Menuju konten utama

Pengertian Sosiologi Menurut Max Weber, Teori, dan Kajiannya

Mengetahui pengertian sosiologi menurut Max Weber, satu tokoh awal sosiologi modern. Berikut penjelasan teori sosiologi Max Weber dan pokok kajiannya.

Pengertian Sosiologi Menurut Max Weber, Teori, dan Kajiannya
Ilustrasi sosiologi. Adapun pengertian sosiologi menurut Max Weber adalah kajian untuk memahami tindakan sosial dan gejalanya dalam masyarakat. foto/IStockphoto

tirto.id - Definisi sosiologi sebagai ilmu adalah pengetahuan dan studi yang mengkaji tentang kemasyarakatan, mulai dari interaksi, gejala, dan sebagainya. Lantas, apa pengertian sosiologi menurut Max Weber?

Pandangan Max Weber terhadap sosiologi secara garis besar merujuk pada usaha memahami tindakan sosial di masyarakat. Tepatnya mencari penjelasan tentang tindakan tersebut serta efeknya bagi masyarakat.

Selain itu, sosiolog asal Jerman ini juga pernah mengemukakan pokok kajiannya terkait hubungan agama dan tata kehidupan masyarakat. Berikut penulis jelaskan pengertian sosiologi menurut Max Weber, teori, dan pokok kajiannya.

Pengertian Sosiologi Menurut Max Weber

Maximilian Weber atau Max Weber merupakan seorang tokoh perkembangan ilmu sosiologi. Pemikirannya tentangkemasyarakatan ikut serta dalam membentuk ilmu sosiologi, bahkan hingga saat ini.

Dilahirkan di Erfrut Jerman pada 21 April 1864, Weber kemudian tumbuh menjadi salah-satu peletak dasar ilmu sosiologi. Menurut Max Weber, sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang tindakan sosial di dalam masyarakat.

Definisi sosiologi menurut Max Weber juga mencakup gejala-gejala atau fenomena yang timbul akibat tindakan tersebut. Oleh karena itu, pengertian sosiologi menurut Max Weber adalah tindakan sosial di masyarakat beserta gejalanya.

Teori Sosiologi Menurut Max Weber

Max Weber sosiologi secara garis besar menjelaskan tentang teori tindakan sosial dan gejala-gejalanya. Bagi Weber, objek utama sosiologi adalah tindakan sosial yang terjadi di masyarakat. Tindakan sosial merupakan semua tindakan manusia yang memiliki makna subyektif di baliknya.

Dilansir dari buku Glosari Teori Sosial (2011) yang ditulis M. Taufiq Rahman, Weber memberikan tiga karakteristik untuk menyebut sebuah tindakan dapat dianggap tindakan sosial.

Di antaranya perilaku itu mempunyai makna subjektif, dapat memengaruhi perilaku orang lain, dan bisa dipengaruhi oleh perilaku orang lain. Selain itu, tindakan sosial juga dibagi menjadi empat jenis.

Berikut ini penjelasan tentang teori sosiologi menurut Max Weber, yakni tindakan sosial.

1.Tindakan Rasional

Salah satu dari 4 tindakan sosial menurut Max Weber adalah tindakan rasional. Adapun tindakan rasional instrumental adalah setiap tindakan sosial yang tujuan dan cara mencapainya berdasarkan pertimbangan logika.

2. Tindakan Berorientasi Nilai

Tindakan berorientasi nilai berkaitan dengan norma, etika, agama, dan nilai lain yang dianut suatu masyarakat. Tindakan yang berorientasi nilai dilakukan tidak hanya melalui pertimbangan rasional.

3. Tindakan Tradisional

Tindakan tradisional dijelaskan Weber sebagai tindakan yang berakar dari tradisi sebuah masyarakat. Dalam tindakan tersebut, orang melakukannya karena sudah jadi kebiasaan dan tidak mempertimbangkan tujuan maupun cara mencapainya.

4. Tindakan Afektif

Tindakan afektif didefinisikan Weber sebagai tindakan yang dilakukan sebagai reaksi terhadap emosi seseorang. Tindakan jenis afektif tersebut mempunyai sifat refleks, bahkan bisa pula terjadi tanpa disadari.

Pokok Kajian Sosiologi Menurut Max Weber

Bagaimana pendapat Max Weber tentang pokok kajian sosiologi? Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, menurut Max Weber sosiologi adalah berbagai tindakan sosial yang terjadi di dalam masyarakat.

Berikut daftar pokok kajian sosiologi menurut Weber.

1. Pendapat Weber tentang Etika Protestan dan Spiritualitas Kapitalisme

Selain tindakan sosial, Max Weber juga punya pokok kajian tentang hubungan agama dan tata kehidupan di masyarakat. Salah satu buku Weber yang fenomenal adalah Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme (1905).

Dalam buku tersebut, Weber berpendapat bahwa etos kerja kaum Protestan di Inggris berperan besar dalam perkembangan kapitalisme. Argumen Weber ini dipengaruhi oleh Ibunya yang kebetulan penganut Protestan Calvinis.

Pada dasarnya, sifat khas kaum Calvinis adalah giat bekerja. Bagi kaum Calvinis, bekerja secara giat dan menyimpan hasil pekerjaannya (menimbun kekayaan) adalah bentuk ibadah.

Sifat tersebut yang menjadi dasar argumen bahwa etos kerja Calvinis membuka jalan bagi sistem kapitalisme modern Eropa untuk berkembang. Hal ini diperkuat dengan penemuan Weber terkait banyaknya pemilik modal di Inggris yang menganut Calvinis.

Agama dan perannya dalam pembentukan tata kehidupan masyarakat memang menjadi salah satu minat Weber. Selain Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme, Weber juga menulis buku The Religion of China: Confucianism and Taoism (1951), Ancient Judaism (1952), dan The Religion of India: the Sociology of Hinduism and Buddhism (1958).

Hubungan agama dan masyarakat di atas bukan satu-satunya sumbangan Weber dalam ilmu sosiologi. Dinukil dari Modul Pelatihan Guru: Mata Pelajaran Sosiologi SMA (2016) terbitan Kemendikbud, Weber memahami sosiologi sebagai ilmu yang menitikberatkan pada penjelasan sebab-akibat sebuah fenomena sosial dapat terjadi.

Hal tersebut membuat penelitian sosiologi yang dilakukan Weber erat dengan bidang ilmu sejarah. Dikutip dari Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme, ia berusaha mencari sebab perubahan sosial masyarkat Eropa yang beralih menuju kapitalisme.

Untuk mencari hubungan kaum Calvinis dan kapitalisme, Max Weber bahkan meneliti sejarah perkembangan kaum Calvinis. Kemudian mencari hubungannya dengan perkembangan kapitalisme modern.

Bagi Weber, sosiologi bertugas pula untuk mengisi ruang kosong dalam studi sejarah. Sosiologi diklaim sebagai pengisi ruang kosong, tepatnya berupa penjelasan hubungan peristiwa tersebut dengan perubahan sosial yang muncul.

2. Pendapat Weber tentang Status Sosial

Sumbangan lain Max Weber dalam ilmu sosiologi adalah pendefinisian istilah kelas dan status sosial. Kedua hal ini tidak dapat dipisahkan dari sosiologi, bahkan menjadi salah satu objek penting penelitian.

Kelas sosial dirumuskan Weber sebagai sekumpulan orang yang meiliki taraf ekonomi yang serupa. Orang-orang yang diklasifikasikan dalam sebuah kelas tidak terkait satu sama lain.

Sebuah kelas sosial dapat dilihat dari kekayaan, pendapatan, atau pekerjaan sekumpulan orang. Sifat kelas sosial yang tidak terkait ini berbeda dengan sifat status sosial, di mana status melambangkan dominasi.

Orang-orang yang masuk dalam status sosial serupa umumnya berkaitan satu sama lain. Status sosial menurut Weber misalnya bangsawan, yakni mereka punya dominasi terhadap masyarakat biasa.

Infografik SC Max Weber

Infografik SC Max Weber. tirto.id/Mzteg

Baca juga artikel terkait SOSIOLOGI atau tulisan lainnya dari Rizal Amril Yahya

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Rizal Amril Yahya
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Yandri Daniel Damaledo
Penyelaras: Yuda Prinada