tirto.id - Mengetahui tentang mengapa biodiesel termasuk energi alternatif sangat penting karena berkaitan dengan isu lingkungan. Dengan memanfaatkan biodiesel, maka kita bisa mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Lalu, apakah biodiesel termasuk energi terbarukan?
Energi memegang peran penting dalam menopang kehidupan modern, mulai dari transportasi hingga industri. Sayangnya saat ini kita masih bergantung pada bahan bakar fosil yang telah menimbulkan berbagai masalah lingkungan.
Di tengah masalah lingkungan dan krisis energi, biodiesel muncul sebagai salah satu solusi sebagai energi alternatif. Biodiesel adalah jenis bahan bakar yang dihasilkan dari sumber-sumber daya terbarukan seperti minyak nabati, lemak hewan, hingga limbah organik.
Biodiesel sebagai pengganti apa? Biodiesel tentunya dapat menggantikan bahan bakar fosil yang selama ini digunakan oleh banyak orang, terutama solar. Berbeda dengan bahan bakar fosil, biodiesel memiliki potensi besar untuk mengurangi emisi karbon yang merusak lingkungan.
Secara umum, biodiesel digunakan untuk menggantikan atau dicampur dengan bahan bakar diesel konvensional pada mesin diesel. Hal ini bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
Di Indonesia, potensi biodiesel sangat besar mengingat negara ini memiliki keanekaragaman hayati dan sumber daya alam melimpah. Dengan dukungan besar dari pemerintah dan investasi bidang teknologi, Indonesia dapat mengurangi impor bahan bakar sehingga lebih mandiri dalam hal energi.
Mengapa Biodiesel Termasuk sebagai Sumber Energi Alternatif?
Biodiesel adalah sumber energi alternatif pengganti solar pada mesin-mesin diesel. Lalu, mengapa biodiesel termasuk energi alternatif? Ada beberapa alasan yang bisa menjawab pertanyaan ini, berikut di antaranya:
Berasal dari Sumber Daya Terbarukan
Biodiesel diproduksi dari bahan-bahan alami yang dapat diperbarui, misalnya minyak nabati (kelapa sawit dan jarak pagar) serta lemak hewani. Sumber bahan baku biodiesel dapat dibudidayakan, lalu dipanen atau digunakan kembali dalam siklus waktu yang relatif singkat.Biodiesel jauh berbeda dengan bahan bakar fosil yang jumlahnya sangat terbatas dan tidak dapat diperbarui lagi. Hal inilah yang menjadikan biodiesel sebagai solusi jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan energi.
Lebih Ramah Lingkungan
Mengapa biodiesel termasuk energi alternatif? Salah satu alasannya adalah karena biodiesel lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil serta mampu menghasilkan emisi gas buang yang lebih bersih.Mengganti bahan bakar fosil dengan biodiesel dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. Seperti yang diketahui, emisi gas rumah kaca berkontribusi pada perubahan iklim dan menimbulkan dampak negatif yang luas pada lingkungan.
Mudah Dicampur Solar dan Tanpa Modifikasi Mesin
Biodiesel memiliki sifat fisik yang mirip dengan solar sehingga biodiesel dapat dicampur atau menggantikan solar sebagai bahan bakar mesin diesel. Biodiesel dapat dicampur dengan perbandingan tertentu, contohnya Biodiesel 20 (B20).Dikutip dari laman Indonesia Baik, Biodiesel 20 adalah campuran antara 20% biodiesel dengan 80% solar minyak bumi. B20 dianggap lebih ramah lingkungan karena emisi gas buangnya yang rendah atau jauh lebih baik dibandingkan dengan solar biasa.
Keunggulan lainnya adalah campuran biodiesel tidak memerlukan modifikasi mesin diesel. Mesin diesel yang biasa menggunakan solar dapat langsung menggunakan campuran biodiesel tanpa perlu perubahan apa pun. Hal inilah yang menjadikan alasan mengapa biodiesel termasuk energi alternatif yang menjanjikan.
Biodiesel Memiliki Banyak Keunggulan
Biodiesel dianggap sebagai energi alternatif karena memiliki beberapa kelebihan. Mengutip dari jurnal berjudul Biodiesel sebagai Bioenergi Alternatif dan Prospeftif karya Liza Devita, berikut beberapa keunggulan biodiesel dibandingkan bahan bakar fosil:- Memiliki Angka Cetane Tinggi (>50): Makin tinggi angka cetane, maka proses pembakaran akan lebih cepat dan efisien.
- Titik Kilat Tinggi: Titik kilat yang tinggi membuat biodiesel lebih aman disimpan dan didistribusikan karena tidak mudah terbakar dibandingkan solar.
- Bebas Sulfur dan Benzena: Biodiesel tidak mengandung senyawa berbahaya seperti sulfur dan benzena yang bersifat karsinogenik.
- Meningkatkan Pelumasan Mesin: Biodiesel dapat melumasi mesin lebih baik daripada solar sehingga membantu memperpanjang umur mesin.
- Mengurangi Emisi Asap Hitam: Hanya dalam campuran kecil (misal 5%), biodiesel mampu mengurangi emisi asap hitam dari gas buang mesin diesel secara signifikan.
Apakah Biodiesel Ramah Lingkungan?
Dibandingkan dengan solar yang berbasis fosil, pembakaran biodiesel diketahui menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah. Penggunaan biodiesel juga mengurangi emisi asap hitam yang bisa mencemari udara.
Biodiesel juga tidak mengandung sulfur dan benzena yang bersifat karsinogenik. Ini membantu mengurangi pencemaran udara sekaligus risiko kesehatan pada manusia.
Selain itu, biodiesel juga mudah terurai secara alami (biodegradable) sehingga dapat mengurangi risiko pencemaran tanah dan air.
Jadi, apakah biodiesel ramah lingkungan? Jawabannya adalah iya. Semua kelebihan biodiesel di atas juga menjadi alasan mengapa biodiesel termasuk sumber energi alternatif yang patut dikembangkan di Indonesia.
Mengapa Biodiesel Dapat Diperbarui?
Salah satu alasan mengapa biodiesel termasuk energi alternatif adalah karena bahan bakar ini dapat diperbarui, tidak seperti bahan bakar fosil yang jumlahnya terbatas.
Biodiesel dikatakan dapat diperbarui karena bahan bakunya pun berasal dari sumber daya terbarukan. Biodiesel berasal dari bahan baku alami yang bisa dibudidayakan secara terus-menerus.
Energi alternatif biodiesel dibuat dari penyulingan minyak yang dihasilkan dari tumbuhan penghasil minyak seperti kelapa sawit, kedelai, atau tanaman jarak pagar. Secara keseluruhan, setidaknya ada 30 macam tumbuhan yang berpotensial dijadikan bahan baku biodiesel.
Selain minyak nabati atau tumbuhan, biodiesel juga bisa dibuat dari bahan organik lain seperti lemak hewani dan limbah minyak. Minyak dari bahan-bahan ini lalu diolah melalui proses kimia yang disebut transesterifikasi.
Proses transesterifikasi akan mereaksikan trigliserida dalam minyak nabati atau lemak hewani (bahan baku biodiesel) dengan alkohol rantai pendek. Proses inilah yang nantinya akan menghasilkan biodiesel dan gliserol.
Bagaimana Biodiesel Menghasilkan Energi?
Biodiesel menghasilkan energi melalui proses pembakaran. Secara umum, prosesnya tak jauh beda dengan bagaimana solar konvensional menghasilkan energi di dalam mesin diesel. Di dalam mesin diesel, bahan bakar seperti biodiesel akan bereaksi dengan oksigen di ruang tertutup yang disebut ruang bakar.
Dilansir dari laman Fakultas Teknik Universitas Medan Area, bertemunya bahan bakar dan oksigen akan menimbulkan proses pembakaran. Proses ini menghasilkan panas yang diubah menjadi energi mekanik untuk menggerakkan mesin.
Secara garis besar, berikut tahapan bahan bakar (biodiesel) menghasilkan energi:
- Pada ruang bakar mesin, katup terbuka memungkinkan masuknya bahan bakar (biodiesel) dan oksigen.
- Setelah katup tertutup, terjadi kompresi yang menghasilkan tekanan tinggi. Tekanan ini meningkatkan suhu sehingga terjadilah pembakaran.
- Komponen busi pada mesin akan memercikkan api, membuat campuran bahan bakar dan udara menjadi terbakar.
- Proses pembakaran akan mendorong piston pada mesin untuk bergerak sehingga menghasilkan energi mekanik.
- Proses pembakaran ini juga menghasilkan gas sisa yang dibuang melalui katup buang.
Dengan berbagai keunggulan tersebut, biodiesel menjadi salah satu solusi untuk mengurangi kerusakan lingkungan, menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar fosil, serta memenuhi kebutuhan energi masa depan dalam jangka panjang.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Erika Erilia & Yulaika Ramadhani