Menuju konten utama
Edukasi

Mengenal Pengertian Sifat Koligatif Larutan dan Jenis-Jenisnya

Berikut ini adalah penjelasan pengertian sifat kologatif larutan yang  terdiri dari empat jenis.

Mengenal Pengertian Sifat Koligatif Larutan dan Jenis-Jenisnya
Illustrasi kimia. foto/i-stockphoto

tirto.id - Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya. Sehingga, jika semakin banyak zat terlalrut maka sifat koligatifnya akan semakin besar.

Sifat koligatif larutan dibedakan menjadi dua jenis yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit.

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik karena zat elektrolit dalam larutannya terurai menjadi ion-ion bermuatan listrik dan ion-ion tersebut selalu bergerak bebas.

Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik karena zat nonelektrolit dalam larutannya tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan listrik.

Jenis Sifat Koligatif Larutan

Sifat kologatif larutan terdiri dari empat jenis yakni: penurunan tekanan uap jenuh, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik.

Berikut penjelasannya dirangkum dari laman resmi Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering (MPLK) Polteknik Petanian Negeri Kupang (Politanikoe) dan Buku Kimia Fisika II oleh Kiagus Ahmad Roni & Netty Herawati.

1. Penurunan Tekanan uap (∆P)

Apabila ke dalam suatu pelarut dilarutkan zat yang tidak mudah menguap, ternyata tekanan uap jenuh larutan menjadi lebih rendah daripada tekanan uap jenuh pelarut murni.

Dalam hal ini uap jenuh larutan dapat jenuh dianggap hanya mengandung uap zat pelarut. Selisih antara tekanan uap jenuh pelarut murni dengan tekanan uap jenuh larutan disebut penurunan tekanan uap jenuh

​Molekul - molekul zat cair yang meninggalkan permukaan mlarutan kimienyebabkan adanya tekanan uap zat cair. Semakin mudah molekul - molekul zat cair berubah menjadi uap, makin tinggi pula tekanan uap zat cair.

Apabila tekanan zat cair tersebut dilarutkan oleh zat terlarut yang tidak menguap, maka partikel-partikel zat terlarut ini akan mengurangi penguapan molekul - molekul zat cair.

2. Kenaikan titik didih (ΔTb)

Setiap zat cair pada suhu tertentu mempunyai tekanan uap jenuh tertentu dan mempunyai harga yang tetap. Zat cair akan mendidih dalam keadaan terbuka jika tekanan uap jenuhnya sama dengan tekanan atmosfer.

Pada saat udara mempunyai tekanan 1 atmosfer (atm), air mendidih pada suhu 100°C, tetapi jika dalam zat cair itu dilarutkan suatu zat, maka tekanan uap jenuh air itu akan berkurang.

Penurunan tekanan uap jenuh larutan yang lebih rendah dibanding tekanan uap jenuh pelarut murni menyebabkan titik didih larutan lebih tinggi daripada titik didih pelarut murni.

Oleh karena itu, penguapan partikel-partikel pelarut membutuhkan energi yang lebih besar. Selisih antara titik didih suatu larutan dengan titik didih pelarut murni disebut kenaikan titik didih larutan.

3. Penurunan titik beku (ΔTf)

Tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murni. Hal ini menyebabkan penurunan titik beku larutan lebih rendah dibandingkan dengan penurunan titik beku pelarut murni. Selisih temperatur titik beku larutan dengan titik beku pelarut murni disebut penurunan titik beku.

4. Tekanan osmotik (Π)

Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis).

Membran semi permeabel adalah suatu selaput yang dapat dilalui molekul-molekul pelarut dan tidak dapat dilalui oleh zat terlarut.

Baca juga artikel terkait SIFAT KOLIGATIF LARUTAN atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Maria Ulfa

Artikel Terkait