tirto.id - Bagaimana kronologi pertempuran Surabaya 10 November 1945 yang jadi sejarah Hari Pahlawan Nasional?
Pada 10 November setiap tahunnya, Indonesia memperingati Hari Pahlawan yang asal mula penetapannya dicanangkan berdasarkan sejarah Pertempuran Surabaya 77 tahun silam. Khususnya tahun ini, tema yang diangkat untuk memperingati Hari Pahlawan adalah “Pahlawanku Teladanku”.
Pertempuran di Surabaya tersebut pecah pada 10 November 1945. Setelah merdeka, sejarah Indonesia ternyata sempat terlibat konflik dengan pasukan Belanda-Inggris di daratan Jawa Timur tersebut.
Rentetan peristiwa gesekan di Surabaya ini dimulai sejak September 1945. Tepatnya pada tanggal 19, Insiden Hotel Yamato terjadi. Hal ini dipicu oleh pengibaran bendera Belanda di atas gedung hotel tersebut.
Marwati Djoenod dalam Sejarah Nasional Indonesia: Volume 6 (1984) menerangkan bahwa kala itu ada beberapa orang Surabaya yang merobek bendera. Mereka hanya mengambil bagian yang berwarna biru dan menyisakan bendera Merah-Putih.
Mengapa 10 November Ditetapkan Sebagai Hari Pahlawan?
Konflik tadi berlanjut pada 30 Oktober 1945. Setelah berjanji untuk mengadakan gencatan senjata pada 29 Oktober 1945, ternyata keesokan harinya malah muncul peristiwa berdarah.
Bentrokan antara kedua belah kubu masih terjadi sampai akhirnya menyebabkan kematian Jenderal Mallaby, Pemimpin Tentara Inggris untuk wilayah Jawa Timur. Peristiwa ini membuat Inggris geram sehingga atas nama Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh mereka membuat ultimatum 10 November 1945.
Salah satu isi dari ultimatum bertanggal 9 November itu adalah disuruh menyerahnya Indonesia. Pada 10 November 1945, maka dimulailah perang antara tuan rumah dengan pendatang yang banyak mengatur.
Perang pasca-kemerdekaan dengan pihak Inggris ini banyak memunculkan korban jiwa di kedua belah pihak. Selama tiga minggu, akhirnya perang usai dengan menghasilkan Kota Surabaya yang dijuluki Kota Pahlawan.
Satu tahun setelah perang tersebut, 10 November 1946, Sukarno selaku Presiden RI menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan. Peringatan sebagai bentuk penghargaan terhadap pahlawan ini berlanjut diadakan hingga saat ini.
Kronologi Pertempuran Surabaya dan Hari Pahlawan 10 November
Berikut ini adalah gambaran kronologi dari waktu ke waktu mengenai Pertempuran Surabaya dan penetapan 10 November sebagai Hari Pahlawan.
31 Agustus 1945
Pada 17 Agustus 1945, Indonesia sudah mendeklarasikan kemerdekaannya. Tepat pada 31 Agustus 1945, pemerintah menyuruh masyarakat untuk mengibarkan bendera Indonesia di seluruh wilayahnya.
19 September 1945
Di Hotel Yamato yang kini bernama Hotel Majapahit, ternyata masih ada bendera Belanda yang dikibarkan. Pada 19 September 1945, ada beberapa pemuda asal Surabaya yang memanjat gedung dan merobek bendera tersebut.
Kala itu, mereka mengambil bagian berwarna biru sehingga yang tersisa adalah merah-putih. Dengan begitu, mereka menginginkan bendera negara Indonesia yang berkibar di sana.
25 Oktober 1945
Pada 25 Oktober 1945, beberapa pasukan Sekutu datang ke Surabaya. Di antaranya ada pasukan bernama RAPWI (Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees) yang bertugas mengambil persenjataan Jepang.
Pasukan tersebut terdiri dari tentara-tentara negara sekutu, termasuk Belanda dan Inggris yang sebelumnya hadir di Jakarta pada 15 September 1945. Kehadiran mereka ini ternyata membawa kegeraman masyarakat Surabaya.
27-30 Oktober 1945
Dua hari setelah kedatangan pasukan Sekutu, gesekan-gesekan mulai terjadi antara pihak pendatang dan tuan rumah. Kejadian ini berlangsng mulai 27 Oktober 1945 hingga ditandatanginya perjanjian gencatan senjata pada 29 Oktober 1945.
Namun, ternyata pada keesokan harinya terjadi lagi pertempuran. Bahkan, peristiwa 30 Oktober 1945 ini berhasil menjatuhkan Pemimpin Tentara Inggris di Jawa Timur, Jenderal Aubertin Mallaby. Semenjak itu, ia pun digantikan posisinya oleh Mayor Jenderal Robert Mansergh.
9 November 1945
Melihat semangat arek Surabaya yang tak terkendali dalam mempertahankan kemerdekaan negaranya, Robert Mansergh pun membuat ultimatum.
Isinya berbunyi tentang (1) lapor diri pemimpin Indonesia di Surabaya, (2) penyerahan senjata pihak Indonesia, dan (3) menandatangani keterangan menyerah tanpa syarat.
10 November 1945
Selaku pejuang, masyarakat Surabaya tak memperhatikan isi ultimatum tersebut. Mereka yang disuruh tunduk pada 10 November 1945 justru berjuang mempertahankan tanah air tempat kelahirannya.
Pagi hari pukul 06.00 WIB, Inggris menghajar Surabaya dari berbagai macam angkatan miliknya. Di antaranya ada serangan dari arah laut, udara, dan darat. Namun, Rakyat Surabaya tetap mengobarkan semangat pertempurannya meski harus mengorbankan nyawa.
Lorenzo Yauwerissa dalam 65 Tahun Kepahlawanan Surabaya (2011) menyebut ada 20 ribu tentara Indonesia yang andil di dalam pertempuran tersebut. Sementara itu, ada juga 100 ribu warga sipil yang ikut membantu peperangan.
Berdasarkan buku Kemensos berjudul Pedoman Hari Pahlawan Tahun 2022 (hlm. 19), 20.000 orang Surabaya jadi korban saat itu. Sementara, ada 150.000 orang yang harus pergi dari Kota Pahlawan. Terakhir, korban jiwa pihak Inggris ada sekitar 1600 jiwa.
10 November 1946
Satu tahun setelah Pertempuran Surabaya, Sukarno selaku Presiden RI menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.
Peringatan nasional ini diadakan demi mengingat jasa tokoh-tokoh dan rakyat Surabaya yang terlibat dalam upaya mempertahankan kedaulatan negara. Hingga saat ini, peringatannya masih dilakukan setiap tahun.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yulaika Ramadhani