Menuju konten utama

Ringkasan Hikayat Indera Bangsawan dan Amanatnya

Cerita Hikayat Indera Bangsawan tergolong sastra Indonesia lama. Terdapat lebih dari 10 tokoh yang terlibat dalam cerita ini. Simak ulasannya di bawah ini.

Ringkasan Hikayat Indera Bangsawan dan Amanatnya
Hikayat Indera Bangsawan. foto/kemdikbud

tirto.id - Hikayat Indera Bangsawan merupakan karya sastra Indonesia lama yang tergolong sebagai sastra pengaruh peralihan. Cerita dalam sastra pengaruh peralihan erat dengan unsur Hindu dan Islam.

Muhamad Fanani, dalam buku Hikayat Indra Bangsawan Analisis Struktur dan Nilai Budaya (1998), menjelaskan bahwa hikayat ini termuat di buku Antologi Sastra Lama I terbitan Balai Pustaka. Buku antologi tersebut diterbitkan pada 1931 dengan menggunakan ejaan van Ophuijsen atau ejaan lama bahasa Melayu.

Lantas, apa isi dari Hikayat Indera Bangsawan? Isi ringkasan teks Hikayat Indera Bangsawan mengisahkan dua putra Raja Indra Bungsu yang bernama Syah Peri dan Indera Bangsawan. Kedua putranya itu mendapat tugas dari ayahnya untuk mencari buluh perindu guna menentukan pewaris kerajaan.

Hikayat Indera Bangsawan dapat menjadi bahan belajar dalam pembuatan resensi, khususnya untuk siswa di sekolah. Dengan membuat resensi Hikayat Indera Bangsawan, peserta didik akan belajar mengenai konteks sastra Indonesia lama.

Untuk memahami lebih lanjut, simak uraian berikut mengenai resensi Hikayat Indera Bangsawan, tokoh, dan pesan moral dalam cerita tersebut.

Ringkasan Cerita Hikayat Indera Bangsawan

Berikut isi ringkasan dari cerita Hikayat Indera Bangsawan:

Di Negeri Kobat Syahrial, Raja Indra Bungsu yang adil dan bijaksana berdoa kepada Allah untuk diberi keturunan. Berkat doa tersebut, ia dikaruniai dua putra yang kelak akan menjadi pewarisnya, yakni Syah Peri dan Indera Bangsawan.

Raja menetapkan bahwa pewaris tahta harus berhasil mendapatkan buluh perindu. Lantas, dua putra tersebut memulai perjalanan dengan tujuan mencari buluh.

Ketika tiba sampai di Negeri Antah Birahi, Syah Peri melihat seorang putri bernama Putri Ratna Sari yang diserang burung garuda. Lalu, Syah Peri menyelamatkannya, membunuh garuda dengan panah saktinya.

Tak lama kemudian, Syah Peri memutuskan untuk menikahi putri itu.

Di tempat lain, terpisah dengan saudaranya, Indra Bangsawan bertemu dengan Nenek Raksasa di gua. Nenek itu memberinya sarung sakti yang dapat mengubahnya menjadi anak kecil.

Indra Bangsawan kemudian tinggal bersama Nenek Raksasa dan memperoleh berbagai ilmu kesaktian. Nenek Raksasa memerintahkan Indra Bangsawan untuk menyelamatkan Putri Kemala Sari dari ancaman Buraksa di Negeri Antah Berantah Permana.

Buraksa mengancam akan memakan sang putri setelah mencapai usia tertentu. Nenek Raksasa mengatakan bahwa hanya Indra Bangsawan yang dapat membunuh Buraksa.

Indra Bangsawan pun menyamar sebagai Si Hutan agar bisa bertemu dengan Putri Kemala Sari. Sejak itu, hubungan mereka terjalin.

Suatu hari, saat Putri Kemala Sari sakit mata, Raja Kabir menyelenggarakan sayembara untuk mencari air susu harimau yang baru melahirkan. Itu diyakini sebagai satu-satunya obat yang bisa menyembuhkan sang putri.

Indra Bangsawan pun turut dalam sayembara itu dan menyamar lagi. Kali ini sebagai Si Kembar. Ia bersaing dengan kesembilan putra raja yang juga sedang mencari susu harimau untuk menyembuhkan Sang Putri.

Sejumlah pertarungan terjadi. Salah satunya melawan raksasa Buraksa. Dalam pertarungan ini, Indera Bangsawan mendapat bantuan dari kuda Jangga Harjin. Ia juga bertarung melawan sembilan putra raja lainnya yang ingin mendapatkan Putri Kemala Sari.

Singkat cerita, Indra Bangsawan akhirnya menikahi Putri Kemala Sari. Namun, keduanya sempat mengalami sakit parah akibat ulah dari adik Buraksa. Dalam situasi tersebut, ikatan batin yang kuat membuat Syah Peri datang menjenguk dan menyembuhkan penyakit dari saudaranya.

Cerita lantas ditutup dengan Indra Bangsawan bersama Putri Kemala Sari pulang ke Negeri Kobat Syahrial. Indra Bangsawan yang berhasil menemukan buluh perindu kemudian diangkat sebagai ahli waris Raja Indra Bungsu.

Berdasarkan ringkasan di atas, siapa saja tokoh yang ada dalam cerita Hikayat Indera Bangsawan?

Tokoh yang Ada dalam Cerita Hikayat Indera Bangsawan

Dalam cerita Hikayat Indera Bangsawan, terdapat sejumlah tokoh sentral yang berperan penting dalam pengembangan alur cerita. Berikut penjelasan tentang penokohan dalam Hikayat Indera Bangsawan.

1. Raja Indra Bungsu

Raja Indra Bungsu adalah raja yang adil di Negeri Kobat Syahrial sekaligus ayah dari Syah Peri dan Indra Bangsawan.

2. Syah Peri

Syah Peri adalah putra sulung Raja Indra Bungsu. Ia muncul dengan cara unik, keluar dari perut ibunya bersamaan dengan panah. Syah Peri bersama adiknya, Indra Bangsawan, diberi tugas untuk mencari buluh perindu sebagai syarat untuk menjadi pewaris tahta.

3. Indra Bangsawan

Tokoh yang ketiga adalah Putra bungsu Raja Indra Bungsu. Indra Bangsawan muncul bersama pedang dan menjadi salah satu calon pewaris tahta. Ia berusaha mendapatkan buluh perindu untuk memenuhi tugas ayahnya. Selain itu, Indra Bangsawan juga melakukan penyamaran sebagai Si Hutan dan Si Kembar dalam menjalankan misinya.

4. Mangkubumi

Syah Peri tidak secara rinci dijelaskan dalam ringkasan cerita Hikayat Indera Bangsawan. Namun, ia terlibat dalam doa bersama Raja Indra Bungsu untuk memohon keturunan.

5. Putri Ratna Sari

Putri Ratna Sari adalah putri yang diselamatkan oleh Syah Peri di Negeri Antah Birahi. Setelah diselamatkan, ia menjadi istri Syah Peri.

6. Nenek Raksasa

Nenek Raksasa adalah tokoh yang memberikan bimbingan dan ilmu kesaktian kepada Indra Bangsawan. Nenek Raksasa menugaskan Indra Bangsawan untuk menyelamatkan Putri Kemala Sari.

7. Putri Kemala Sari

Putri Kemala Sari merupakan putri yang diselamatkan oleh Indra Bangsawan dari ancaman Buraksa. Setelah diselamatkan dari berbagai ancaman, Putri Kemala Sari menjadi pasangan Indra Bangsawan.

8. Buraksa

Buraksa adalah musuh yang mengancam Tuan Putri Kemala Sari. Indra Bangsawan diberi tugas untuk membunuhnya.

9. Janggi Harjin

Janggi Harjin merupakan kuda jantan keturunan jin yang diberikan kepada Indra Bangsawan oleh Nenek Raksasa. Kuda ini berperan penting dalam upaya membunuh Buraksa.

10. Raja Kabir

Raja Kabir merupakan penguasa Negeri Antah Berantah Permana. Ia memiliki seorang anak bernama Putri Kemala Sari.

11. Kesembilan orang putra raja

Sembilan orang putra raja termasuk sebagai tokoh yang terlibat dalam pertarungan melawan Indera Bangsawan, demi mendapatkan Tuan Putri Kemala Sari.

Dari semua tokoh tersebut, siapakah tokoh utama dalam cerita Hikayat Indera Bangsawan? Tokoh utama dalam cerita ini adalah Syah Peri dan Indera Bangsawan, yang memiliki peran sentral dalam pencarian buluh perindu. Mereka terlibat di hampir semua peristiwa penting dalam cerita ini.

Sejak awal hingga akhir cerita, kedua tokoh tersebut berperan penting dalam menentukan arah cerita.

Pesan Moral Cerita Hikayat Indera Bangsawan

Hikayat Indera Bangsawan mengandung beberapa pesan moral yang dapat diambil dari perjalanan dan pengalaman tokoh-tokohnya. Masih dikutip buku Hikayat Indra Bangsawan Analisis Struktur dan Nilai Budaya (1998) oleh Muhamad Fanani, berikut pesan moral Hikayat Indera Bangsawan.

1. Kesetiaan dan persaudaraan

Pesan moral utama dalam cerita Hikayat Indera Bangsawan adalah nilai kesetiaan dan persaudaraan. Baik Syah Peri maupun Indra Bangsawan dihadapkan dengan berbagai rintangan dan ujian. Namun, keduanya tetap setia pada tugas yang diberikan oleh sang ayah. Persaudaraan mereka terbukti kuat dan saling membantu dalam menghadapi tantangan.

2. Kebaikan dan belas kasihan

Kebaikan hati Syah Peri terlihat saat menyelamatkan Putri Ratna Sari di Negeri Antah Birahi. Sementara itu, belas kasihan Indra Bangsawan terhadap Tuan Putri Kemala Sari berkaitan dengan ancaman Buraksa. Hal ini menunjukkan pentingnya kebaikan dan belas kasihan dalam menjalin hubungan dengan sesama manusia.

3. Kesabaran dan ketabahan

Perjalanan panjang dan berliku Indra Bangsawan dalam mencari buluh perindu menunjukkan nilai kesabaran dan ketabahan. Kesabaran ini kemudian membuahkan hasil ketika ia berhasil mendapatkan buluh perindu dan menjadi pewaris ayahnya.

Baca juga artikel terkait BAHASA INDONESIA atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Fadli Nasrudin