tirto.id - Pengaruh perubahan dan interaksi ruang antarnegara terhadap kehidupan pendidikan bisa memunculkan dampak positif maupun negatif. Lantas, apakah dampak positif interaksi antar ruang dalam bidang pendidikan dan apa saja pengaruh negatifnya?
Sebelum berbicara jauh tentang pengaruhnya terhadap sektor pendidikan, perubahan didefinisikan sebagai beralihnya fungsi suatu lahan. Dinukil dari Modul IPS (2020) yang diterbitkan Kemdikbud, perubahan adalah penggunaan lahan yang fungsinya berubah.
Kegiatan dan fungsi yang berubah atas suatu lahan ini bisa memunculkan proses interaksi ruang, baik dari level desa-kota maupun antarnegara. Pengaruh dari perubahan dan interaksi ini pun berlangsung di berbagai macam sektor.
Salah satu dampak positif dan negatif terjadi pada bidang pendidikan di negara berkembang maupun negara maju. Untuk memahami secara rinci dampak-dampak tersebut, Anda bisa membaca penjelasan contoh berikut.
Contoh Dampak Positif Perubahan dan Interaksi Ruang Antarnegara terhadap Kehidupan Pendidikan
Ada berbagai macam contoh pengaruh positif perubahan dan interaksi ruang antarnegara yang terjadi di dalam kehidupan pendidikan. Globalisasi misalnya, kita sekarang dapat dengan mudah mengakses pendidikan di negara lain.
Globalisasi sendiri dapat kita sebut sebagai bentuk interaksi antarruang karena melibatkan sejumlah negara dunia. Berbagai teknologi dan pengetahuan, termasuk pendidikan, bisa diakses secara legal dan bebas oleh masyarakat negara dunia.
Berikut contoh pengaruh perubahan dan interaksi ruang antarnegara terhadap kehidupan pendidikan.
1. Menghasilkan program belajar lintas negara
Mengutip Sciencedirect, salah satu contoh aktivitas dalam interaksi ruang adalah mobilitas atau perjalanan untuk tujuan pendidikan. Adapun sudah tidak asing lagi dalam kalangan akademisi mengenai program belajar lintas negara.Kita dapat menyebut pendidikan lintas negara ini sebagai “study exchange”. Bukan hanya pendidikan itu, ada pula individu yang mendaftar secara mandiri ke sekolah luar negeri tanpa mengikuti program pertukaran.
Dengan adanya interaksi antarruang berskala negara ini, seseorang dari negara berkembang bisa mengenyam pendidikan di negara maju. Ketentuan ini berlaku pula untuk masyarakat negara maju yang ingin belajar di negara berkembang.
2. Memunculkan pihak pemberi beasiswa internasional
Dikutip dari presentase terbitan SMPN 1 Mejayan bertajuk “Pengaruh Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang di Asia dan Benua Lainnya”, negara maju kerap memberikan program beasiswa untuk pelajar asal negara berkembang.Berdasarkan pernyataan di atas, kita dapat melihat banyak contoh beasiswa pendidikan dari luar negeri yang diberikan kepada pihak-pihak negara berkembang. Sebut ada beasiswa Fulbright Foreign Student Programme AS, Chevening Scholarships Inggris, dan sebagainya.
Khususnya di Indonesia, pemerintah juga menyediakan layanan khusus untuk pemberian beasiswa pelajar WNI yang berkuliah di negara lain. Dua di antaranya terdapat Beasiswa LPDP dan Beasiswa Unggulan Kemendikbud.
3. Memajukan sumber daya manusia negara berkembang
Dikutip dari tulisan Iwan Setiawan dkk. dalam buku IPS Kelas 9 Edisi Revisi (2018), pendidikan diklaim sebagai investasi awal untuk kemajuan bangsa. Oleh sebab itu, sejumlah negara dunia menaruh fokus pada pendidikan.Sehubungan dengan itu, masyarakat dari negara berkembang sekarang bisa mengakses berbagai materi program pendidikan negara-negara maju. Langkah ini bisa meningkatkan pengetahuan maupun pemahaman mereka yang sebelumnya kurang.
Secara garis besar, kita bisa menyebutkan dampak positif ini sebagai pemajuan SDM negara berkembang. Mereka mengembangkan ilmu dan keahliannya di negara maju lewat program pendidikan yang tersedia.
4. Transfer pengetahuan dari negara maju ke negara berkembang
Dinukil dari buku IPS Kelas VIII (2017) tulisan Mukminan dkk., kualitas pendidikan di suatu negara beserta lulusannya bisa menjadi pengubah paradigma pendidikan. Oleh sebab itu, diperlukan adanya transfer pengetahuan supaya negara berkembang bisa meningkatkan statusnya.Seperti yang telah dijelaskan pada contoh ketiga, masyarakat negara berkembang saat ini boleh mengakses pengetahuan negara maju. Dengan begitu, mereka punya bekal pendidikan yang sama untuk masa depannya.
Transfer pengetahuan ini berlaku untuk berbagai pihak, baik dari negara maju ke negara berkembang maupun sebaliknya. Dengan kata lain, pengetahuan ini dibagi secara rata demi kepentingan pendidikan bersama.
Contoh Dampak Negatif Interaksi antar Ruang terhadap Kegiatan Pendidikan
Pengaruh perubahan dan interaksi ruang antarnegara terhadap pendidikan juga bisa memunculkan sejumlah dampak negatif. Untuk mengetahui pengaruh negatif interaksi ruang antarnegara, Anda bisa membaca penjelasan berikut.
1. Munculnya ketergantungan pada negara berkembang
Berbicara mengenai sistem pendidikan akibat interaksi antarruang, ketergantungan negara berkembang kepada negara maju soal pendidikan bisa saja terjadi. Situasi ini dapat dipantau ketika negara yang belum maju mengandalkan negara tujuan untuk mengakses pendidikan.Padahal, mereka bisa secara mandiri mengembangkan program pendidikan di negaranya demi kepentingan bangsa. Langkah yang baik untuk menuntaskan ini adalah mengambil pelajaran dari negara lain, kemudian mengembangkannya di wilayah sendiri.
Kondisi ketergantungan ini juga berlaku bagi sistem teknologi pendidikan yang terbilang pesat. Beberapa orang memilih menggunakan program pendidikan instan, sehingga ilmu yang didapatkan olehnya tidak menyeluruh.
2. Menciptakan golongan sesuai pendidikan
Berbicara mengenai status sosial, pandangan atau paradigma seseorang atas tingkat pendidikannya menjadi dampak negatif perubahan dan interaksi ruang antarnegara. Sebut misalnya orang lulusan universitas AS lebih dipandang berpamor dibanding lulusan universitas lokal.Dengan begitu, interaksi pendidikan antarnegara ini menyebabkan perubahan status sosial seseorang berdasarkan tingkat atau tempat lulusnya. Golongan sesuai tingkat pendidikan ini menjadi salah satu masalah yang perlu dipantau.
Jika meninjaunya lewat sudut pandang sosiologi, status sosial ini kerap muncul akibat pandangan nyata maupun tidak. Kendati tidak tertulis mengenai siapa yang lebih tinggi, masyarakat lebih memandang lulusan luar negeri lebih baik dibanding lulusan dalam negeri.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dhita Koesno