Menuju konten utama
Kimia

10 Perbedaan Sifat Koligatif Larutan Elektrolit & Non Elektrolit

Apa saja perbedaan sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit? Simak penjelasannya pada artikel ini.

10 Perbedaan Sifat Koligatif Larutan Elektrolit & Non Elektrolit
Ilustrasi perbedaan sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit dalam pelajaran Kimia. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Perbedaan sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit terletak pada jumlah partikel terlarut yang memengaruhi sifat larutan. Larutan memiliki sifat koligatif seperti penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik. Sifat-sifat ini hanya bergantung pada jumlah partikel, bukan jenis zatnya.

Apa saja perbedaan dari larutan elektrolit dan non elektrolit? Larutan elektrolit menghantarkan listrik karena menghasilkan ion. Ion yang terbentuk memperbesar jumlah partikel dalam larutan, sehingga sifat koligatifnya lebih kuat dibanding larutan non elektrolit.

Bagaimana perbedaan sifat koligatif dalam elektrolit dan nonelektrolit? Larutan non elektrolit tidak terionisasi dalam pelarut. Zat ini hanya menghasilkan molekul netral, sehingga pengaruhnya terhadap sifat koligatif lebih kecil.

Pengertian Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

Sifat koligatif adalah fenomena fisik yang muncul saat zat terlarut memengaruhi perilaku pelarut. Empat bentuk utamanya meliputi tekanan uap, titik didih, titik beku, dan tekanan osmotik.

Apakah larutan elektrolit mempunyai sifat koligatif yang sama dengan larutan non elektrolit? Sifat koligatif larutan elektrolit adalah sifat-sifat larutan yang bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam larutan, bukan pada jenis atau sifat kimianya.

Larutan non‑elektrolit hanya mengandung partikel berupa molekul, karena zat terlarut tidak terpecah menjadi ion. Ini menyebabkan jumlah partikel dalam larutan relatif sedikit. Akibatnya, pengaruhnya terhadap sifat koligatif pun cenderung rendah.

Berbeda halnya dengan larutan elektrolit yang terionisasi dan menghasilkan ion dalam jumlah lebih banyak. Semakin banyak ion, semakin besar pula dampaknya terhadap perubahan titik didih atau beku. Sifat koligatif larutan non elektrolit apa saja? Faktor Van’t Hoff digunakan untuk menghitung pengaruh tambahan dari ionisasi ini.

Apa Saja Perbedaan dari Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit?

Dalam dunia kimia, tidak semua larutan bersifat sama ketika dihubungkan dengan listrik. Ada larutan yang mampu menghantarkan arus listrik karena menghasilkan ion bebas, dan ada pula yang tetap netral tanpa reaksi kelistrikan.

Perbedaan inilah yang membagi larutan menjadi dua jenis utama: elektrolit dan non-elektrolit antar keduanya adalah sebagai berikut.

1. Kemampuan Menghantarkan Listrik

Larutan elektrolit mampu menghantarkan listrik karena menghasilkan ion-ion bermuatan. Sebaliknya, larutan non-elektrolit tidak menghantarkan listrik karena tidak ada partikel bermuatan yang bergerak bebas dalam larutan.

2. Jenis Senyawa Terlarut

Elektrolit berasal dari senyawa yang mudah terionisasi, seperti garam, asam kuat, dan basa kuat. Non-elektrolit umumnya berasal dari senyawa organik seperti gula dan alkohol, yang tetap utuh dalam larutan.

3. Adanya Ion Bebas

Dalam larutan elektrolit, senyawa terlarut terurai menjadi ion positif dan negatif. Sedangkan pada non-elektrolit, tidak terjadi pembentukan ion, semua molekul tetap netral.

4. Reaksi Kimia di Dalam Larutan

Elektrolit mengalami disosiasi atau ionisasi, suatu proses kimia di mana senyawa terpecah menjadi ion. Non-elektrolit hanya larut secara fisik tanpa ada perubahan struktur kimia.

5. Tingkat Daya Hantar Listrik

Elektrolit dibagi lagi menjadi elektrolit kuat dan lemah berdasarkan seberapa banyak ion yang dihasilkan. Non-elektrolit sama sekali tidak menghantarkan listrik, berapa pun konsentrasinya.

6. Pengaruh terhadap Lampu Uji

Dalam eksperimen dengan rangkaian listrik, larutan elektrolit membuat lampu menyala terang atau redup tergantung kekuatannya. Non-elektrolit tidak membuat lampu menyala sama sekali.

7. Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Elektrolit penting dalam tubuh manusia, terutama dalam fungsi otot dan saraf. Non-elektrolit lebih umum ditemukan dalam makanan dan minuman manis yang tidak memengaruhi kelistrikan tubuh.

8. Kondisi Fisik yang Memengaruhi

Elektrolit tetap dapat menghantarkan listrik dalam bentuk lelehan atau larutan. Non-elektrolit tidak bisa menghantarkan listrik baik dalam keadaan padat, leleh, maupun larut.

9. Sifat Koligatif Larutan

Karena menghasilkan lebih banyak partikel terlarut, larutan elektrolit memiliki efek koligatif (seperti penurunan titik beku) yang lebih besar dibanding non-elektrolit dengan konsentrasi yang sama.

10. Pengaruh terhadap Keseimbangan Kimia dan Ionisasi

Larutan elektrolit, terutama yang lemah, memiliki keseimbangan dinamis antara molekul yang belum terionisasi dan ion-ion yang terbentuk, sehingga sifat larutan dapat berubah tergantung kondisi. Sedangkan non-elektrolit tidak mengalami proses ionisasi sama sekali, sehingga keseimbangan kimianya lebih sederhana dan stabil.

Mengapa Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Berbeda?

Sifat koligatif larutan elektrolit dan non-elektrolit berbeda karena jumlah partikel terlarut yang ada. Larutan elektrolit menghasilkan ion-ion saat terlarut, sehingga jumlah partikel menjadi lebih banyak. Sementara itu, larutan non-elektrolit tetap dalam bentuk molekul tanpa terurai menjadi ion.

Perbedaan jumlah partikel ini memengaruhi sifat koligatif seperti penurunan titik beku dan kenaikan titik didih. Larutan elektrolit biasanya menunjukkan perubahan yang lebih besar karena ion-ion yang terbentuk menambah konsentrasi partikel. Sebaliknya, larutan non-elektrolit hanya mengandalkan molekul utuh yang jumlahnya lebih sedikit.

Faktor Van’t Hoff menjadi kunci dalam memahami perbedaan ini. Faktor ini menunjukkan berapa banyak partikel yang dihasilkan dari satu molekul zat terlarut. Semakin tinggi faktor ini, semakin besar pengaruhnya terhadap sifat koligatif larutan.

Rumus Sifat Koligatif Larutan Non-Elektrolit

Larutan non-elektrolit adalah larutan yang zat terlarutnya tidak mengalami penguraian atau ionisasi. Jadi, larutan elektrolit tidak bisa menghasilkan reaksi listrik atau tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Contoh sederhana dari larutan non-elektrolit adalah larutan gula atau larutan glukosa. Saat glukosa dilarutkan ke dalam air, tidak akan terjadi penguraian layaknya larutan elektrolit sehingga jumlah partikelnya tetap sama.

Jika dibandingkan, larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit dengan konsentrasi yang sama akan memiliki jumlah partikel yang berbeda. Jumlah partikel larutan elektrolit lebih banyak daripada larutan non-elektrolit sehingga sifat koligatifnya pun akan lebih besar.

Nilai dari sifat koligatif larutan non-elektrolit dapat diketahui dengan rumus-rumus berikut ini:

Penurunan tekanan uap

ΔP = P⁰. X𝗍

Ket:

ΔP: penurunan tekanan uap larutan

P⁰: tekanan uap jenuh pelarut murni

X𝗍: fraksi mol zat terlarut

Penurunan titik beku

ΔT𝖿 = m.K𝖿

Ket:

ΔT𝖿: penurunan titik beku larutan (°C)

m: kemolalan (m)

K𝖿: tetapan atau konstanta penurunan titik beku molal pelarut (°C mol⁻¹)

Kenaikan titik didih

ΔT𝖻 = m.K𝖻

Ket:

ΔT𝖻: kenaikan titik didih larutan

m: kemolalan (m)

K𝖻: konstanta kenaikan titik didih molal pelarut (°C mol⁻¹)

Tekanan osmotik

π = M.R.T

Ket:

π: tekanan osmotik (atm)

M: kemolaran pelarut (mol L⁻¹)

R: tetapan gas (0,082 L atm mol⁻¹ K⁻¹)

T: suhu dalam satuan Kelvin (K)

Pembaca yang ingin mengetahui informasi seputar Materi Ajar klik tautan di bawah ini.

Kumpulan Artikel tentang Materi Ajar

Baca juga artikel terkait LARUTAN ELEKTROLIT atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Edusains
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Penyelaras: Satrio Dwi Haryono