tirto.id - Salah satu sistem ekonomi yang membentuk masyarakat modern adalah sistem ekonomi kapitalis. Sistem ekonomi jenis ini cenderung melanggengkan penumpukan kekayaan, serta berisiko memperlebar kesenjangan antara golongan kaya dan miskin. Lantas, apa pengertian dan ciri-ciri sistem ekonomi kapitalis?
Dikutip dari "Kapitalisme: Sebuah Modus Eksistensi" yang ditulis Husain Heriyanto, kapitalisme artinya sistem perekonomian yang menekankan peran kapital (modal), yakni segala bentuk dan jenis kekayaan, termasuk barang-barang yang digunakan untuk memproduksi komoditas lainnya.
Sementara itu, Ebenstein (1990) menyebut kapitalisme sebagai sistem sosial yang menyeluruh, lebih dari sekadar sistem perekonomian. Ia mengaitkan perkembangan kapitalisme sebagai bagian dari gerakan individualisme. Selanjutnya, Hayek (1978) memandang kapitalisme sebagai perwujudan liberalisme dalam ekonomi.
Sistem ekonomi kapitalis pertama kali muncul pada abad ke-17 ketika dominasi gereja di Eropa mulai runtuh. Pada waktu itu, gereja melakukan dominasi dan indoktrinasi atas segala kepentingan.
Kemudian, hal itu diruntuhkan dengan hadirnya pandangan yang menekankan pada liberalisme, individualisme, rasionalisme, materialisme, dan humanisme.
Pemikiran-pemikiran yang meruntuhkan dominasi gereja inilah yang nantinya dianggap menjadi dasar-dasar sistem ekonomi kapitalis.
Secara sederhana, gereja dengan segala doktrinnya dipandang menghalang-halangi umat Kristiani dalam mengumpulkan kekayaan. Selain itu, segala kekayaan tersebut juga dianggap sepenuhnya milik gereja.
Setelah runtuhnya masa kejayaan gereja, masyarakat mulai memikirkan upaya penimbunan kekayaan.
Perubahan ini kemudian berkembang dinamis, hingga masyarakat beralih dari usaha agribisnis ke industri. Modal-modal yang pada awalnya dialokasi kepada pertanian dialihkan menuju pembangunan industri.
Pada masa itu, muncul tokoh ekonomi kenamaan Adam Smith (1776) yang menjadi peletak ideologi kapitalisme.
Dikutip dari jurnalAcademica, Adam Smith menyatakan bahwa setiap orang selayaknya diberi kebebasan untuk bekerja dan berusaha dalam persaingan sempurna dengan meniadakan intervensi pemerintah.
Kapitalisme, secara sederhana, merupakan sistem organisasi ekonomi yang dicirikan oleh hak milik privat atas alat-alat produksi dan distribusi, serta pemanfaatannya untuk mencapai laba dalam kondisi yang sangat kompetitif.
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Kapitalis
Sama seperti sistem-sistem ekonomi lainnya, sistem ekonomi kapitalis juga memiliki ciri-ciri tersendiri.
Dikutip dari bukuSistem dan Reformasi Ekonomi Indonesia oleh Edy Suandi Hamid, beberapa ciri sistem ekonomi kapitalis adalah sebagai berikut:
1. Penjaminan atas hak milik perseorangan
Pada sistem ekonomi kapitalis, hak milik pribadi merupakan hal paling penting keberadaannya.
Setiap orang dalam sistem ekonomi kapitalis memiliki hak untuk menimbun kekayaan pribadi sebesar-besarnya tanpa mengindahkan posisi orang lain yang tidak memiliki kemampuan untuk melakukan hal yang sama.
2. Mementingkan diri sendiri (self-interest)
Sistem ekonomi kapitalis menekankan individualisme. Individu dibebaskan sepenuhnya untuk berorientasi pada diri sendiri. Dalam hal ini, kepentingan individu mencakup segala aktivitas ekonomi dan sosialnya.
Para kapitalis percaya bahwa ada tangan-tangan gaib (invisible hands) yang akan mempertemukan kepentingan setiap individu untuk mencapai titik keseimbangan (equilibrium).
3. Pemberian kebebasan penuh
Sistem ekonomi kapitalis memiliki dasar pemikiran menempatkan setiap pihak memiliki kebebasan penuh dalam melakukan aktivitas ekonomi.
Pada sistem ekonomi kapitalis, negara hanya berperan sebagai penyedia fasilitas dan pengatur lalu lintas ekonomi sehingga semua orang dapat melakukan aktivitas ekonominya dengan lancar.
4. Persaingan bebas (free competition)
Pada sistem ekonomi kapitalis, pasar dipandang sebagai tempat persaingan sempurna, yakni ketika situasi tawar masing-masing produsen dan konsumen seimbang.
Dengan demikian, pembeli dan penjual tidak dapat menjadi penentu harga (price setter), tetapi hanya bertindak sebagai pengambil harga (price taker).
5. Harga sebagai penentu (price system)
Sistem ekonomi kapitalis memiliki kepercayaan bahwa mekanisme pasarlah yang bekerja dalam menentukan harga keseimbangan antara penawaran dan permintaan barang serta jasa.
Dalam segala kondisi yang terjadi di sistem ekonomi kapitalis, negara tidak boleh melakukan intervensi kepada pasar.
6. Peran negara minimal
Pada sistem ekonomi kapitalis, negara hanya memiliki peran menjaga keamanan dan ketertiban, menetapkan hak-hak kekayaan pribadi, menjamin perjanjian kedua belah pihak agar ditaati, menjaga persaingan tanpa hambatan, mengeluarkan mata uang, dan menyelesaikan persengketaan pihak buruh dan pemilik modal.
Negara tidak memiliki fungsi untuk mengurus mekanisme pasar, sehingga perannya dikerucutkan seminimal mungkin.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Abdul Hadi