Menuju konten utama

Rutin Berhubungan Intim Bisa Tunda Menopause? Ini Kata Studi

Apakah rutin berhubungan intim bisa menunda terjadinya menopause? 

Rutin Berhubungan Intim Bisa Tunda Menopause? Ini Kata Studi
Ilustrasi Perepuman saat mengalami fase Menopause. SHUTTERSTOCK

tirto.id - Menopause adalah kondisi yang dialami perempuan ketika berhenti mengalami menstruasi. Menopause bukanlah penyakit atau kelainan.

Menurut National Institute on Aging, beberapa perempuan tidak memiliki masalah dengan gejala menopause dan bahkan mungkin merasa lega ketika mereka tidak perlu lagi khawatir tentang menstruasi yang menyakitkan atau hamil.

Namun, bagi perempuan lain, transisi menopause dapat membawa hot flashes, kesulitan tidur, nyeri saat berhubungan seks, kemurungan dan mudah marah, depresi, atau kombinasi dari gejala-gejala ini.

Beberapa perempuan lain mungkin memutuskan untuk berbicara dengan dokter tentang perubahan gaya hidup atau obat-obatan untuk mengobati gejala perimenopause.

Menopause disebabkan karena terjadinya penurunan hormon reproduksi yang terjadi secara alami, demikian menurut Mayo Clinic.

Saat Anda mendekati usia akhir 30-an, indung telur Anda mulai membuat lebih sedikit estrogen dan progesteron – hormon yang mengatur menstruasi – dan kesuburan Anda menurun.

Apakah Berhubungan Intim Bisa Tunda Menopause?

Sebuah studi yang dipublikasikan pada 2020 dalam jurnal Royal Society Open Science menyebutkan, berhubungan intim dengan pasangan yang lebih sering dapat menyebabkan menunda menopause pada perempuan.

Seperti disiarkan Health belum lama ini, wanita yang melakukan hubungan intim setiap minggu memiliki kemungkinan 28 persen lebih kecil untuk mengalami menopause daripada wanita yang melakukan hubungan seks kurang dari sekali dalam sebulan.

Menopause merupakan bagian normal dari bertambahnya usia. Ini secara khusus mendefinisikan titik waktu 12 bulan setelah seorang wanita mengalami menstruasi terakhirnya.

Namun, terkait alasan berhubungan intim lebih sering bisa menunda menopause, studi tidak mengeksplorasi hal ini. Tetapi menurut peneliti studi Megan Arnot, PhD mungkin wanita yang perimenopause tidak ingin berhubungan seks.

Jika seorang wanita tidak berhubungan seks, maka dia tidak akan hamil sehingga tidak ada gunanya mempertahankan fungsi ovulasi.

Ovulasi juga membutuhkan banyak energi dari tubuh, dan itu bisa menurunkan fungsi kekebalan tubuh. Jadi mungkin ada titik dalam hidup di mana lebih baik berhenti berovulasi dan menginvestasikan energi di tempat lain apabila pasangan memutuskan tidak akan punya bayi.

Jadi, bisakah berhubungan intim mencegah menopause? Belum tentu. Profesor antropologi evolusioner di University College London, Ruth Mace, menekankan berhubungan intim bahkan di usia 40-an dan 50-an tak akan mencegah menopause.

"Kami mengontrol berbagai variabel, termasuk kadar hormon estrogen, merokok, dan BMI, dan hubungannya tetap ada, tetapi itu tidak berarti bahwa perilaku seksual menunda menopause," kata Mace.

Profesor klinis kebidanan dan ginekologi dan ilmu reproduksi di Yale University Medical School Mary Jane Minkin, MD mengatakan wanita yang terlambat memasuki menopause menyiratkan ada lebih banyak estrogen untuk menjaga kenyamanan vagina.

"Dan sayangnya saya melihat banyak wanita pascamenopause tidak dapat berhubungan seks karena kekeringan dan nyeri vagina," kata Minkin.

Pakar OB-GYN di Winnie Palmer Hospital for Women and Babies di Orlando, Florida Christine Greves, MD menambahkan, melakukan hubungan seks yang relatif sering selama periode perimenopause dan menopause juga dapat membantu mengurangi rasa sakit seiring waktu karena dapat membantu menjaga elastisitas vagina.

Dia menyimpulkan berhubungan seks secara teratur tentu tidak ada salahnya.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yantina Debora