Menuju konten utama

Tawaf Wada' Tidak Wajib Bagi Jemaah Haji Perempuan Sedang Haid

Perempuan sedang haid cukup berdoa di depan pintu Masjidil Haram ketika akan meninggalkan Makkah.

Tawaf Wada' Tidak Wajib Bagi Jemaah Haji Perempuan Sedang Haid
Petugas melakukan penggantian kain penutup Ka'bah atau kiswah di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Rabu (19/7/2023). Pemerintah Arab Saudi mengganti kiswah setiap 1 Muharam atau masuk tahun baru Islam. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/tom.

tirto.id - Kementerian Agama (Kemenag) menuturkan bagi jemaah haji perempuan yang sedang haid tidak wajib melaksanakan Tawaf Wada' atau tawaf perpisahan sebelum meninggalkan Kota Makkah. Tawaf Wada' merupakan salah satu wajib haji. Karena wajib, ada beberapa pendapat hukum dari imam mazhab.

Juru bicara Media Center Haji, Widi Dwinanda, menjelaskan, bagi yang meninggalkan Tawaf Wada' dikenakan dam menyembelih kambing (Pendapat ini menurut Syafi’iyah, Hanafiyah dan Hanabilah).

"Menurut Imam Malik, Dawud, dan Ibnu Munzir, Tawaf Wada' hukumnya sunah [kalau dilakukan mendapat pahala dan bila ditinggalkan tidak apa-apa]," kata Widi dalam keterangan resmi Kemenag di Jakarta, Sabtu (29/6/2024).

Widi menjelaskan, kewajiban Tawaf Wada' gugur dan tidak dikenakan dam, bagi, jemaah wanita yang sedang haid/nifas, istihadlah, orang yang beser, anak kecil. Kemudian, fisiknya lemah, luka darah keluar terus, tertekan dan tertinggal rombongan.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, perempuan sedang haid cukup berdoa di depan pintu Masjidil Haram ketika akan meninggalkan Makkah, dan jemaah haji lemah karena usia atau sakit sehingga mengalami kesulitan (masyaqqat) jika melaksanakan Tawaf Wada'.

Selanjutnya, Tawaf Wada' dapat disatukan dengan Tawaf Ifadlah bagi, jemaah dalam kondisi uzur, misalnya sakit yang menjadikannya sangat berat atau tidak memungkinkan melaksanakan keduanya secara terpisah.

"Jemaah yang masa tinggal di Makkah sangat terbatas karena harus segera pulang ke Tanah Air, khususnya jemaah haji gelombang pertama kloter pertama," ujar Widi.

Sebagai komitmen melayani para Tamu Allah sebaik mungkin, dia mengungkapkan, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memfasilitasi jemaah haji Indonesia yang belum pernah ke Masjidil Haram, untuk melihat dan berdoa di depan Ka'bah.

"Ada sejumlah jemaah yang sejak awal kedatangan di Makkah dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah yang diantar PPIH ke Masjidil Haram," ungkap Widi.

"Kita antar dengan ambulans dari KKHI lalu masuk ke Masjidil Haram diantar petugas dengan kursi roda hingga naik ke lantai dua. Dari lantai dua, mereka kita beri kesempatan untuk berdoa dengan menghadap Ka'bah," ujar Widi.

"PPIH masih akan terus melakukan pendataan dan mencoba memfasilitasi jemaah yang belum pernah ke Masjidil Haram untuk berdoa di depan Ka'bah," tutur Widi.

Lebih lanjut, Widi menjelaskan jika secara kondisi kesehatan jemaah sudah memungkinkan untuk melakukan umrah, PPIH akan memfasilitasi, mendampingi, dan mengantar mereka menunaikan umrah sunah.

"Semoga, ini bisa memberikan kebahagiaan tersendiri bagi mereka," harapnya.

Fase pemulangan jemaah haji, hingga tanggal 28 Juni 2024 pukul 21.00 WAS. Jemaah haji dan petugas yang telah diterbangkan ke Tanah Air berjumlah 51.746 orang tergabung dalam 131 kelompok terbang. Jemaah yang diberangkatkan dari Makkah ke Madinah hari ini berjumlah 10.532 tergabung dalam 27 kloter.

"Jemaah haji Indonesia yang wafat berdasarkan data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) pukul 07.22 WIB berjumlah 316 orang," kata Widi.

Hari ini, Sabtu, 29 Juni 2024 terdapat 16 kelompok terbang, dengan jumlah jemaah haji sebanyak 6.269 orang. Mereka telah dan akan diterbangkan ke Tanah Air, dengan rincian sebagai berikut:

1. Debarkasi Balikpapan (BPN) sebanyak 321 jemaah/1 kloter

2. Debarkasi Lombok (LOP) sebanyak 393 jemaah/1 kloter

3. Debarkasi Jakarta Bekasi (JKS) sebanyak 880 jemaah/2 kloter

4. Debarkasi Padang (PDG) sebanyak 393 jemaah/1 kloter

5. Debarkasi Surabaya (SUB) sebanyak 742 jemaah/2 kloter

6. Debarkasi Medan (KNO) sebanyak 360 jemaah/1 kloter

7. Debarkasi Solo (SOC) sebanyak 1.080 jemaah/3 kloter

8. Debarkasi Makassar (UPG) sebanyak 450 jemaah/1 kloter

9. Debarkasi Kertajati (KJT) sebanyak 440 jemaah/1 kloter

10. Debarkasi Palembang (PLM) sebanyak 450 jemaah/1 kloter

11. Debarkasi Banjarmasin (BDJ) sebanyak 320 jemaah/1 kloter

12. Debarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG) sebanyak 440 jemaah/1 kloter

Baca juga artikel terkait IBADAH HAJI 2024 atau tulisan lainnya dari Muhammad Taufiq

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Muhammad Taufiq
Penulis: Muhammad Taufiq
Editor: Intan Umbari Prihatin