruasi yang tidak teratur dan gejala lainnya.

Selama tahap akhir dari perimenopause, tubuh Anda akan menghasilkan lebih sedikit estrogen. Meskipun ada penurunan estrogen yang tajam, masih mungkin untuk hamil. Fase ini dapat berlangsung selama beberapa bulan hingga empat tahun.

Berikut adalah gejala yang mungkin muncul saat mengalami perimenopause dilansir dari Mayo Clinic dan Hardvard Health Publishing:

1. Periode menstruasi yang tidak teratur.

Karena ovulasi menjadi lebih tidak dapat diprediksi, lamanya waktu antara periode menstruasi mungkin lebih lama atau lebih pendek.

2. Tubuh lebih hangat dan mengalami masalah tidur.

Suhu tubuh panas atau disebut dengan hot flash akan terjadi selama perimenopause. Intensitas, panjang dan frekuensinya bervariasi.

Masalah tidur seringkali juga disebabkan oleh hot flash meskipun terkadang tidur menjadi tidak dapat diprediksi bahkan tanpa mereka sekalipun.

3. Perubahan suasana hati.

Perubahan suasana hati, lekas marah atau peningkatan risiko depresi dapat terjadi selama perimenopause.

4. Masalah vagina dan kandung kemih.

Ketika kadar estrogen berkurang, jaringan vagina Anda mungkin kehilangan lubrikasi dan elastisitas, membuat hubungan seksual terasa menyakitkan. Estrogen yang rendah juga membuat lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih atau vagina.

5. Penurunan kesuburan.

Ketika ovulasi menjadi tidak teratur, kemampuan Anda untuk hamil menurun. Namun, selama Anda mengalami menstruasi, kehamilan masih memungkinkan.

6. Perubahan fungsi seksual.

Selama perimenopause, gairah dan keinginan seksual dapat berubah. Tetapi jika Anda memiliki keintiman seksual yang memuaskan sebelum menopause, ini kemungkinan akan berlanjut melalui perimenopause dan seterusnya.

Gejala yang dialami perempuan pada perimenopause sama dengan ketika mereka mengalami menopause. Pada perimenopause, perempuan masih mengalami menstruasi.

Namun siklus mestruasi dapat memanjang atau memendek dikarenakan tingkat estrogek yang naik turun secara tidak merata.

Dilansir dari Mayo Clinic, Anda mungkin mulai memiliki siklus menstruasi di mana ovarium tidak melepaskan sel telur (ovulasi). Setelah melewati 12 bulan berturut-turut tanpa periode menstruasi, Anda telah secara resmi mencapai menopause, dan periode perimenopause telah berakhir.

Menopause adalah fase normal dalam kehidupan perempuan. Tetapi mungkin terjadi lebih awal pada beberapa perempuan daripada yang lain. Meskipun tidak selalu konklusif, beberapa bukti menunjukkan bahwa faktor-faktor tertentu mungkin membuat Anda memulai perimenopause pada usia lebih dini, termasuk:

- Merokok.

Timbulnya menopause terjadi 1-2 tahun lebih awal pada perempuan yang merokok daripada perempuan yang tidak merokok.

- Riwayat keluarga.

Perempuan dengan riwayat keluarga menopause dini dapat mengalami menopause dini juga.

- Pengobatan kanker.

Pengobatan untuk kanker dengan kemoterapi atau terapi radiasi panggul telah dikaitkan dengan menopause dini.

- Histerektomi.

Histerektomi yang mengangkat rahim, tetapi bukan indung telur Anda, biasanya tidak menyebabkan menopause.

Meskipun Anda tidak lagi mengalami menstruasi, indung telur Anda masih menghasilkan estrogen.

Tetapi operasi tersebut dapat menyebabkan menopause terjadi lebih awal dari rata-rata. Juga, jika Anda memiliki satu ovarium diangkat, ovarium yang tersisa mungkin berhenti bekerja lebih cepat dari yang diharapkan.

Baca juga artikel terkait MENOPAUSE atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari