Menuju konten utama

Contoh Globalisasi Pendidikan di Indonesia dan Dampaknya

Apa itu globalisasi pendidikan dan bagaimana dampak positif hingga negatifnya. 

Contoh Globalisasi Pendidikan di Indonesia dan Dampaknya
Ilustrasi globalisasi pendidikan. FOTO/IStockphoto

tirto.id - Globalisasi membawa dampak positif dan negatif di berbagai bidang kehidupan, salah satunya termasuk di bidang pendidikan.

Melansir laman M-Edukasi Kemdikbud, globalisasi adalah sebuah proses yang mendunia, yang membawa nilai-nilai global dengan diikuti oleh semua orang di setiap bangsa.

Atau dapat disimpulkan, bahwa globalisasi sebagai proses mendunianya segala sesuatu. Jadi, pengertian globalisasi merupakan suatu proses tatanan yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah.

Kemudian proses tatanan globalisasi dalam bidang pendidikan ini, yaitu menyebarkan informasi melalui penggunaan teknologi. Kita dapat melihat contoh di bidang ini pada kasus pertukaran pelajar antarnegara.

Mereka yang dipindahkan tersebut, secara otomatis akan mempelajari ilmu dari negara yang bukan asal muasalnya. Informasi baru akan diterima dan bisa menimbulkan perubahan ketika orang tersebut kembali ke negaranya.

Selain itu, semua orang bisa merasakan manfaat teknologi online yang disajikan untuk belajar, kendati sedang berada di rumah. Bahkan, ada juga sumber-sumber informasi yang tersebar secara gratis di internet.

Contoh Globalisasi Pendidikan di Indonesia

Mengutip laman Kemdikbud, contoh efek globalisasi di bidang pendidikan yaitu mulai menjamurnya sekolah-sekolah umum swasta, terutama yang berlabel internasional, dari berbagai jenjang yang semakin eksklusif berdasarkan identitas (agama, etnisitas, atau kondisi ekonomi) tertentu.

Hadirnya jenis sekolah tersebut, justru menguatkan segregasi sosial. maka dari itu, harus ada aturan-aturan spesifik yang dapat mereduksi eksklusivitas.

Misalnya, dengan mengalokasikan waktu belajar untuk berkunjung ke sekolah ataupun institusi pendidikan yang berbeda. Pemahaman multikultur di sekolah perlu ditambah.

Kegiatan-kegiatan inilah dapat menjadi bagian dari usaha untuk membangun “engagement with diversity”, sebagaimana Diana Eck menuturkannya dalam Pluralisme Kewargaan (2011), yaitu mengenai keragaman tidak cukup hanya direkatkan oleh toleransi dan penerimaan perbedaan semata.

Sehingga, masyarakat diberikan opsi pendidikan untuk dapat memilih jenis pendidikan yang tepat sesuai preferensi pribadinya.

Namun, juga harus ada aturan jelas mengenai hal ini agar segregasi sosial akibat institusi pendidikan. Hal ini harus diupayakan sedari awal, melalui payung hukum kuat agar tidak menjadi potensi kontestasi identitas kelompok yang tidak sehat.

Kemudian, pada pembaruan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, yang tengah direvisi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan perlu dirancang untuk mengatasi persoalan-persoalan kontemporer tersebut.

Dampak Globalisasi Pendidikan di Indonesia

Dalam bidang pendidikan, globalisasi tentunya dapat memberikan berbagai dampak , yakni dampak positif dan negatif.

Pada dampak positif, globalisasi tersebut salah satunya dapat mempermudah proses pembelajaran.

Dampak positif lainnya, yaitu:

  • Membuat pendidikan di Indonesia bisa bersaing dengan negara lain.
  • Membantu menciptakan tenaga kerja berkualitas.
  • Menciptakan sdm profesional dan berstandar internasional
  • meningkatkan mutu pendidikan dalam negeri.
Sedangkan dampak negatif lainnya, yaitu:

  • Ketergantungan teknologi secara terus-menerus.
  • Terkikisnya budaya di bidang pendidikan akibat masuknya budaya asing yang kurang baik.
  • Informasi yang dibagikan belum tentu baik untuk kegiatan belajar mengajar.
  • Tidak bisa mendapatkan informasi terbaru, apabila peralatan teknologinya kurang memadai.
Harapannya, pendidikan nasional ini mampu menguatkan semangat kerja sama yang melahirkan solidaritas sosial, serta tidak hanya hanya memenuhi tujuan pragmatis yang memicu persaingan menuju efisiensi atau kesesuaian dengan dunia kerja saja. Yang terpenting yakni, tidak melanggengkan pendidikan menjadi alat reproduksi kesenjangan.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Olivia Rianjani

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Olivia Rianjani
Penulis: Olivia Rianjani
Editor: Yandri Daniel Damaledo