tirto.id - Musik kontemporer adalah jenis musik yang mengutamakan kebebasan demi menciptakan kebaruan. Oleh karena itu, istilah ini kerap didefinisikan sebagai musik masa kini lantaran pembaruannya yang terjadi terus menerus.
Sejarah musik kontemporer sebenarnya sudah dikenal dalam dunia permusikan sejak abad ke-19. Menurut catatan Suhertin dalam Seni Budaya (2020, hlm. 40), kelahiran musik kontemporer pertama kali terjadi di daratan barat, Eropa.
Akan tetapi, ia juga mencatat terkait nilai kebaruan kontemporer yang sudah digunakan sejak masa Johann Sebastian Bach (1685-1750). Pada abad ke-19, mulai muncul beberapa pelopor istilah kontemporer di Prancis.
Mereka adalah para pelukis penganut aliran impresionisme. Tokoh-tokoh yang disebutkan mempengaruhi kontemporer ini meliputi Monet, Renoir, Degas, dan sejmulah pelukis impresionis lainnya. Sedangkan pelopor musik kontemporer, dikenal dengan nama Arnold Schoenberg.
Berdasarkan susunan katanya, kontemporer mencakup “co” yang berarti “bersama” dan “tempo” yang berarti “waktu”. Dengan begitu, penciptaannya akan selalu baru lantaran waktu terus berjalan.
Masih sejalan dengan pendapat di atas, Nindyo Subroto dalam Musik Kontemporer (2018, hlm. 10) menerangkan bahwa musik kontemporer punya kaitan erat dengan waktu. Bukan hanya berjalan bersama waktu, tapi yang dimaksud adalah mendahului waktu dengan penciptaan-penciptaan karya barunya.
Ciri-Ciri Musik Kontemporer dan Contoh Alat Musiknya
Menurut Dieter (2001, hlm. 35), musik kontemporer punya kriteria meliputi sesuatu yang tak biasa dan di luar bayangan. Melalui dua hal abstrak tersebut, berarti pemusik memainkan peran untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Dalam hal ini, mereka memainkan musik menggunakan konsep yang dirancang secara individu (otak) sehingga muncul teknik-teknik di luar kebiasaan musik pada umumnya.
Akan tetapi, sesuatu yang baru ini bukan berarti boleh diciptakan secara asal. Dengan kata lain, harus ada suatu keindahan yang dimunculkan lantaran musik pada hakikatnya berfungsi sebagai hiburan.
Pelibatan berbagai objek yang belum pernah digunakan juga ikut terlibat dalam ciri musik kontemporer. Sebut saja salah satunya dalam pemberian sumber bunyi. Contohnya, ada yang menggunakan gelas untuk menambahkan suara “ting”.
Berikut ini ciri-ciri musik kontemporer:
- Bertempo dinamis serta bervariasi
- Bertangga nada dinamis dan penuh variasi
- Irama yang dimainkan tidak terpaku
- Sumber bunyi bisa alat apa saja
- Bisa mencampurkan berbagai macam genre di dalamnya
- Note hanya penciptanya yang mengerti
- Penuh improvisasi lantaran pemusik memegang kendali
Tokoh Musik Kontemporer Indonesia
Di Indonesia, terdapat beberapa nama tokoh yang punya peran dalam perkembangan musik kontemporer. Berikut ini daftar nama seniman kontemporer tersebut (Naning Widiyati, Seni Budaya, 2020):
1. Slamet Abdul Syukur
Lahir pada 30 Juni 1935 di Surabaya. Ia menggunakan beberapa alat dalam membuat karya meliputi desir angin, suara air jatuh, gesekan daun, gesekan sapu, bunyi ketiak, dan suara percakapan orang-orang.
2. Hari Roesli
Musisi legendaris ini diklaim kontemporer lantaran karyanya menyelipkan unsur kritik sosial. Selain itu, ia juga terkenal sebagai pemadu musik Indonesia-Barat.
3. Djadug Ferianto
Tokoh ini terkenal sebagai pemadu unsur musik tradisional dan musik modern. Improvisasi kebaruannya terletak pada alat, misalnya ketika memadukan flute dengan kendang. Kendati demikian, jarang sekali karya Djadug yang dianggap kontemporer.
4. I Nyoman Winda
Pria ini mengkreasikan bunyi dengan cara memadukan musik vokal dengan simfoni bambu. Selain itu, ia juga pernah memadukan sumber-sumber tersebut dengan aliran Jazz.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yulaika Ramadhani