Menuju konten utama

Macam-macam Motif Batik Solo dan Makna Filosofisnya

Apa saja motif batik dari Solo? Berikut ini macam-macam motif batik Solo beserta makna dan ciri khas bentuknya. 

Macam-macam Motif Batik Solo dan Makna Filosofisnya
Proses pembuatan produksi rumahan kain batik tulis dan batik cap di Laweyan, Solo. tirto.id/Hafitz Maulana

tirto.id - Solo merupakan salah satu kota di Indonesia yang terkenal dengan produksi batiknya. Ada macam-macam motif batik Solo yang memiliki makna filosofis dan karakteristik khas.

Contoh motif batik Solo yang terkenal adalah batik sidomukti, batik parang kusumo, batik kawung, dan lain sebagainya. Setiap motif batik tersebut mempunyai makna filosofisnya masing-masing.

Makna motif batik Solo umumnya berkaitan dengan keindahan alam, kesejahteraan, kesederhanaan, kemuliaan, hingga status kehidupan seorang manusia.

Berbeda dengan corak dari daerah lainnya, ciri khas motif batik Solo terlihat dari ornamen gambarnya yang lebih tipis, kecil, dan banyak menggunakan warna-warna gelap.

Sebagian motif batik Solo sering dikaitkan dengan kelompok sosial pemakainya. Sebagai contoh, motif batik parang dan truntum merupakan jenis yang biasa dikenakan oleh kaum bangsawan. Adapun kaum petani atau warga biasa umumnya mengenakan batik dengan motif yang lebih sederhana, seperti bunga dan tumbuhan.

Beberapa jenis batik Solo juga memiliki bentuk dan sebutan yang mirip seperti motif batik Yogya. Kemiripan ini dipengaruhi oleh faktor historis dan kedekatan geografis dua daerah tersebut.

14 Motif Batik Solo dan Maknanya

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencatat ada 5.849 motif batik yang tersebar di seluruh Indonesia. Beberapa di antara motif-motif batik tersebut berasal dari Solo.

Berikut ini daftar 15 macam motif batik Solo beserta maknanya:

1. Motif Batik Parang Kusumo

Parang kusumo merupakan salah satu jenis motif batik parang tradisional yang berasal dari Solo. Motif batik parang kusumo membentuk deretan ornamen berbentuk huruf S yang saling berkaitan.

Bagian ujung ornamen huruf S tersebut dihiasi dengan bulatan melambangkan permata. Bentuk parang menggambarkan sebuah jari telunjuk yang sedang menunjuk sesuatu.

Sementara itu, kata kusumo merujuk pada bunga kusuma yang melambangkan sebuah kejayaan. Menurut Yeni Fisnani, dkk., dalam Modul Batik Monokromatik (2020), makna filosofis batik parang kusumo berkaitan dengan perjuangan.

Batik parang kusumo menggambarkan bahwa hidup harus dilandasi dengan perjuangan untuk mencari kebahagiaan lahir maupun batin.

2. Motif Batik Sidomukti

Salah satu jenis motif batik Solo yang juga terkenal adalah batik Sidomukti. Motif batik sidomukti memiliki bentuk rumit yang terdiri dari 4 motif utama dan motif tambahan.

Menurut Kristianti Putri dan R.M Soedarsono dalam artikelnya di jurnal LAKSMI Volume 5 (2008), motif utama batik sidomukti terdiri dari pohon hayat, sayap tunggal garuda, bangunan (candi), dan binatang (kupu-kupu).

Sementara itu, motif tambahan atau motif pengisi terdiri dari motif sawah berbentuk bujur sangkar atau persegi dan isen-isen ukel. Mengingat motifnya yang begitu rumit, kain batik sidomukti lebih sering digunakan untuk acara-acara penting saja.

Motif batik sidomukti berasal dari kata 'sido' yang artinya terus menerus, serta 'mukti' yang artinya hidup berkecukupan dan bahagia. Makna filosofi motif batik sidomukti melambangkan kesejahteraan dan kemuliaan.

3. Motif Batik Slobog

Motif batik slobog juga termasuk salah satu jenis batik khas dari Solo dan Yogya. Batik slobog memiliki bentuk kotak-kotak yang dipisahkan dengan dua garis miring sehingga membentuk pola-pola segitiga.

Ari Wulandari dalam Batik Nusantara (2022) menyebut, bahwa kata slobog berasal dari kata lobok atau longgar.

Dilihat dari segi makna filosfisnya, motif slobog menggambarkan kehidupan manusia dari dalam kandungan hingga kembali ke Tuhan.

Maka itu, penggunaan batik slobog erat kaitannya dengan momen duka cita, seperti saat melayat melayat atau menghadiri upacara pemakaman seseorang.

4. Motif Batik Sawat

Jenis motif batik Solo lainnya adalah batik sawat. Motif batik sawat berbentuk burung garuda yang sedang mengepakkan sayap dan mengembangkan ekornya.

Motif sawat mengandung makna mikrokosmos, yakni berupa eksistensi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Batik sawat juga menggambarkan bahwa kehidupan manusia tak lepas dari angin, hujan, dan badai yang harus dilalui dengan tabah.

Motif batik sawat dulunya merupakan motif sakral yang hanya bisa dikenakan oleh raja atau pemimpin keraton. Saat ini batik motif sawat juga masih eksklusif dan dijual dengan harga yang relatif mahal di pasaran.

5. Motif Batik Truntum

Motif batik yang juga terkenal khas Solo adalah motif batik truntum. Motif batik truntum menggambarkan sebuah kuntum bunga yang disusun di atas sebuah kain gelap sehingga menyerupai nyala kembang api.

Motif batik truntum memiliki makna kasih sayang yang terus tumbuh dan abadi. Batik dengan motif truntum sering dikenakan pada acara selamatan atas kelahiran bayi dan acara pernikahan.

Motif ini biasanya dikenakan oleh para orang tua sebagai perlambang kasih sayang tulus yang selalu menyertai anak-anak dan tak lekang oleh waktu.

6. Motif Batik Parang Rusak

Batik motif parang lainnya yang juga khas Solo adalah batik parang rusak. Bentuk motif batik parang rusak mirip seperti huruf S yang saling berkaitan dan menyerupai ombak.

Di bagian tengah gelombang motif, dihiasi bulatan-bulatan kecil yang disusun sejajar. Sri Murtono dalam Seni Budaya dan Keterampilan (2007) menerangkan, motif parang rusak menggambarkan bentuk pedang yang tidak sempurna.

Makna motif batik parang rusak khas Solo ialah kesucian dan kekuatan. Pasalnya, pedang adalah benda sakral yang hanya digunakan untuk melawan kejahatan. Karena itu, motif batik parang rusak sering dikenakan oleh raja dan prajuritnya.

7. Motif Batik Kawung

Batik kawung merupakan salah satu motif batik tertua di Jawa. Masih menurut Murtono, batik kawung sudah terpahat di salah satu arca Kertarajasa, raja pertama Majapahit.

Motif kawung memiliki bentuk oval yang disusun secara diagonal sehingga membentuk motif bunga atau bintang. Makna motif batik kawung adalah kesempurnaan, kemurnian, dan kesucian.

Kawung juga menggambarkan cikal bakal kehidupan manusia. Motif kawung diharapkan bisa menjadi pengingat penggunanya tentang asal usulnya sehingga selalu mawas diri dan rendah hati.

8. Motif Batik Semen Rante

Motif batik semen rante adalah salah satu bentuk motif batik klasik dari Solo. Motif batik semen rante berasal dari kata semen yang artinya 'semai' dan rante yang berarti 'rante' atau 'rantai'.

Batik semen rante memiliki bentuk yang rumit berupa penggambaran kenampakan alam, sayap burung, dan bangunan candi yang saling terikat satu sama lain. Motif batik semen rante biasa dikenakan pada saat upacara lamaran oleh pihak mempelai wanita.

Motif batik semen rante sering dimaknai sebagai bentuk persetujuan pasangan untuk saling terikat dalam sebuah ikatan perkawinan.

9. Motif Batik Bondet

Motif batik bondet juga merupakan motif batik khas solo yang kerap dikenakan pada saat upacara pernikahan. Motif batik bondet tergolong rumit dan memiliki kesan mewah.

Bentuk motif batik bondet menggambarkan kenampakan alam, seperti tumbuhan dan bintang yang saling berkaitan. Makna motif ini mirip seperti batik semen rante, yaitu untuk mengikat pasangan suami istri dalam sebuah pernikahan.

10. Motif Batik Manah

Nama motif batik Solo yang lain adalah motif batik Manah. Motif batik manah berasal dari kata 'manah' yang artinya panah. Motif ini menggambarkan bentuk busur panah dihiasi ornamen flora dan fauna.

Batik dengan motif manah juga sering dikenakan saat upacara lamaran. Jika pihak wanita mengenakan batik semen rante, pihak laki-laki biasanya mengenakan motif batik manah.

Motif ini melambangkan harapan agar lamaran mempelai pria diterima dengan baik oleh keluarga besar sang wanita.

11. Motif Batik Semen Gendong

Batik semen gendong adalah salah satu jenis motif batik semen khas Solo. Bentuk motif batik semen gandong terkesan rumit dengan gambar flora, fauna, dan kenampakan alam lainnya.

Semen gendong juga merupakan jenis batik yang dikenakan saat upacara besar, seperti pernikahan dan tujuh bulanan.

Makna motif batik semen gendong melambangkan harapan agar calon pengantin bisa memperoleh nafkah secara mandiri dan sejahtera. Selain itu, semen gendong juga menggambarkan doa agar kedua pengantin segera diberi momongan.

12. Motif Batik Sido Asih

Batik sido asih menjadi salah satu jenis kain batik yang dikenakan saat acara istimewa. Di Solo, motif batik sido asih biasa dikenakan oleh putri keraton saat malam midodareni.

Motif batik sido asih sangat rumit berupa motif mahkota, flora, dan ornamen geometris maupun abstrak. Motif batik ini biasa digambar di kain berwarna cokelat gelap.

Mengutip catatan Majalah Adiluhung (2013), makna filosofis motif batik sido asih adalah harapan agar kehidupan rumah tangga penantin selalu dipenuhi dengan kasih sayang.

13. Motif Batik Sido Luhur

Batik sido luhur juga termasuk motif klasik yang berkembang di Solo dan Jogja. Motif batik sidoluhur kerap menggunakan bentuk-bentuk geometris berupa lingkaran dan gelombang.

Motif batik sido luhur memiliki makna yang sakral bagi masyarakat Jawa. Makna motif batik ini adalah keluhuran budi, ucapan, dan perilaku.

Selain itu, motif ini juga menggambarkan kekayaan materi dan kesehatan jasmani. Oleh karena itu, motif batik sido luhur sering kali dikenakan oleh para pekerja.

14. Motif Batik Gringsing

Salah satu motif batik Solo yang paling tua adalah motif gringsing. Menurut Adi Kusrianto dalam Motif Batik Klasik Legendaris dan Turunannya (2021), batik gringsing telah dikenal sejak era Majapahit sebagai motif penghias kereta kerajaan.

Motif ini terus digunakan secara turun temurun hingga era Mataram Islam. Batik gringsing tidak hanya digunakan di Keraton Solo, tetapi juga Keraton Yogyakarta.

Contoh Motif Batik Solo Modern dan Klasik

Batik Solo saat ini bisa dibedakan menjadi jenis modern dan klasik. Motif klasik merujuk pada batik yang berkembang di masa lampau dan masih lestari sampai sekarang.

Menurut Kusrianto, motif batik klasik dari Solo dapat dibedakan menjadi tiga, yakni batik keraton, batik saudagaran, dan batik petani.

Sementara itu, contoh batik motif modern berupa batik abstrak, batik gabungan, batik lukisan, dan batik cerita lama.

Berikut ini sejumlah contoh motif batik Solo modern dan klasik:

1. Contoh Motif Batik Solo Modern

Batik modern adalah batik yang susunan dan motifnya tidak terikat oleh aturan tertentu atau isen-isen. Batik modern cenderung bersifat bebas dan kurang memiliki makna yang spesifik.

Selain itu, motif batik modern juga cenderung menggunakan warna-warna yang lebih cerah, seperti merah tua, biru, ungu, dan sebagainya.

Berikut contoh batik modern:

  • Batik abstrak: batik dengan ornamen abstrak berupa burung terbang, ayam tarung, garuda, bunga, galaksi dan sebagainya.
  • Batik gabungan: batik yang motifnya berupa gabungan batik tradisional dan budaya lain, seperti batik Jepang yang lahir di era penjajahan Jepang. Batik ini memuat ornamen seperti bunga Sakura dan Gunung Fuji khas Jepang.
  • Batik lukisan: batik yang motifnya berupa karya seni lukis seperti pemandangan, hewan, dan sebagainya.
  • Batik cerita lama: batik yang motifnya menggambarkan cerita lama, seperti Ramayana dan Mahabarata.

2. Contoh Motif Batik Klasik Solo

Motif batik klasik adalah motif yang masih menerapkan aturan tradisional dalam pembuatannya. Contoh motif batik klasik Solo terbagi menjadi tiga sebagai berikut:

  • Batik keraton: batik yang identik dikenakan oleh penghuni keraton, seperti batik sidomukti, parang kusumo, sido asih, dan sebagainya.
  • Batik saudagaran: batik yang identik dikenakan oleh para saudagar atau seniman, seperti batik motif sido luhur dan kawung.
  • Batik petani: batik yang identik dikenakan oleh kaum petani, sehingga biasanya tidak dibuat secara detail dan cenderung asal-asalan. Contohnya batik motif flora, fauna, geometris dan sebagainya.

Baca juga artikel terkait BATIK atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Addi M Idhom