tirto.id - Latar belakang Pertempuran Surabaya menghasilkan puncak perang di kota tersebut pada 10 November 1945. Simak artikel ini untuk melihat latar belakang, tujuan, dan tokoh yang terlibat.
Secara umum, Pertempuran Surabaya adalah perang pertama bangsa Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Ada yang menganggap Perang Surabaya dilatarbelakangi insiden pengibaran bendera Belanda dan kematian tokoh penting dari pihak asing.
Kedua peristiwa tersebut memang termasuk di dalam timeline Pertempuran Surabaya sebelum mencapai konflik utamanya. Arek Suroboyo dan para tokoh di sana ikut serta dalam pertempuran tersebut.
Apa itu Pertempuran Surabaya Secara Singkat?
Sinkronik Pertempuran Surabaya secara singkat terjadi di Kota Surabaya pada 10 November 1945. Dengan begitu, peperangan antara pihak NICA dan masyarakat Surabaya ini tidak jauh dari waktu kemerdekaan.
Pada 10 November 1945 pukul 06.00 pagi, Inggris menggempur Kota Surabaya dari berbagai penjuru. Mereka mengerahkan segenap daya dan upayanya melalui serangan darat, laut, maupun udara.
Dalam perang Surabaya itu, sebagaimana menurut penelitian Lorenzo Yauwerissa yang dibukukan dalam 65 Tahun Kepahlawanan Surabaya (2011), setidaknya melibatkan 20 ribu tentara dari Indonesia. Sementara unsur warga sipil yang terlibat mencapai 100 ribu orang.
M.C. Ricklefs dalam A History of Modern Indonesia (1993) mencatat, dampak dari peristiwa bersejarah ini menewaskan setidaknya 6.000-16.000 orang dari pihak Indonesia. Sedangkan korban tewas dari pasukan Sekutu kira-kira sejumlah 600-2.000 orang.
Menurut Stanley Woodburn Kirby dalam The War Against Japan (1965), tidak kurang dari 200.000 orang yang terdiri dari rakyat sipil terpaksa mengungsi dari Surabaya ke daerah-daerah yang lebih aman akibat pecahnya pertempuran tersebut.
Pertempuran Surabaya juga telah menggerakkan rakyat di seluruh Indonesia untuk melakukan perlawanan. Para pemuda, pedagang, petani, santri, serta berbagai kalangan lainnya menyatukan nyali demi mempertahankan kemerdekaan bangsa.
Setahun setelah peristiwa tersebut, yakni pada 10 November 1946, Presiden Sukarno secara resmi menetapkan bahwa setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Apa Latar Belakang dan Penyebab Terjadinya Pertempuran di Surabaya?
Sebelumnya, pasukan Sekutu, termasuk ada Inggris dan Belanda (NICA), telah tiba di Jakarta pada 15 September 1945. Pasukan gabungan yang baru saja memenangkan Perang Dunia Kedua atas Jepang ini memasuki Kota Surabaya pada 25 Oktober 1945.
Pasukan Sekutu yang tergabung dalam Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees (RAPWI) atau Bantuan Rehabilitasi untuk Tawanan Perang dan Interniran untuk melucuti senjata tentara Jepang.
Lantaran persinggungan antara masyarakat setempat dan pihak RAPWI, konflik pun tak terhindarkan. Perang pertama antara pejuang RI dan arek-arek Surabaya melawan Sekutu atau Inggris terjadi pada 27 Oktober 1945.
Pada 30 Oktober 1945, dinukil dari Sedjarah TNI-Angkatan Darat 1945-1965 (1965), orang yang memimpin pasukan Inggris di Jawa Timur, Brigadir Jenderal Aubertin Mallaby, tewas dalam suatu insiden.
Latar belakang terjadinya Pertempuran Surabaya salah satunya adalah kematian Aubertin Mallaby. Posisinya sebagai orang yang mengepalai pasukan di Jawa Timur tersebut digantikan oleh Mayor Jenderal Robert Mansergh.
Saat itu, dia tengah menjabat sebagai Komandan Divisi 5 Inggris. G. Moedjanto dalam Indonesia Abad ke-20 (1998) menuliskan, tanggal 9 November 1945 Mayor Jenderal Robert Mansergh mengeluarkan ultimatum kepada rakyat Surabaya.
Ultimatum yang jadi latar belakang Pertempuran Surabaya 10 November 1945 tersebut berbunyi sebagai berikut.
- Seluruh pemimpin Indonesia di Surabaya harus melaporkan diri.
- Seluruh senjata yang dimiliki pihak Indonesia di Surabaya harus diserahkan kepada Inggris.
- Para pemimpin Indonesia di Surabaya harus bersedia menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat.
Apa Latar Belakang Peristiwa Bendera di Surabaya?
Kronologi Pertempuran Surabaya tidak terlepas dari sejarah perobekan warna biru pada bendera milik Belanda di Hotel Yamato. Sejarah heroik ini terjadi sejak RAPWI bertempat tinggal di hotel tersebut.
Pada 31 Agustus 1945, pemerintah menyerukan bahwa bendera Merah Putih harus dikibarkan di seluruh wilayah Indonesia mulai 1 September 1945. Kendati demikian, masih ada yang mengibarkan bendera Belanda di Surabaya.
Bendera itu persis berkibar di suatu hotel yang kini dinamakan sebagai Hotel Majapahit. Orang-orang dari pihak Belanda dan Sekutu saat itu baru sampai di hotel pada 18 September 1945.
Masyarakat sekitar menganggap bahwa pengibaran bendera yang dilakukan eks penjajah sebagai bentuk provokasi. Oleh karena itu, beberapa pemuda merobek warna biru bendera pada 19 September 1945.
Pemuda Surabaya kala itu menaikkan kembali bendera dengan menyisakan warna merah dan putih. Sejarah ini merupakan salah satu timeline Pertempuran Surabaya lantaran peperangan berikutnya juga terjadi kota serupa.
Apa Tujuan Pertempuran Surabaya?
Hario Kecik dalam Pemikiran Militer 5: Gerak Maju Jalur Pemikiran Abad ke 21 Homo Sapiens Modern Kembali ke Benua Afrika (2009) menggambarkan Pertempuran Surabaya 10 November 1945 lewat tulisan sebagai berikut:
“Tiap kali kita merayakan Hari Pahlawan, 10 November, kita menyatakan supaya kita membangkitkan semangat seperti pada waktu 10 November 1945, di mana rakyat Kota Surabaya melawan tentara Inggris yang ingin menghukum dan menundukkan penduduk Kota Surabaya. Sebuah pertempuran besar yang terkenal secara internasional.”
Berdasarkan kutipan tersebut, tujuan Pertempuran Surabaya adalah mempertahankan kedaulatan Indonesia dengan cara melawan tentara Inggris. Masyarakat Surabaya juga bertujuan untuk menolak ultimatum Inggris yang cenderung mendominasi.
Siapa Tokoh Pertempuran di Surabaya?
Terdapat beberapa nama tokoh yang melibatkan diri di dalam Pertempuran Surabaya. Salah satu nama pahlawan yang terkenal menyuarakan semangat saat itu adalah Bung Tomo.
Berikut daftar nama tokoh pertempuran di Surabaya.
- Bung Tomo
- Gubernur Suryo
- H.R. Mohammad Mangoendiprodjo
- K.H. Hasyim Asy'ari
- Mayjen Moestopo
- Abdul Wahab Saleh
- Mayjen Sungkono
Ada berbagai informasi dan rangkuman materi sejarah serta mata pelajaran lainnya yang dapat diakses di sini. Berikut tautan yang bisa peserta didik ketuk untuk melihat informasi selengkapnya.
Editor: Agung DH
Penyelaras: Ibnu Azis, Yulaika Ramadhani & Yuda Prinada
Masuk tirto.id







































