tirto.id - Kematian Aubertiu Walter Shotern Mallaby atau lebih dikenal dengan nama Jenderal Mallaby di Surabaya menjadi salah satu pencetus Pertempuran 10 November. Brigadir jenderal Britania yang kematiannya masih misterius ini membuat murka tentara NICA di Surabaya.
Jenderal Mallaby datang ke Indonesia pada 25 Oktober 1945 dengan pasukan Inggris yang mayoritas terdiri dari orang-orang India, Pakistan, dan Nepal. Tujuan mereka adalah untuk melucuti senjata Jepang yang saat itu telah kalah di Perang Dunia II.
Tak hanya itu, pasukan Inggris tersebut juga membebaskan tahanan Belanda serta melucuti senjata penduduk pribumi. Hal ini memicu kemarahan dari rakyat Surabaya.
Lima hari setelah kedatangannya di Indonesia, Jenderal Mallaby tewas tertembak oleh seseorang yang tidak dikenal di dekat Jembatan Merah. Mobilnya kemudian hangus terbakar karena granat. Insiden ini membuat jasadnya tak mudah untuk dikenali.
Jabatannya kemudian diambilalih oleh Mayor Jenderal E.C. Mansergh. Ia kemudian mengeluarkan ultimatum agar rakyat Surabaya menyerahkan senjata mereka tanpa syarat. Pada 10 November 1945, pecahlah Pertempuran 10 November karena rakyat tidak menghiraukan ultimatum tersebut.
Riwayat Jenderal Mallaby
Pada 12 Desember 1899 di Britania Raya, Mallaby lahir dari pasangan William Calthorpe and Katharine Mary Francis Mallaby. Sejak remaja, ia sudah akrab dengan dunia militer. Ia bersekolah di kadet militer Inggris kemudian dilanjutkan bertugas sebagai Letnan Dua di tentara Inggris-India.
Pangkatnya naik-turun sesuai jenis tugas yang ia emban. Mallaby pernah menjabat sebagai letnan satu, perwira, kapten, dan mayor.
Pada Perang Dunia kedua tahun 1941, Mallaby menjabat sebagai letnan kolonel. Ia kemudian juga menjabat sebagai brigadir. Pada tahun 1942, ia ditugaskan di Deputi Direktur Operasi Militer di Kantor Urusan Perang.
Tahun berikutnya pada April sampai Agustus, ia berada di Resimen Punjab. Setelahnya dia memimpin batalyon di Resimen Hyderabad.
Akhirnya pada tahun 1944, Mallaby memimpin pasukan Brigade Infanteri India ke-49 dan dikirim ke Surabaya. Pangkat Mallaby sebelumnya sudah Mayor Jenderal, namun karena memimpin brigade, pangkatnya turun menjadi brigadir. Naas, pada usianya yang ke-45 ia tewas dalam sebuah baku tembak. Jasadnya kemudian dimakamkan di pemakaman Ereveld Meteng Pulo, Jakarta.
Penulis: Salma Mahjatina Zahra
Editor: Agung DH