tirto.id - Disclaimer: Investasi aset kripto mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Artikel ini tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli aset kripto. Harga aset kripto berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.
Sejak 2022, Yanuar mulai getol mempelajari kripto ketika sedang booming-booming-nya di Tanah Air. Kripto sendiri bisa dibilang salah satu instrumen investasi berupa mata uang virtual yang keamanannya dijamin dengan kriptografi. Kriptografi membuat uang kripto tidak mungkin dipalsukan atau dibelanjakan secara ganda.
Sejak awal, pria berusia 31 tahun itu sudah mulai mengamati perkembangan XRP, sebuah mata uang digital terbesar di dunia. XRP dirancang sebagai mata uang perantara untuk transaksi yang mencakup berbagai aset kripto dan jaringan antar bisnis secara global.
“Saya tertarik dengan XRP karena merupakan sistem yang mempermudah transaksi keuangan global. Saya pikir ini permintaannya akan terus naik ke depannya,” ujar Yanuar kepada Tirto, Senin (18/11/2024).
Benar saja, feeling Yanuar kepada XRP tidak salah. Sejak beli aset kripto tersebut, Yanuar hampir tidak pernah mengalami kerugian. Kuncinya, kata dia, harus betul-betul teliti dan melihat momentum ketika ingin menjual. Pada saat kondisi di mana harga aset di pasar mengalami peningkatan atau kenaikan, maka itu adalah momentum tempat untuk dijual.
“Waktu 2022 akhir, saya jual semua aset kripto yang dalam posisi untung tersebut untuk tambahan biaya nikah. Kemudian, saya beli lagi aset kripto pada pertengahan 2023, saya jual semua 3 bulan setelahnya, untung juga,” imbuhnya.
Baru-baru ini, bahkan Yanuar kembali merogoh isi tabungannya untuk kembali beli XRP. Ia berniat untuk menahannya sementara waktu dan akan kembali menjualnya pada awal 2025 mendatang. Karena baginya, kripto ini cukup menjanjikan sebagai alat investasi dalam jangka pendek.
“Saya biasanya beli dan jual dengan jangka waktu sekira 3 bulan. Untuk yang sekarang kelihatannya akan saya jual pada akhir Januari 2025 atau awal Februari 2025,” pungkas dia.
Lain dengan Yanuar, Alivio Junio (26) mulai kenal dengan kripto sejak 2020. Tapi, ia baru memutuskan berkecimpung sebagai trading kripto pada akhir 2023. Butuh waktu bagi Alivio selama tiga tahun untuk mempelajari grafik dan perkembangan kripto sebelum pada akhirnya ia bisa mengeruk keuntungan dari investasi ini.
“Jadi gue lama di saham sih sebenernya. Kalau kripto baru tahun-tahun ini lah,” ujar pria akrab disapa Vio saat dihubungi Tirto, Senin (18/11/2024).
Meski terbilang baru, pria asal Jakarta Timur itu cukup lihai menempatkan uangnya. Vio memilih bermain Altcoin ketimbang Bitcoin. Bermodal Rp4,7 juta saat itu, kini aset kripto milik Vio sudah tembus hingga ratusan juta.
“Dan menurut gue investasi harus ke kripto sih untuk saat ini,” ujar dia.
Kendati begitu, Vio tidak menyarankan bagi investor pemula untuk masuk ke kripto. Karena meski keuntungannya besar, risiko kagagalannya juga cukup tinggi. Mulai dari risiko penurunan tidak terbatas hingga tidak ada fundamental yang bisa dianalisis dalam hal ini.
Bagaimana Perkembangan Kripto di Indonesia?
Kripto sampai saat ini kelihatannya memang masih dipercaya dan menjadi tren pilihan investasi di luar dari pasar saham. Berdasarkan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), total pengguna kripto Indonesia tercatat sebanyak 21,63 juta orang hingga Oktober 2024. Sementara nilai transaksinya menyentuh Rp475,13 triliun.
Kepala BAPPEBTI, Kasan, mengatakan, kripto saat ini semakin populer di kalangan anak muda Indonesia. Berdasarkan catatannya sekitar 75 persen pelanggan kripto di Indonesia berada dalam rentang usia 18-35 tahun. Fenomena ini mencerminkan pergeseran tren investasi yang sebelumnya didominasi oleh saham dan reksadana, kini beralih ke aset digital seperti Bitcoin.
“Kripto di Indonesia sudah mengikuti tren global di mana anak-anak muda mulai shifting invest saham dan reksadana ke produk kripto,” ujar Kasan kepada Tirto, Senin (18/11/2024).
Pergesaran tren investasi ini bahkan menempatkan Indonesia ke peringkat ke-12 dalam daftar negara kepemilikan kripto terbesar di dunia pada 2024. Laporan terbaru dari perusahaan penyedia layanan pembayaran digital yang berfokus pada kripto, Triple A, sebanyak 13,9 persen dari populasi negara kita kini telah memiliki aset kripto.
Angka itu menunjukkan bahwa adopsi kripto di Tanah Air telah mengalami pertumbuhan pesat. Posisinya bahkan semakin mendekati negara-negara teratas dalam hal kepemilikan kripto.
Dengan posisi ini, Indonesia tentunya masih memiliki prospek besar menjadi salah satu pusat kripto dunia. Terlebih, menurut Global Crypto Caption Index 2023, investor aset kripto di Indonesia berada di peringkat ketujuh sebagai negara dengan jumlah investor terbesar. Peringkat pertama ditempati oleh Nigeria. Disusul oleh Vietman, Amerika Serikat, Ukraina, dan Filipina.
Pendiri sekaligus CEO Indodax, Oscar Darmawan, melihat perkembangan kripto di Indonesia belakangan memang terus menunjukkan pertumbuhan positif. Hal ini menunjukkan bahwa aset kripto semakin menarik perhatian masyarakat, terutama di tengah meningkatnya literasi teknologi finansial di kalangan generasi muda.
Di Indodax sendiri, kata dia, peningkatan aktivitas transaksi terus tumbuh setiap tahunnya. Hingga November 2024, total nilai transaksi mencapai lebih dari Rp101 triliun, naik 141 persen dari 2023 (sekitar Rp42 triliun). Data ini menunjukkan meskipun terjadi fluktuasi harga aset kripto, pengguna masih aktif dalam melakukan perdagangan di platform Indodax.
“Peningkatan ini mencerminkan tingginya minat masyarakat terhadap aset kripto, baik di tingkat global maupun lokal. Hal ini menjadi indikasi kuat bahwa ekosistem kripto semakin mendapatkan tempat di hati investor sebagai salah satu pilihan investasi yang inovatif,” ujar Oscar kepada Tirto, Selasa (19/11/2024)
Perkembangan pesat pengguna kripto di Tanah Air, tentu saja tidak lepas dari sudah adanya kepastian hukum yang mengatur perdagangan aset kripto di Tanah Air. (Dasar hukum bisa dilihat dilink ini).
Perdagangan kripto saat ini semakin jelas dengan sudah diresmikan bursa kripto Indonesia. Kehadiran bursa kripto ini, bahkan diklaim memberikan rasa aman kepada masyarakat yang ingin berinvestasi. Tidak hanya itu, bursa kripto juga diharapkan bermanfaat untuk perekonomian nasional.
Pendirian bursa kripto ini melalui Keputusan Kepala Bappebti Nomor 01/BAPPEBTI/SP-BBAK/07/2023 tertanggal 17 Juli 2023 tentang Persetujuan Sebagai Bursa Berjangka Aset Kripto kepada PT Bursa Komoditi Nusantara.
Selain itu, Bappebti juga menerbitkan Keputusan Kepala Bappebti Nomor 01/BAPPEBTI/SP-LKBAK/07/2023 tertanggal 17 Juli 2023 tentang Persetujuan Sebagai Lembaga Kliring Berjangka untuk Penjaminan dan Penyelesaian Perdagangan Pasar Fisik Aset Kripto kepada PT Kliring Berjangka Indonesia.
Hal lain yang juga diatur oleh Bappebti adalah Pengelola Tempat Penyimpanan Aset Kripto melalui Keputusan Kepala Bappebti Nomor 01/BAPPEBTI/SP-PTPAK/07/2023 tertanggal 20 Juli 2023 Tentang Persetujuan Sebagai Pengelola Tempat Penyimpanan Aset Kripto kepada PT Tennet Depository Indonesia.
Kemenangan Donald Trump Bawa Sentimen Positif Kripto?
Bagi pemerintah sendiri, prospek perkembangan kripto ke depan disinyalir masih tetap akan tumbuh positif. Ini tidak terlepas dari faktor kemenangan Donald Trump dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2024.
Presiden terpilih ini diketahui telah berjanji bahwa pemerintahannya akan berhenti menjual miliaran dolar Bitcoin yang dikumpulkan oleh AS dari kasus kriminal, dan malah akan menyimpannya sebagai cadangan strategis seperti emas. Kebijakan tersebut akan meredam kekhawatiran investor adanya aksi jual Bitcoin oleh pemerintah AS di masa depan.
Trump juga menyatakan bahwa pada hari pertama jabatannya, ia akan memberhentikan Ketua U.S. Securities and Exchange Commission, Gary Gensler, serta menerapkan kebijakan yang mendorong hak kepemilikan mandiri (self-custody) aset kripto dan mendukung perkembangan industri secara luas.
Pernyataan Trump, memang sontak membuat posisi Bitcoin terus mencetak all time high baru dalam beberapa hari terakhir. Pada Selasa (12/11/2024) Bitcoin tembus pada angka 88.000 dolar AS. Padahal seminggu yang lalu, harga Bitcoin berada di angka 67.830 dolar AS dengan demikian Bitcoin mencatat kenaikan 28,30 persen dalam sepekan terakhir. Sementara, year to date telah melonjak sebesar 82,13 persen.
Bersamaan dengan Bitcoin, Altcoin ikut melonjak dengan Ethereum (ETH) mencapai 3,349 dolar AS, Solana (SOL) menyentuh 220 dolar AS, dan Dogecoin (DOGE) berada di 0,324 dolar AS, masing-masing mencatatkan kenaikan dalam seminggu terakhir sebesar 38,65 persen, 38,85 persen, dan 108 persen.
Selang sehari, pada (13/11/2024) pasar kripto kembali menunjukkan performa yang mengesankan. Bitcoin melampaui angka 93.000 dolar AS untuk pertama kalinya, mencapai harga ATH sekitar 93.200 dolar AS.
Secara teknikal, Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha, mengatakan bahwa Bitcoin kini sedang menguji level kritis dekat harga ATH-nya disekitar 93,000 dolar AS. Namun untuk mempertahankan momentum bullish, harga harus bertahan di atas level 88.750 dolar AS.
“Jika Bitcoin berhasil menguat dan menembus level 93,000 dolar AS, kemungkinan akan mengarah ke level psikologis 100.000 dolar AS. Namun, jika BTC jatuh di bawah 88.750 dolar AS, kita bisa melihat fase konsolidasi lebih lama atau bahkan koreksi harga menuju level support 85.000 dolar AS,” ujar dia dalam analisanya yang diterima Tirto.
Tapi, secara keseluruhan, kata Paji, pasar kripto menunjukkan sentimen yang sangat positif, didorong oleh berbagai faktor ekonomi dan kebijakan global. Termasuk meningkatnya minat institusional dan retail pada Bitcoin serta ETF Bitcoin Spot.
“Meskipun ada potensi koreksi jangka pendek, pasar diperkirakan akan terus mengalami sentimen bullish dengan data ekonomi yang akan dirilis minggu ini menjadi faktor penentu dalam memperkuat atau mengurangi momentum tersebut,” ujar dia.
Sementara itu, Ibrahim Assuaibi justru mengingatkan meski kripto mengalami penguatan signifikan dan menarik perhatian banyak pelaku pasar, investor dalam hal ini tetap harus waspada. Karena disinyalir harga kripto mungkin akan kembali jatuh setelah pelantikan Trump pada 20 Januari 2024.
“Mungkin setelah tanggal 20 Januari ya, kripto akan kembali jatuh. Karena sebenarnya ini kan Trump efek aja,” ujar Ibrahim.
Maka bagi investor, tentu saja ini adalah momen penting untuk memantau perkembangan pasar, fokus pada level teknikal utama, dan mempertimbangkan data ekonomi yang memengaruhi arah pasar, sambil tetap waspada, melakukan riset mendalam, dan memastikan strategi investasi sejalan dengan dinamika pasar yang terus berubah.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Abdul Aziz
Penyelaras: Rina Nurjanah