Menuju konten utama

Ringkasan Cerita Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak

Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak adalah kumpulan cerita rakyat asal Kotabaru, Kalimantan Selatan. Simak ringkasan cerita, tokoh, dan pesan moralnya di sini.

Ringkasan Cerita Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak
Ilustrasi cerita rakyat. Pendongeng cilik sekaligus kreator buku Hanna Ameera mendongeng tentang Si Penanam Padi di Bale Buku, Cakung, Jakarta, Sabtu (27/11/2021). ANTARA FOTO/Suwandy/rwa.

tirto.id - Hikayat Sa-Ijaan dan Ikan Todak merupakan kumpulan cerita rakyat asal Kotabaru, Kalimantan Selatan. Salah satu cerita yang ada di dalamnya adalah kisah tentang asal mula Sa-ijaan dan ikan todak.

Hikayat Sa-Ijaan dan Ikan Todak menceritakan tentang Datu Mabrur yang bertapa di antara Selat Laut dan Selat Makassar.

Di akhir pertapaannya, seekor ikan besar, ikan todak, menyerangnya. Namun, sang datu berhasil mengalahkan ikan tersebut. Sejak itu, ikan todak berjanji memenuhi permintaan Datu Mabrur bila bersedia menolong ikan todak dengan mengobati luka-lukanya.

Lantas, siapa tokoh dalam cerita Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak?

Berdasarkan ringkasan cerita Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak, tokoh utama legenda tersebut hanya ada dua. Tokoh Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak yakni Datu Mabrur dan Raja Ikan Todak.

Rangkuman Cerita Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak

Alur cerita Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak bermula dari seorang datu yang berkekuatan luar biasa sedang bertapa dengan khusyuk. Datu Mabrur bertapa di antara Selat Laut dan Selat Makassar. Ia berharap, melalui pertapaan itu, Sang Pencipta memberikan sebuah pulau untuk dijadikan tempat tinggal bagi keturunannya.

Pada hari terakhir tapanya, ketika laut sedang tenang, seorang raja ikan todak tiba-tiba menyerangnya. Datu Mabrur dengan tenang menepis serangan itu tanpa berpindah dari tempatnya. Ikan itu terpelanting berulang kali dan Datu Mabrur tetap tidak membuka mata sampai serangan terakhir.

Saat ikan todak terjatuh, Datu Mabrur bertanya maksud serangan itu kepada si ikan. Raja ikan todak mengaku sebagai penguasa perairan dan menyatakan bahwa tapa Datu Mabrur telah mengganggu kedamaian lautan. Namun, setelah kalah dari Datu Mabrur, raja ikan todak memutuskan tunduk, begitu juga ikan-ikan lainnya.

Namun, raja ikan todak terluka parah setelah pertarungan itu. Karenanya, ia meminta tolong kepada Datu Mabrur agar mengobati lukanya dan dikembalikan ke laut.

Jika mau menuruti permohonan itu, raja ikan todak berjanji akan mengabulkan semua permintaan Datu Mabrur. Ingin menguasai kerajaan laut? Berkeliling lautan? Semuanya akan dikabulkan oleh raja ikan todak.

Datu Mabrur sudi mengobati luka ikan todak sebagai wujud kepedulian sesama makhluk. Akan tetapi, ia juga bercerita maksud dan tujuan pertapaannya selama ini.

Mendengar cerita dan harapan mulia sang datu, raja ikan todak pun secara sukarela mau mengabulkan. Ia akan menyediakan pulau untuk dihuni oleh keturunan sang datu.

Saat Raja Ikan bersama ke laut bersama rakyatnya, kedua belah pihak berseru, "Sa-ijaan!" Sa-ijaan artinya semufakat, satu hati, dan se-iya sekata.

Sebelum tengah malam, Datu Mabrur terkejut oleh gemuruh dari dasar laut. Jutaan ikan mendorong dan menciptakan daratan baru sebagai wujud pemenuhan sumpah Raja Ikan Todak.

Ikan-ikan itu berteriak, "Sa-ijaan!". Datu Mabrur dengan kagum dan penuh syukur kepada Sang Pencipta menamai pulau baru tersebut Pulau Halimun.

Pesan dan Amanat Cerita Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak

Amanat dari cerita Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak, secara keseluruhan, berkaitan dengan kebijaksanaan, kesabaran, kejujuran, kesetiaan, kesederhanaan, dan pentingnya memenuhi janji. Pesan-pesan ini dapat dijadikan pedoman untuk menjalani kehidupan dengan penuh nilai dan integritas. Berikut ulasan lengkap tentang pesan moral Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak:

1. Pesan moral tentang pentingnya bersikap tenang

Datu Mabrur, dengan ketenangan dan kekuatannya, mampu mengatasi ujian yang datang dalam bentuk serangan dari Raja Ikan Todak. Pesan ini mengajarkan bahwa kebijaksanaan dan kesabaran dalam menghadapi cobaan dapat membawa keberhasilan.

2. Amanat untuk bersikap jujur, setia, dan saling percaya

Selain itu, cerita ini juga mengandung nilai-nilai seperti kejujuran, kesetiaan, dan kepercayaan. Perjanjian antara Datu Mabrur dan Raja Ikan Todak mencerminkan pentingnya memenuhi janji dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral. Raja Ikan Todak menunjukkan kesediaannya untuk tunduk dan memenuhi permintaan Datu Mabrur setelah mengakui kekuatannya.

3. Amanat tentang nilai kesederhanaan dan kesabaran

Pesan tentang penolakan Datu Mabrur terhadap kemewahan istana bawah laut dan keputusannya untuk kembali ke daratan mencerminkan nilai-nilai sederhana dan keikhlasan dalam menjalani kehidupan. Tindakan ini mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu terletak pada kemewahan materi, tetapi lebih pada kesederhanaan dan kepuasan batin.

3. Pesan moral tentang pentingnya menepati janji

Selain itu, pemenuhan sumpah Raja Ikan Todak dengan menciptakan daratan baru, Pulau Halimun, menyoroti pentingnya memenuhi janji dan berkomitmen terhadap kata-kata yang diucapkan. Pesan ini memantik pemikiran tentang konsekuensi positif yang dapat terjadi ketika seseorang mematuhi janji dan komitmen mereka.

Baca juga artikel terkait BAHASA INDONESIA atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Fadli Nasrudin