Menuju konten utama

Apa yang Dilakukan Jemaah Haji di Muzdalifah dan Arti Mabit

Artikel ini akan menjelaskan tentang apa yang dilakukan jemaah haji di Muzdalifah dan pengertian mabit.

Apa yang Dilakukan Jemaah Haji di Muzdalifah dan Arti Mabit
Jamaah haji bermalam (mabit) di Muzdalifah, Mekah, Arab Saudi, Rabu (28/6/2023). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww.

tirto.id - Muzdalifah merupakan tempat jemaah haji bermalam pada 10 Zulhijah setelah wukuf di Padang Arafah. Jemaah haji di Muzdalifah dianjurkan untuk memperbanyak bacaan talbiyah, zikir, istigfar, berdoa, hingga membaca Al-Qur'an.

Ratusan ribu jemaah haji dari seluruh dunia mulai merapat menuju baitullah. Berdasarkan Rencana Perjalanan Haji 1445 H/2024 M dari Kemenag, jemaah haji gelombang I dari Indonesia akan diberangkatkan pada 12-23 Mei 2024. Di sisi lain, gelombang II dijadwalkan berangkat pada 24 Mei sampai 10 Juni 2024 mendatang.

Dalam rencana perjalanan haji, jemaah akan melakukan wukuf di Padang Arafah pada 15 Juni 2024 (9 Zulhijah 1445 H). Setelah menjalankan wukuf di Arafah, mereka akan menuju Muzdalifah untuk mabit (bermalam).

Kapan Jemaah Haji Mabit di Muzdalifah?

Setelah matahari terbenam pada 9 Zulhijah, jemaah haji akan bergerak meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah untuk beristirahat dan bermalam. Pada tahun ini, mabit di Muzdalifah untuk jemaah haji akan berlangsung pada malam 16 Juni 2024 (malam 10 Zulhijah 1445 H).

Dari Arafah ke Muzdalifah, jemaah haji akan diangkut menggunakan bus atau shuttle secara bergilir. Selama perjalanan menuju Muzdalifah, jemaah haji dianjurkan terus berzikir membaca talbiyah dan berdoa.

1. Bacaan talbiyah

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ

Arab Latin:

Labbaika allahumma labbaik, Labbaika laa syariika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk. Laa syariikalak.

Artinya:

“Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sungguh, segala puji, nikmat, dan segala kekuasaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu.”

2. Bacaan salawat setelah talbiyah

اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد

Arab Latinnya:

Allahumma shalli wa sallim ‘alaa sayyidina Muhammadin wa ‘alaa aali sayyidina Muhammadin

Artinya:

“Ya Allah berilah kesejahteraan dan keselamatan atas junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya.”

3. Bacaan doa

اللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَ نَعُوْذُبِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلٰاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Arab Latinnya:

Allahumma inna nas aluka ridhaaka wal jannata wa na’uudzubika min sakhaatika wannaar. Rabbanaa aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhirati hasanah waqinaa adzaabannaar.

Artinya:

“Ya Allah sesungguhnya kami memohon keridaan dan surgaMu, kami berlindung padaMu dari murkaMu dan neraka. Wahai Tuhan kami, karuniailah kami kebaikan di dunia dan kebaikan pula di akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa neraka.”

Setelah sampai di Muzdalifah, jemaah haji akan ditempatkan sesuai nomor maktab secara tertib dan teratur. Jemaah haji juga dianjurkan untuk membaca doa ketika sampai Muzdalifah sebagai berikut:

اَللّٰهُمَّ إِنَّ هٰذِهِ مُزْدَلِفَةُ جُمِعَتْ فِيْهَا أَلْسِنَةٌ مُخْتَلِفَةٌ تَسْأَلُكَ حَوَائِجَ مُتَنَوِّعَةً فَاجْعَلْنِيْ مِمَّنْ دَعَاكَ فَاسْتَجَبْتَ لَهُ وَتَوَكَّلَ عَلَيْكَ فَكَفَّيْتَهُ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Arab Latinnya:

Allâhumma inna hâdzihi muzdalifatu jumi‘at fîhâ alsinatun mukhtalifatun, tas’aluka hawâija mutanawwi‘atan faj’alnî mimman da‘âka fastajabta lahu wa tawakkala ‘alaika fakaffaitahu yâ arḫamar râḫimîn.

Artinya:

"Ya Allah, sesungguhnya di Muzdalifah ini telah berkumpul bermacam-macam bahasa yang memohon kepada-Mu berbagai hajat yang beraneka ragam. Maka, masukkanlah aku ke dalam golongan orang yang berdoa lalu Engkau kabulkan, golongan orang yang berserah diri pada-Mu lalu Engkau lindungi dia, wahai Tuhan yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih."

Apa yang Dilakukan oleh Jemaah Haji di Muzdalifah?

Muzdalifah adalah tempat jemaah haji bermalam pada 10 Zulhijah setelah menunaikan wukuf di Padang Arafah. Para jemaah haji akan berkumpul dan beristirahat guna mempersiapkan diri melempar jamrah Aqabah keesokan harinya.

Di sisi lain, Muzdalifah dikenal sebagai al-masy'ar al-haram, tempat-tempat yang disyariatkan Allah SWT untuk mengerjakan ibadah haji. Nabi Muhammad SAW pernah bermalam di Muzdalifah serta terus berzikir kepada Allah Swt. Oleh sebab itu, jemaah haji dianjurkan untuk memperbanyak talbiyah, zikir, istigfar, berdoa, hingga membaca Al-Qur'an di Muzdalifah. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 198 sebagai berikut:

"Bukanlah suatu dosa bagimu mencari karunia dari Tuhanmu [pada musim haji]. Apabila kamu bertolak dari Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masyarilharam. Berzikirlah kepada-Nya karena Dia telah memberi petunjuk kepadamu meskipun sebelumnya kamu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat," (QS. Al-Baqarah [2]: 198).

Mabit di Muzdalifah dilakukan minimal hingga lewat tengah malam. Setelah itu, jemaah secara bergantian akan diangkut menggunakan bus menuju Mina.

Selama mabit di Muzdalifah, jemaah haji juga disunahkan untuk mengambil tujuh butir kerikil, meskipun maktab telah menyiapkan kantong-kantong kerikil untuk melempar jamrah. Berikut ini doa pada batas akhir Muzdalifah sebelum masuk Mina:

اللهم بِحَقِّ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ وَالْبَيْتِ الْحَرَامِ وَالشَّهْرَ الْحَرَامِ وَالْرُكْنِ وَالْمَقَامِ أَبْلِغْ رُوْحَ مُحَمَّدٍ مِنَّا التَّحِيَّةَ وَالسَّلَامَ وَأَدْخِلْنَا دَارَ السَّلَامِ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ.

Artinya:

"Ya Allah, demi hak Masy'aril-Haram dan Baitil-Haram, demi Bulan Haram dan Rukun Ka'bah serta demi Maqam Ibrahim, sampaikan salam dan penghormatan dari kami kepada roh Nabi Muhammad SAW dan masukkan kami ke dalam rumah kedamaian wahai Tuhan Yang Empunya keagungan dan kemuliaan."

Apa Itu Mabit dan Hukumnya?

Mabit menurut bahasa artinya bermalam. Dalam pelaksanaan ibadah haji, mabit mengandung istilah bermalam di Muzdalifah dan Mina. Hukum mabit di Muzdalifah menurut sebagian besar ulama adalah wajib (termasuk wajib haji). Jemaah haji yang meninggalkannya perkara tersebut tanpa uzur syar'i dikenai dam.

Di sisi lain, mabit di Mina menurut Imam Malik, Imam Syafi'i, Imam Ahmad, dan Ibnu Hanbal, hukumnya adalah wajib (termasuk wajib haji). Jemaah tanpa uzur syar'i yang meninggalkan mabit di Mina akan dikenai dam.

Meskipun demikian, Imam Abu Hanifah dan pendapat baru Imam Syafi'i menghukumi mabit di Mina sunah. Oleh sebab itu, jemaah yang tidak bermalam di Mina tidak berkewajiban membayar dam.

Baca juga artikel terkait HAJI 2024 atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno